26😶

6.4K 388 10
                                    


Mendengar semua penjelasan yang keluar dari mulut Shena, Keyla hanya mematung, lidahnya ikut kelu, dia sendiri tidak menyangka dengan masalah yang menimpa sahabatnya itu.

Keyla tau hubungan Shena degan Zet baru membaik awal gadis itu masuk SMP, semenjak kejadian naas kasus penculikan yang terjadi beberapa tahun lalu.

Apa setelah ini sosok Ayah sempurna masih bisa Shena dapatkan dari Zet?, Ahhh sudahlah kita ikuti saja takdir yang sudah digariskan oleh Tuhan untuk gadis malang itu.

Saat ini yang bisa Keyla lakukan hanya memberikan pelukan terhangatnya untuk Shena serta menjadi pendengar yang baik untuknya. Dia paham betul Shena tidak butuh apapun sekarang, kecuali orang yang mampu mendengarkan semua luapan emosinya.

"Gue kecewa sama Ayah Key," Shena bergumam lirih.

"Kalau saja dulu Ayah nggak bermain api kaya gini, mungkin Bunda sekarang masih hidup. Masih ada di tengah-tengah gue sama Kakak."

"Gue juga mungkin nggak bakal dikucilin dari TK karna nggak punya nyokap."

"Gue juga mungkin nggak bakal jadi korban bully, karna dianggap pembawa sial sama anak-anak lain."

Yah Keyla sangat tau memori masalalu Shena yang bisa dibilang tidak menyenangkan, andai saja dirinya tidak datang waktu itu, mungkin Shena masih jadi bullyan anak-anak hingga kelulusan tiba.

"Gue tau lo nggak butuh kata penenang apapun buat saat ini, isi otak lo lagi penuh banget kan?. Gue cuma mau minta hilangin rasa kecewa lo ke bokap lo, bukan bermaksud apa-apa atau membenarkan apa yang dia lakukan selama ini. Tapi ini semua juga demi lo Shen, gue nggak mau lo kehilangan kasih sayang bokap lo lagi, karna cuma dia yang lo punya sekarang sebagai orang tua lo."

"Gue perlu waktu," ujar Shena

Keyla menganggukkan kepalanya, "Iya nggak perlu buru-buru," senyum tulus terpancar di wajah Keyla.

"Udah ya jangan nangis lagi, gue nggak suka lihat lo yang kaya gini," ujar Keyla sambil menghapus jejak-jejak air mata yang masih tertinggal di pipi chubby sahabatnya.

"Makasih," sebuah senyuman akhirnya terbit dari bibir mungil Shena.

"Jangan ngerasa sendiri, ada gue yang bakal selalu nemenin setiap langkah lo," Keyla kembali berucap.

Untung pagi ini jam kosong, gurunya izin cuti melahirkan, mereka ditinggali tugas mengerjakan buku paket. Dan Shena bersyukur akan hal itu. Ditambah lagi tugas yang di berikan sudah dari lama ia kerjakan.

"Gue ke toilet dulu," Shena berucap sambil bangkit dari tempat duduknya melangkahkah kakinya menuju pintu keluar.

"Mau gue temenin?" Keyla menawarkan diri.

Shena membalasnya dengan gelengan, "Nggak perlu."

Keyla menatap punggung Shena sundu, berteman dengan gadis itu sejak kecil membuat dia tau banyak tentang gadis itu, "Gue selalu berharap buat kebahagiaan lo Shen, gue sayang sama lo, lo udah gue anggep kaya sodara gue sendiri. Semoga setelah ini nggak ada air mata lagi ya Shen, udah cukup berat kehidupan lo selama ini. Gue tau lo nyembunyiin penyakit mental lo dari semua orang termasuk gue, dan gue ngerasa gagal jadi sahabat lo karena hal itu," batin Keyla miris.

Flasback

Hari ini Keyla sedang berada di kamar Shena, dia sengaja nginap, mereka mau mengerjakan tugas kelompok matematika, sekalian Keyla minta diajari beberapa materi yang belum dia pahami.

"Yah laptop gue lowbet Shen," Keyla berdecak kesal.

"Ribet amat tinggal charger, tuh chargernya ada di laci kiri paling atas," Shena memberi tahu Keyla sambil fokus mengerjakan beberapa soal di laptopnya sendiri.

Shena Aquella {SELESAI}.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang