📌DIHARAPKAN BUAT FOLLOW GUYS!!!!💖💖💖💖💖💖
HAPPY READING!
*******
Dan benar saja sesuai perkiraan Alfy, 15 menit setelah itu Shena membuka mata. Dia berhasil melewati masa kritisnya.
Shena mengerjabkan kedua matanya, guna menetralisir cahaya yang memasuki retinanya.
Rasa pusing menjalar di bagian kepala, wajar saja bukan dirinya baru terbangun setelah 1 minggu koma.Mereka yang melihat itu sontak tersenyum, binar bahagia terlihat jelas di wajah Zet dan yang lainnya. Terlebih Zain orang yang beberapa hari terakhir ini kurang istirahat karena terlalu fokus akan keadaan Shena.
Beruntungnya Viela tunangan Zain memaklumi hal tersebut. Gadis itu percaya sepenuhnya kepada Zain. Viela sendiri sesekali memang datang untuk mengunjungi Shena, juga memastikan Zain untuk makan dengan makanan yang dia bawa. Viela hanya takut kondisi Zain ikutan drop sama seperti Shena.
"Shena" panggil Zet dengan suara lembutnya, lelaki itu mengusap pipi anak gadisnya penuh sayang. Sungguh rasa bersalah tengah menyerangnya tanpa henti sejak kebenaran itu terungkap.
"Ay......yah," lirih Shena kaget setelah dapat melihat dengan jelas sosok yang tengah membungkukkan badan didepannya.
"Ka.......li...an." Keterkejutan Shena masih berlajut saat melihat Keyla, Sean juga Zieldra.
"Mereka udah tau semuanya Shen," Zain menjawab tatapan bingung dari Shena.
Mendengar hal tersebut hati Shena merasa sakit, ditambah melihat tatapan hancur orang-orang terdekatnya saat mengetahui semua yang mati-matian dia sembunyikan selama ini.
"LO ANGGEP GUE APA BRENGSEK!"
"LO UDAH GUE ANGGEP KAYA SODARA GUE SENDIRI SHEN!"
"GUE SELALU CERITAIN SEMUA MASALAH GUE KE LO!"
"TAPI KENAPA LO NYEMBUNYIIN HAL SEBESAR INI DARI GUE!" pekik Keyla meluapkan emosinya, Keyla marah. Lebih tepatnya marah kepada dirinya sendiri. Sungguh gadis itu merasa gagal sekarang. Terlebih melihat kondisi sahabatnya yang jauh dari kata baik-baik aja.
Dengan tenaga yang masih lemas Shena berusaha meraih tangan Keyla, "Maaf,"
Airmata Keyla kembali menetes, dan dengan spontan dia memeluk tubuh Shena yang terlihat ringkih.
"Lo harus sembuh!" perintah Keyla dengan suara tersendat. "Gue nggak mau tau lo harus sembuh! Kita harus wisuda bareng! Lo harus lihat gue sukses! Lo harus lihat gue nikah! Lo harus gendong anak gue entar!" seru Keyla mulai meracau, dengan isak tangis yang nggak bisa dia tahan.
"Gue nggak bisa janji, tapi gue bakal usahain!" ujar Shena sendu.
"Sayang," Shena mengalihkan pandangannya kearah Zet.
"Ayah"
"Maafin Ayah Shena, maafin semua dosa Ayah, maaf Ayah bikin hidup Shena berantakan. Maafin Ayah yang nggak bisa ada buat Shena sampai-sampai Shena harus ngadepin semuanya sendiri. Andai Ayah tau Ayah nggak bakal biarin kamu nerima bullyan itu sayang."
Shena menatap kearah Zain, dengan pandangan seolah bertanya. "Mereka udah tau?" yang di angguki oleh pemuda itu sebagai jawaban. Shena kira orang di ruangannya hanya mengetahui sakit fisiknya, ternyata penyakit mentalnya juga.
"Shena gapapa, semuanya udah berlalu lagian," jawab Shena dengan senyum meneduhkan, namun terlihat menyayat siapapun yang melihatnya.
"Ayah bener-bener minta maaf buat semua kesalahan yang Ayah bikin, Maaf juga udah pernah nyuruh kamu buat lepasin Zieldra. Ayah nggak bakal lakuin hal bodoh itu lagi sayang, putri Ayah yang satu ini juga berhak bahagia!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Shena Aquella {SELESAI}.
Teen Fiction•~•~•~•~•~•~•~•~~•~•~•~•~• "Ayah minta tolong ke Shena, pertimbangin permintaan Ayah kemaren." Paham akan maksud arah pembicaraan Zet, Shena masih diam. Menunggu Zet menyelesaikan ucapannya. "Kondisi Zoya semakin sering drop sekarang. Paling nggak...