47🤯

14.7K 626 68
                                    

📌FOLLOW🌺

Sean meraih kunci mobilnya. Fikiran pemuda itu tengah kalut sekarang. Dia takut terjadi sesuatu dengan adiknya di luaran sana. Rasa bersalah menyelimuti perasaan Sean. Andai kemaren dia tidak mengacuhkan gadis itu mungkin kejadiannya tidak akan seperti ini.

Saat akan keluar Ziel datang. "Zel woy," seru Sean.

"Lo lihat Shena?" tanya Sean tanpa basa-basi.

Ziel yang baru datang sudah ditodong pertanyaan seperti itu hanya menyerkitkan dahinya bingung.

"Hah gimana maksudnya?"

"Iya lo lihat Shena?"

"Lah ini gue mau ngejemput dia, sekalian minta maaf. Hubungan gue lagi nggak baik kemaren sama Shena. Dari semalem gue coba telfon nggak aktif ponselnya."

"Shena kabur, dia pergi dari rumah. Ini gue mau nyari!" pekik Sean khawatir.

Ziel melebarkan kedua matanya tidak percaya. "Serius?"

"Yakali gue bohong, seriuslah Bambang!" Sean terlihat terburu menghampiri motornya.

"Gue ikut, kita mencar cari Shenanya, lo hubungi gue kalau ada kabar!" seru Zieldra.

Mereka mencari Shena dengan arah yang berlawanan. Di tengah kebingungannya hp Sean berdering.

Drrrtttttt....

Sebuah panggilan masuk dari Keyla. Kebetulan Sean bisa nanyain tentang Shena ke gadis itu.

"Hallo Key..."

"Gue mau nanya!" ucap mereka bersamaan.

"Gue dulu, Shena mana Kak? Udah 1 minggu Shena nggak masuk tanpa keterangan. Gue coba hubungi nomer dia nggak pernah aktif aktif!" jelas Keyla.

Sean yang mendengar itu semakin cemas, 1 minggu? Berarti Shena kabur udah lama kan? Fikir pemuda itu.

"Gue tadinya mau nanya Shena juga ke Lo, kita sempet ada masalah keluarga kemaren. Dan gue baru tau tadi pagi kalau Shena kabur dari rumah!" jelas Sean.

"Hah Shena kabur? Gue bantu cari dia!" pekik Keyla, dan setelah itu panggilan berakhir.

Hampir seharian mereka berkeliling jakarta guna mencari keberadaan Shena. Namun juga belum membuahkan hasil.

Sean kembali dengan tangan kosong. Jam menunjukkan pukul 11 malem. Makam Bunda, tempat-tempat yang biasa Shena datengi, tidak ada satupun yang menunjukkan jejak adiknya.

Sean kembali ke rumah dengan pandangan sendu. Rasa khawatir menyelimuti fikiran pemuda itu. "Gimana Kak? Ada kabar?" tanya Zet yang juga sama khawatirnya dengan Sean.

"Enggak Yah, semua tempat yang Shena biasa kunjungi nggak ada jejak gadis itu. Sean juga udah nanya ke orang-orang nggak yang lihat Shena.

Pagi harinya di tengah kecemasan yang terjadi, Sumi berlari kalang kabut mendekati majikannya. "Tuan Aden saya nemu tisu bekas banyak darah di tempat sampah non Shena saat beresin kamar non barusan!"

"Bawa kesini Bi, saya mau lihat!" suruh Zet.

"Ini Tuan," ujar Sumi kembali membawa kresek sampah hitam.

Ditumpahkannya seluruh isi plastik dilantai. Mata Zet dan Sean membola sempurna. "In....ni dari ka....mar Shena Bi?" tanya Zet memastikan.

Bukan hanya satu atau dua lembar. Tapi hampir satu plastik penuh berisi tisu yang ada bekas darahnya.

"Iya Tuan. biasanya kalau Bibi mau buang sampah pasti tempat sampah udah bersih, non Shena yang buang. Bibi sampai heran." Yah Shena memang serapi itu menyembunyikan penyakitnya.

Shena Aquella {SELESAI}.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang