38🙃

6.3K 388 38
                                    


Di sisi lain di kediaman Alzaetta, seseorang tengah terbaring lemah di ranjang ukuran queen size miliknya. Nafas dia tidak beraturan membuat sepasang Suami-Istri khawatir akan keadaan gadis itu.

"Zoya sayang, bangun dulu yuk inhaler nya dipake dulu!" gumam Lina lembut.

"Huuh.... Huuuh...engap Ma.. Zoya susah nafas... "raut wajah kesakitan terlihat jelas di mukanya.

Zet pun ikutan kalang-kabut. Dan bodohnya dia mengetahui jika Zoya punya asma yang sudah akut baru-baru ini. Jujur dia merasa bersalah sekaligus gagal sebagai Ayah.

Setelah 5 menit akhirnya inhaler yang dikasih Lina dapat bekerja, nafas Zoya mulai terdengar teratur.

Tapi tidak bisa dipungkiri, wajah gadis itu masih pucat, dengan butiran keringat mengalir di pelipisnya.

"Maafin Papa sayang yang baru mengetahui keadaan kamu."

"Gapapa Pa, udah biasa lagian Zoya kambuh kaya gini," ujar dia sambil tersenyum manis, seolah berkata bahwa dirinya baik-baik saja.

Lina masih ada disana, dia menatap interaksi Zet dan Zoya, dengan hati menghangat.

"Kamu mau minta apa sayang? Sebagai bentuk rasa bersalah Papa ke kamu selama ini?" Zet bertanya sembari mengusap puncak kepala Zoya.

"Boleh Pa?" tanya Zoya antusias. Namun seketika wajah dia kembali sayu.

Zet menatap bingung ke arah Zoya. "Zoya emangnya mau minta apa dari Papa? Hmmm?"

"Nggak jadi deh, lagian Papa juga nggak bakal bisa kabulin permintaan Zoya yang satu ini," jawabnya sambil menunduk. Hal itu tentu membuat Zet semakin penasaran.

"Papa janji bakal kabulin apapun permintaan Zoya!" Zet berucap yakin, sembari menatap sayang wajah pucat salah satu anak gadisnya.

"Eeuuummmm."

"Katakan aja sayang, apa yang Zoya pengen?"

"Zoya... Zoya mau Zieldra Pa."cicitnya.

Zet mengerutkan dahinya bingung, "Siapa dia?"

"Dia mantan Zoya, Zoya masih sayang banget sama dia, tapi sekarang Zieldra justru ngejalin hubungan sama Kak Shena!" Zoya menjawab pertanyaan Zet dengan nada sedihnya.

Lina dapat menangkap maksud ucapan Zoya, wanita itu tersenyum. "Pintar juga anak aku satu ini," batin Lina.

"Zieldra, cowok yang kita temuai di rumah sakit sama yang kemaren kerumah?" Zet mulai menebak cowok yang Zoya mau.

"Iya,,, dulu kita putus karena kesalahfahaman Pah, Zoya pengen bisa balikan sama Zieldra lagi."

"Tolong ya Pah, bantu Zoya... bilang sama Kak Shena suruh ikhlasin Zieldra buat Zoya."

Raut keraguan terlihat jelas di wajah Zet. Dari banyaknya pria di bumi. Kenapa kedua putrinya justru menyukai cowok yang sama?

Zet masih terdiam belum menunjukkan respon apapun, fikirannya sedang berkelana ke mana-mana. Sungguh dia tidak ingin Shena ataupun Zoya sama-sama tersakiti.

"Zoya cari laki-laki lain aja yah? Nanti kamu Papa kenalin ke anaknya teman bisnis Papa," ujar Zet mencoba memberikan pengertian.

"Yaudah nggak papa Pah, Papa nggak perlu cariin cowo buat Zoya."

"Bener emang firasat Zoya selama ini, kalau Papa lebih sayang sama Kak Shena, beruntung banget ya jadi dia, punya Kakak, Papa, pacar, sahabat yang sayang sama dia, hehehhehe," ujar Zoya dengan tawa sumbangnya.

"Sedangkan Zoya dari dulu cuma berdua sama Mama, Papa dateng 1 bulan sekali itupun nggak lebih dari 3 hari!"

Zet merasa tertampar dengan ucapan salah satu putrinya, setelah berfikir sejenak akhirnya Zet menyetujui sarah dari Zoya. Nggak ada salahnya kan Shena mengalah sesekali untuk Adiknya??

Shena Aquella {SELESAI}.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang