30😮

7.3K 401 8
                                    

Pagi haripun tiba, kali ini berbeda dengan biasanya, Shena sarapan bersama keluarga Zieldra. Kehadiran Kara menimbulkan perasaan hangat tersendiri untuk dirinya. Seperti pelengkap sesuatu yang sudah lama kosong.

Di ruang makan tersebut, terlihat Ziel yang sudah siap dengan seragam Atlantas yang melekat di tubuh pemuda itu,

Bagas dengan stelan celana hitam kemeja putih lengkap dengas jas yang menambah kesan gagah untuknya.

Berbeda dengan kedua orang itu Shena justru masih memakai kaos pendek serta celana berbahan kaos. Dia memang sudah mandi hanya saja seragamnya masih di rumah. Efek-efek semalem dia kabur dadakan jadi yah seperti ini lah jadinya.

Sehabis sarapan Shena memang berniat kembali kerumahnya, dengan tujuan mengganti seragam serta menggambil buku mata pelajaran hari ini.

"Udah beres Shen?" Zieldra mengeluarkan suaranya.

Shena menganggukkan kepalanya, sebagai pertanda bahwa sarapannya telah selesai.

"Yaudah yuk, gue anter pulang takut terlambat," Zieldra berdiri sesudah melirik kearah jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 05:50 WIB.

"Tapi ini," Shena berniat untuk membereskan bekas makannya.

Namun, sebelum itu suara Kara lebih dulu terdengar, "Biar Mama aja yang beresin, udah Shena sana berangkat keburu terlambat," suruh Kara.

Shena menatap Kara dengan pandangan ragu sekaligus tidak enak, "Eum... Nggak papa Ma?"

Kara tersenyum lembut, "Nggak papa sayang, udah sana Shena berangkat sekarang. Nanti kalau Shena belum siap pulang tidur di sini lagi ya," kata Kara memberi pesan.

"Iya Ma, yaudah kita berangkat dulu ya. Assalamualaikum."

Shena dan Zieldra mengecup punggung tangan Kara dan Bagar bergantian.

"Waalaikumsalam."

"Hati-hati."

Saat ini Shena sudah duduk dimobil Ziel, dengan Zieldra yang mulai menjalankan mobilnya meninggalkan halaman kediaman Bagas.

"Gimana Ay semalem tidurnya?" tanya Zieldra.

"Nyenyak nggak?"

Shena tersenyum, kemudian menjawab pertanyaan Zieldra. "Nyenyak banget. Semalem aku sempat cerita banyak sama Mama."

"Wehhh iya kah?" tanya Zieldra antusias.

"Cerita apa aja?"

Terlihat raut berfikir di muka Shena, "Eummm banyak. Hahhahaha."

Zieldra tersenyum memandang wajah kekasihnya, dia mencubit pelan pipi chubby Shena,

"Nah gitu dong."

"Kamu cantik ay, kalau senyum."

"Senyumnya dijaga yah, jangan biarin kabur lagi."

Shena menatap balik Zieldra, entah mengapa perkataan Ziel barusan membuat perasaannya semakin bahagia. Sederhana namun bermakna.

"Apapun rintangan hal harus kamu hadapi nanti, aku harap kamu tetep jadi Shena yang aku kenal ya Ay."

"Anggep rumah aku sebagai rumah kedua kamu, saat kamu merasa duniamu sedang tidak baik-baik saja."

"Aku sayang sama kamu Shen, sayang banget!" ucap Zieldra kemudian meraih tangan Shena dan mengecup singkat punggung tangan kekasihnya.

"Shen," panggil Zieldra saat tak mendapati respon apapun dari gadis disampingnya.

"Ah, iya." sentak Shena terkaget.

"Janji ya?"

"Janji buat?" tanya Shena dengan dahi mengkerut.

Shena Aquella {SELESAI}.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang