12🍉

7.1K 537 4
                                    

📌Tolong tinggalin jejak guys!!!

Shena seketika memandang wajah Kara dengan pandangan tak terbaca, Shena akui saat ini perasaannya tidak karuan gadis itu benar-benar merindukan bundanya. Tanpa terasa kedua mata Shena berkaca-kaca, siap untuk menumpahkan setiap tetesannya dengan sekali kedip.

Melihat hal tersebut sontak Kara terlihat khawatir dan berjalan semakin mendekati Shena, "Sayang kamu kenapa? Ada yang salah sama ucapan Mama?" tanya Kara meminta penjelasan.

Tidak ingin kehilangan kesempatan yang menurutnya langka, Shena segera menanyai Kara berusaha memastikan pendengarannya. "Mama beneran mau masakin makan kesukaan Shena?" ujar gadis itu dengan suara sendu namun penuh harap.

"Iya sayang, Shena mau dimasakin apa?" ulang Kara mengulang pertanyaannya.

"Eumm Shena mau tumis cumi boleh?" Ucap gadis itu.

Kara mendengar permintaan Shena justru mencubit kedua pipi chubby gadis itu dengan gemasnya. "Boleh dong masih ada stok cumi di flizeer lagian, Yaudah yuk masak," Ajak wanita cantik itu.

Shena menganggukkan kepalanya antusias "Yuk Ma." Perasaan senang dan bersemangat tidak dapat Shena sembunyikan, rasanya dirinya berasa tanpa beban kali ini. Bipolar Shena sedang ada di fase maniak(perasaan senang berlebihan).

Dapat Ziel nilai suasana dapur terlihat lebih hangat, mamanya serta Shena sibuk dengan kegiatannya masing-masing, dua manusia berbeda usia itu juga sesekali menyelingi dengan candaan, suara tawa keduanya dapat ditangkep oleh Ziel.

Melihat itu Ziel tersenyum tulus. "Terimakasih Shen, berkat lo gue bisa lihat tawa Mama lagi, sudah lama gue gak lihat Mama tertawa selepas itu semenjak meninggalnya Adik gue," bantin Ziel.

Rupanya dirinya masih betah berdiri di pojokkan dapur, "Gema" panggil seseorang, "Sedang apa kamu disini Nak?" lanjut orang di belakang Ziel bertanya.

Melihat sosok papanya Ziel, "Eh Papa udah pulang Pa?" tanya Ziel basa-basi sambil mencium tangan Bagas.

"Kamu sedang apa di sini Papa panggil dari tadi juga," lanjutnya.

"Hehehhehe itu," sahut Ziel sambil mengarahnya telunjuknya ke arah dapur.

Dahi Bagas berkerut heran, "Gadis itu siapa?" tanya ia penasaran dengan gadis yang sedang memasak dengan istri tercintanya.

Dengan bangga sambil menepuk dadanya Ziel berucap, "Pacar Gema dong!"

"Papa suka sama pacar kamu yang sekarang, kelihatnnya dia gadis yang baik," ucapnya setelah beberapa saat mengamati gadis yang disebut pacar oleh Ziel, "Jagain dia Nak." Nasehat Bagas sebelum melangkahkan kakinya menuju kamar. Lelaki paruh baya itu merasa gerah, dan ingin segera membersihkan badannya.

*****

Jam menunjukkan pukul 19:30, terlihat 4 manusia yang sedang berkumpul di meja makan.

"Kayaknya enak nih Ma," puji Bagas yang matanya tak bisa lepas dari hidangan makan malam kali ini.

"Iya dong ini semua Mama sama Shena yang masak," bangga Kara dengan hasil masakannya di meja makan.

Bagas menggoda Shena, "Wah calon mantu Pyah pintar masak ternyata, bagus deh Gema gak bakal mati kelaparan".

Shena dan Ziel hanya menunduk malu mendengar gurauan tersebut.

Terlihat ada menu tumis cumi sesuai permintaan Shena, ongseng kakung, ayam goreng, juga sop jamur di meja makan, serta buah sebagai pencuci mulut.

Bagas sempet berkenalan tadi dengan Shena,

Kara mengambilkan makanan untuk suaminya terlebih dahulu, setelah itu beralih ke Shena "Sayang, Shena mau makan sama apa?" tanya wanita cantik itu sambil mengambilkan nasi untuk Shena

Shena Aquella {SELESAI}.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang