44🐈

10.1K 511 21
                                    

Sean datang, di sana terlihat jelas Lina dan Zet yang tengah terduduk di kursi tunggu rumah sakit, dan tak lama Zieldra juga datang bergabung dengan mereka.

Mau bagaimanapun juga Zoya pernah jadi sosok penting di hidup Zieldra. Dan tak bisa dipungkiri rasa cemas menyelimuti pemuda itu.

"Zoya gimana Om?" tanya Zieldra khawatir.

"Lagi diperiksa dokter," jawab Zet.

"Ini apa yang terjadi sebenarnya, kenapa bisa ada kejadian kaya gini?" kali ini Sean yang bersuara.

"Ayah tidak tau, tadi Ayah lagi ngobrol sama Mama Lina di ruang tamu, tiba-tiba ada suara ribut Shena sama Zoya. Karna kita penasaran kita berdua ngedeket tau-tau Zoya sudah terjatuh di lantai, bawah tangga."

Obrolan mereka terhenti saat Dokter keluar dari ruangan. "Bagaimana keadaan putri saya Dok?"

"Zoya mengalami cidera di kepalanya yang bisa dibilang berat. Sesuai hasil CT-scan yang barusan dilakukan ternyata terjadi pengumpalan darah di otak. Dan harus melakukan tindakan operasi untuk menanganinya."

Mendengar penjelasan sang Dokter, sontak orang yang ada di sana terdiam. Mereka khawatir dengan kondisi Zoya saat ini.

"Lakukan semua yang terbaik untuk kesembuhan anak saya Dok!" pinta Zet penuh permohonan.

Dokter tersenyum menenangkan. "Kalian semua tidak perlu khawatir. Kita akan melakukan semua yang terbaik."

"Namun sebelum itu, Bapak mari ikut saya untuk menandatangani surat persetujuan," yang dianggukki oleh Zet.

3 jam berlalu hari ini jam menunjukkan pukul 23:30. Raut cemas terlihat jelas diwajah mereka. "Ini semua gara-gara Shena!" gumam Lina dengan pandangan berapi-api.

Sean dan Ziel yang mendengar gumaman tersebut hanya bisa diam. Tidak ingin memperkeruh suasana.

Zet sendiri mengela nafas kasar. Pria itu tidak menyangka bahwa Shena bisa berperilaku sejauh ini.

"Tenang Ma," peluk Zet mencoba menenangkan.

"Anak kamu itu loh Mas! Gara-gara dia Zoya harus terbaring di ruang operasi sekarang!" pekik Lina emosi.

"Awwwww,, sakit...." rintih Lina tiba-tiba sambik memengangi perutnya sendiri.

"Ma, Mama kenapa?" tanya Zet khawatir

"Sakit.... Perut Mama sakit Pah," ringis Lina, dan perlahan kesadaran lina mulai hilang. Lina pingsan di pelukan suaminya.

Melihat hal itu tentu Zet semakin panik, dengan segera dia menghadang suster yang lewat agar istrinya segera bisa ditangani.

Cklek...

Pintu operasi dibuka, Dokter keluar yang secara terburu disambut oleh mereka. "Bagaimana operasinya Dok?" tanya Zieldra

"Alhamdulillah operasinya berjalan dengan lancar. Sekarang Zoya sudah bisa dipindahkan ke ruang perawatan," jelas Dokter yang membuat Zieldra dan Sean merasa lega.

"Alhamdulillah. Terimakasih Dok."

"Kondisi Zoya sudah tidak segawat tadi, lo bisa pulang Zel," suruh Sean.

"Tapi lo....." ucapan Zieldra terpotong begitu aja.

"Gue gapapa, lo bisa pulang duluan. Gue yakin nyokap lo pasti khawatir."

"Yaudah, gue balik duluan Bro," pamit Ziel yang dibalas anggukan kepalan oleh Sean.

Sean tengah memikirkan nasib keluarganya, "Kenapa semua jadi kaya gini?" batin Sean gusar. Sambil mengacak-acak rambutnya sendiri.

Shena Aquella {SELESAI}.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang