10-A

56 2 0
                                    

***

"turun !" Ucap seorang remaja laki-laki berusia 17 tahun sambil menarik rambut seorang gadis muda berseragam SMA.

"Tidak Je, aku mohon lepaskan aku." Mohon gadis muda itu, namun remaja laki-laki yang bernama Je itu malah tertawa, lalu menyeret gadis muda itu semakin kasar.

"Diam-lah Ivy, kami hanya di minta untuk menjelajahi mu oleh Natali ! Jika kau mau marah, kau marahi saja dia, itupun kalau kau punya kuasa. Hahahaha !" Suara tawa Je seolah menggema di dalam hutan, itu membuat Ivy merasa sangat ketakutan.

Mendengar hal itu Ivy merasa sangat marah, namun dia tidak bisa berbuat apa-apa. Dia hanya bisa meringis kesakitan, sambil memohon ampun. Berharap Je mau melepaskannya.

Tiga pemuda lainnya berjalan tepat di belakang Je dan Ivy. Mereka adalah Danil, Hugo dan Mak. Kedua remaja pria itu nampaknya terlihat sangat senang, bahkan senyum merekah tidak lepas dari wajah mereka. Kecuali Danil, dia nampak tidak menyukainya.

"Tolong, a, ampuni aku." Mohon Ivy lagi.

Ivy berteriak sekencang mungkin, berharap seseorang bisa mendengarnya. Namun tidak ada seorangpun yang datang, dia terlalu jauh berada di dalam hutan. Danil yang mendengar suara teriakan itu terlihat tidak senang, namun dia tidak melakukan apapun untuk menghentikan ketiga temannya.

"Teriak lah sekeras yang kau bisa, karena disini tidak akan ada orang yang akan mendengarkan mu !" Ucap Je, lalu dia kembali tertawa, sambil terus menyeret Ivy kedalam hutan.

Danil yang tidak tahan pun menghentikan langkahnya, dia menatap kedua sahabatnya yaitu Hugo dan Mak, lalu berkata "Apa kita harus melakukannya ?"

"Tentu saja." Ucap Mak santai.

"Kenapa kau terlihat ragu, bukannya kau sudah sering melakukannya ?" Tanya Hugo sambil menatap Danil dengan tajam.

Dengan suara ragu, Danil pun menjawabnya "Ya... Tapi aku melakukannya tidak dengan keterpaksaan seperti ini. Kami melakukannya karena mau sama mau."

Ya, Danil menyadari jika dia memang brengsek. Tapi dia tidak pernah memaksa seorang gadis untuk melakukan hubungan intim dengannya, itu tidak ada di dalam kamusnya. Meskipun sering kali dia tidur dengan wanita karena sama-sama mabuk.

"Natali sudah membayar kita mahal untuk melakukan hal ini, Kimi tidak berniat untuk mengembalikan uangnya. Dan kalau kau tidak suka, jangan ikut Danil. Biar kami yang melakukannya." Ucap Hugo.

Mak, Hugo, serta Je sebenarnya berasal dari keluarga kaya, namun kedua orang tua mereka sangat disiplin soal uang, sehingga saat Natali menawarkan sejumlah uang yang lumayan besar, tentu mereka menerimanya. Ini sangat berbeda dengan Danil, dia memiliki prinsip yang sangat kuat, dan selalu di manjakan orang tuannya karena dia anak tunggal. Uang bukanlah Maslah besar karena uang jajannya sehari bisa membeli emas.

Mak dan Hugo pun mengabaikan Danil, lalu mereka pergi mendekati Je dan Ivy. Saat ini Je mendorong Ivy ke tanah dengan kasar, Ivy mencoba berlari meninggalkan tempat itu saat Je tak lagi menggenggamnya, namun Hugo dengan cepat menangkapnya. Lalu Hugo melemparnya kembali, ke tempat tadi.

"Kau ingin menggunakan cara kasar, atau cara halus ?" Tanya Hugo.

"Apa, apa yang ingin kalian lakukan ?" Tanya Ivy, sambil menatap takut ketiga pria itu

Pasalnya Mak, Je dan Hugo menatapnya dengan cabul. Mereka juga sedang membuka celana seragam mereka. Melihat hal itu, Ivy hanya bisa merangkak menjauh pelayan.

"Jangan pura-pura bodoh Ivy, kami tahu kau pasti cukup sering melakukannya dengan Brayen dulu !" Ucap Mak sok tahu.

Ivy yang mendengar hal itu hanya misa menggeleng kan kepalanya. Ia kembali berdiri, berusaha untuk kabur, namun ketiga pria itu berhasil menangkapnya. Mereka dengan ganas merobek baju seragam Ivy.  Menjatuhkannya ke tanah lalu mulai menggerayanginya. Ivy tentu mencoba melawan, dia memberontak namun semakin dia memberontak tubuhnya semakin sakit karena mereka mengunci pergerakan Ivy.

SEMIDIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang