Ponsel Shena kembali berdering. Zieldra, Sean, dan Keyla lah pelakunya. Mereka bertiga masih terlihat khawatir dengan gadis itu. Bahkan Zieldra dan Sean masih berkeliling menyelusuri setiap sudut ibukota guna menemukan dirinya.
Ah, sepertinya mereka tidak mengetahui jika ponselnya tertinggal di tas sewaktu dirinya kabur dari kelas.
Tanpa berniat membuat mereka lebih khawatir Shena membalas pesan mereka secara serentak.
Zieldra💖, Duplikat Ayah, Keyla bes💩
Sorry bikn klian khawatir,
gue gpp, sekarang udh drmh.
Maaf ya skli lgi bkin klian cmas.Send.
Saat akan meletakkan ponselnya, spam notif kembali muncul memenuhi layarnya.
Panggilan dari Zieldra, serta balasan Chat dari Sean juga Keyla.
Hallo
Shen kamu dari mana aja sih? Aku khawatir sama kamu. Tau-tau ngilang. Dicari disetiap sudut sekolah kagak ada. Ke mana aja sih Shen!.
Ada masalah tuh cerita, siapa tau gue bisa bantu nyari solusinya. Kalau hal buruk terjadi sama kamu tadi gimana!
Iyaaa.... Maaf.
Hemmm.. Jangan diulangin lagi tapi.
Iya, Zel.. Janji dah gue.
Emang ke mana sih kamu seharian nggak ada kabar?? Spam chat dari aku juga nggak ada yang dibales.
Butuh waktu sendiri gue tadi, dan masalah hp, ketinggalan di tas. Ini aja gue nggak tau siapa yang bawain tas gue ke rumah.
Yaudah, bersih-bersih...terus istirahat. Langsung tidur jangan bergadang apalagi belajar. Kamu udah pinter.
Iya iyaa... Ay ay captain.
Yaudah
Dan panggilan pun berakhir. Ya tadi waktu istirahat Zieldra memang sempat menghampiri kelas Shena, guna mengajak kekasihnya ke kantin. Namun, siapa sangka dirinya justru dikejutkan oleh Keyla yang seperti orang linglung. Saat ditanya Keyla hanya menjawab. "Shena bolos dan sampai sekarang belum balik."
Jam sekolah dipake mereka bertiga untuk mencari keberadaan Shena. Namun, tidak membuahkan hasil apapun. Dari lantai 1 sampai lantai 3. Toilet cewek maupun cowok. UKS. Gudang, kantin, rooftop. Tak ada yang menunjukkan tanda-tanda bahwa Shena ada di sekolah.
Hingga sepulang sekolah Sean dan Ziel berpencar untuk kembali mencari keberadaan Shena. Di luar sekolah.
"Ssssstttttt," rintih Shena sambil sesekali meremas kepalanya sendiri. Rasa sakit itu kembali hadir. Bahkan buat sekedar berdiri rasanya sudah tidak mampu.
Yang Shena lakukan hanya terduduk di lantai kamarnya, berharap sakit di kepala dia mereda. Darah kembali menetes membasahi lantai.
Perlahan Shena memegang hidungnya sendiri guna memastikan sesuatu. "Darah?" gumamnya dengan nada bergetar.
Rasa takut menyelimutinya sekarang. "Gue sebenarnya kenapa sih, kenapa hari ini sering banget mimisan?" ujar Shena bingung.
Dengan perlahan Shena meraih tisu yang ada di meja kamar, tanpa bangkit dia mencoba menjulurkan salah satu tangannya.
Setelah dapat kotak tisu yang dia mau, dengan segera di raihnya beberapa lembar sekaligus. Guna membersihkan darah yang semakin banyak menetes mengotori lantai putih itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shena Aquella {SELESAI}.
Teen Fiction•~•~•~•~•~•~•~•~~•~•~•~•~• "Ayah minta tolong ke Shena, pertimbangin permintaan Ayah kemaren." Paham akan maksud arah pembicaraan Zet, Shena masih diam. Menunggu Zet menyelesaikan ucapannya. "Kondisi Zoya semakin sering drop sekarang. Paling nggak...