Keadaan Ziel jauh dari kata baik-baik saja. Di sekolah dia lebih pendiam sekarang. Semuanya terasa hambar sekaligus kosong.
Sejak kepergian orang terpenting dalam hidupnya Zieldra menghabiskan hampir 60% di kamar. Kecuali sekolah tentunya.
Saat ini Zieldra tengah membereskan meja belajarnya, hingga sebuah surat jatuh dari sebuah buku.
Zieldra menyerkit keheranan, dia merasa asing dengan kertas di depannya saat ini. Dengan terburu Zieldra membuka lipatan kertas tersebut.
Zieldra Gema Bagaskara.
Hallo sayang,....
Aku harap kamu baik-baik aja waktu baca surat ini.
Maaf ya aku perginya buru-buru.
Bahkan mungkin pertemuan terakhir kita tergolong singkat.Dunia terlalu kejam buat aku huni Zel.
Berulang kali luka itu datang dari orang terdekatku,
Dan luka paling hebat datang dari Ayah....
Cinta pertama aku.Udah dari lama aku pengen ngakhirin semuanya..
Dari awal mental aku udah rusak Zel, dan perlahan waktu berkerja sama buat hancurin fisik aku.
Tapi aku ingat sesuatu, aku masih punya kamu!Penyemangat aku! Moodboster aku! Tempat pulang aku!.
Zieldra,,,,
Saat kamu baca surat ini, mungkin aku udah bahagia sama Bunda.
Udah nggak ada lagi luka yang tersisa.
Melebur bersama waktu didimensi yang berbeda.Dan aku harap, kamu bisa seperti aku ya!
Enggak, bukan nasipnya!
Namun keiklasannya.
Tolong relain kepergian aku,
Kamu harus bahagia, karena itu yang aku mau.Raih mimpi kamu, jangan patah semangat.
Aku titip Mama Kara ya, jagain Mama buat aku.
Kamu nggak boleh sedih-sedih lagi, nanti aku marah loh!!!!Satuhal yang harus Zieldra tau, Shena sayang banget sama Zieldra!
Dan terimakasih sudah jadi pelangi di hidup aku yang awalnya buram tanpa warna.Salam sayang, Shena Aquella Alzaetta.
Air mata Zieldra berjatuhan, rasa sesak kembali hadir. "Sayang, aku kangen."
Hari ini usia pemuda itu genap 18 tahun. Zieldra kembali terpaku memfokuskan padangannya pada sebuah kertas yang dia genggam.Di tengah kesunyian yang tercipta Kara memasuki kamar putranya. "Sayang ini ada paket," ujarnya memecahkan keheningan.
Ziel menoleh, padangannya beralih fokus pada sebuah kotak diatas tempat tidurnya, "Gema nggak pesan apa-apa," ujar Ziel menantap Kara bingung.
"Dari seseorang, Gema buka ya! Mama kebelakang dulu."
Merasa penasaran dengan segera Ziel membukanya, "Dari siapa?" gumamnya heran sambil mencari-cari nama pengirimnya.
Merasa tidak menemukan sesuatu, dengan segera dibuka kotak itu.
Deg.
Sebuah Album. Diraihnya album itu lantas dibukanya secara perlahan. Lembar demi lembar penuh akan foto dirinya.
"Shena" gumamnya lirih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shena Aquella {SELESAI}.
Teen Fiction•~•~•~•~•~•~•~•~~•~•~•~•~• "Ayah minta tolong ke Shena, pertimbangin permintaan Ayah kemaren." Paham akan maksud arah pembicaraan Zet, Shena masih diam. Menunggu Zet menyelesaikan ucapannya. "Kondisi Zoya semakin sering drop sekarang. Paling nggak...