WOOOYYYYY VOTE LAH WEHHHH, KOMEN JUGA!!!!!JANGAN NGADI-NGADI KALIAN MAEN PERGI GITU AJA.😶😶😶😶😶😶😶😶😶😶😶😶
*****
Sean memasuki rumahnya, sebuah bangunan yang terdiri dari 3 lantai dengn desain interior klasik modern dengan cat tembok berwarna putih kombinasi hitam, yang semakin menambah kesan mewah serta elegan.
Sean melangkahkan kakinya menuju tangga Berniat untuk segera merebahkan diri di kamar pemuda itu, namun langkah Sean terhenti di ruang keluarga, pandangannya tertuju pada 2 manusia yang sama berartinya di hidup Sean.
"Ini ceritanya lagi family time atau gimana? Kok Sean ga diajak sih?" celetuk pemuda tampan tersebut.
"Ya suruh siapa lo main terus," ujar Shena
"Healing Shen, healing." kata Shean sambil tertawa.
"Dih, paling nongkrong sama dua curut itu," tebak Shena
"yups! Eh iya mereka titip salam ke lo Shen, kapan-kapan kalau ada waktu mau mampir katanya" kata Sean menjelaskan.
Dua curut yang dimaksud adalah sahabat Sean, yaitu Raka dan Alvin, mereka bertiga di pertemukan 5 tahun lalu lebih tepatnya saat mengikuti MOS di waktu SMP, dari situlah awal mereka bersahabat.
Sekarang Raka dan Alvin sekolah di SMA Artarik yaitu sekolah lama Sean sebelum pindah ke Atlantas.
Dan Shena mengenal kedua manusia itu karena mereka dulu sering mampir atau bahkan nginep di rumahnya. Jadilah mereka dekat bahkan menganggap Shena seperti adik kandung mereka sendiri.
"Waalaikumsalam," jawab Shena menjawab titipan salam dari Raka, Alvin.
"Gila kangen banget gue sama mereka," sambung Shena.
"Ehm.....ehm.." dehem Zet
"Kacang mahal ya sekarang," celetuk Zet kembali.
"Heheheh hallo boss besar," sapa Sean lengkap dengan cengirannya.
"Iya tau deh tau, yang lagi asik sendiri, Ayahnya malah dicuekkin," timpal Zet merajuk.
Bukannya membujuk Ayahnya Sean justru semakin meledek Zet, "Idih udah tua juga masih ngambek, malu sama uban Tuan," ujar Sean kurang ajar.
"Sembarangan kalau ngomong! Gini-gini juga Ayah belum ubanan tau, masih kece!" kata Zet percaya diri sambil menaik turunkan kedua alisnya.
"Hahahahaha, percaya jangan Shen?" tanya Sean ke Shena meminta pendapat.
"Hahahahh percaya aja Kak, biar uang bulanan aman."
"Tumben pinter Adek gue."
"Gue emang pinter kali Kak."
"Ya Allah dosa apa hamba punya dua anak sifatnya kaya gini," ucap Zet dramatis.
Dan berlanjutlah mereka bertiga ngobrol random hingga larut petang.
*****
Pagi hari dengan rutinitas yang sama.
Sebuah keluarga tengah duduk di ruang makan. Dengan posisi duduk Shena dan Sean bersebelahan lalu Zet ada di sebrang mereka.Saat mereka sudah selesai makan dan mau berpamitan Zet berkata, "Sean, Shena Ayah mau izin, Ayah harus ke Kalimantan selama 1 bulan, mau buka perusahaan cabang baru di sana."
"Kapan berangkat Yah?" tanya Sean
"Hari ini jam 8," jawab Zet.
"Kok dadakan sih bilangnya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Shena Aquella {SELESAI}.
Roman pour Adolescents•~•~•~•~•~•~•~•~~•~•~•~•~• "Ayah minta tolong ke Shena, pertimbangin permintaan Ayah kemaren." Paham akan maksud arah pembicaraan Zet, Shena masih diam. Menunggu Zet menyelesaikan ucapannya. "Kondisi Zoya semakin sering drop sekarang. Paling nggak...