"omong kosong !" Gumam Ivy.
Ivy menatap kosong ke langit-langit kamarnya. Ya, saat itu dia berada di kamar asramanya. Ivy tahu siapa yang mengantarnya, dia adalah Cagatay Cotton Ulusoy, atau lebih tepatnya ayahnya.
Beberapa jam yang lalu, Cagatay Cotton Ulusoy menghentikan kegilaan Ivy. Entah bagaimana dia melakukannya, tapi itu berhasil membuatnya tertidur. Terlelap dalam mimpi yang begitu membingungkan, hal itu karena Ivy melihat masalalu Cagatay Cotton Ulusoy.
Mimpi itu bukanlah mimpi yang menyenangkan, itu justru menyakitkan. Membuat Ivy semakin marah dan kesal, pasalnya Ivy berpikir jika itu semua hanyalah kebohongan. Ya, itu hanya kebohongan.
"Bagaimana aku bisa berada di tahun 1322 ? Lagipula, kenapa aku berada di sana !? " Berutu Ivy.
Membicarakan soal Cagatay Cotton Ulusoy, pria itu menghilang setelah membawanya kembali ke kamar asramanya. Kini Ivy hanya sendirian di kamar ini, marlin tidak dikamar itu karena ini belum jam tidur. Ya, semenjak berada di negri semidio, Ivy hanya berpatokan pada jam untuk menunjukkan kapan waktunya istirahat dan kapan belajar. Pada awalnya, seseorang mungkin akan merasa stres karena tidak melihat matahari, tapi lambat lain itu menjadi terbiasa.
Ivy bangun dari tempat peraduannya. Dia berjalan ke arah lemari besar yang ada di sudut kamarnya, dimana ia menyimpan buku mantra warisan Cagatay Cotton Ulusoy. Ya, itu adalah buku yang Cagatay Cotton Ulusoy tulis untuknya, entah bagaimana buku itu berada di perpustakaan selama bertahun-tahun.
Didalam buku merah itu ada mantra menjelajah waktu. Mantra yang Cagatay Cotton Ulusoy gunakan untuk menjelajahi waktu, sebenarnya sama dengan mantra kembali ke masa lalu. Ivy pernah membela jarinya sebelumnya, namun dia sangat takut untuk mencoba, tapi kali ini dia ingin mencobanya. Ada hal yang ingin dia ubah dari melalui.
"AAAAH... Aku tidak peduli dengan pria itu. Yang terpenting sekarang, aku harus kembali ke masalalu, untuk mencegah Taki memberikan ramuan pelupa itu pada Brayen ! Aku tidak rela Brayen melupakanku !" Ucap Ivy penuh tekad.
Dengan langkah lebar dan cepat, Ivy mengambil jubahnya, lalu ia pergi dari kamar asramanya. Saat ia melewati kamarnya, Ivy membaca mantra yang membuatnya berteleportasi ke gadung belakang asrama. Ivy kesana karena tempat itu adalah tempat yang memiliki pencahayaan yang bagus, itu akan memudahkannya untuk melakukan ritual sihirnya.
Singkat cerita Ivy sampai ke tempat itu dengan sangat cepat. Saat Ivy sampai, tempat itu masih sangat sepi, padahal biasanya akan ada banyak siswa yang menghabiskan waktu luang mereka untuk berolahraga di sana, namun tidak ada satupun siswa di sana. Tapi itu bagus, jadi tidak akan ada yang menunggunya.
Ivy membuat mulai membuat simbol anah di tanah. Simbol itu berbentuk lingkaran dengan bunga melati di dalamnya. Setelahnya, Ivy mulai membaca mantra, cahaya mulai muncul dari setiap garis yang tadi Ivy garis.
Ivy terus membaca mantra, dengan gemetar. Pasalnya ia takut jika mantra itu membawanya ke zaman yang tidak seharusnya, sama halnya seperti Cagatay yang harus mencoba puluhan kali untuk pergi ke tahun yang dia inginkan.
Saat Ivy berpikir mantannya berhasil, tiba-tiba seseorang mendorongnya hingga terjatuh, sambil berkata "Sebenarnya, siapa kau !"
Suara itu terdengar dingin, penuh amarah dan kekesalan. Milik seorang gadis, yang sudah akrap di telinga Ivy.
Ivy bangun, ia menatap gadis itu dengan marah sambil berkata "Aah... ! Apa-apaan kau, Elsie Cotton ! Kau menggangguku !"
"Katakan, kau itu sebenarnya siapa ! Kenapa semua orang bilang kau adalah Elsie cotton yang sebenarnya ! Apa hubunganku dengan Alan Ulusoy dan Cagatay Cotton Ulusoy !" Tanya Elsie Cotton dengan nada tinggi sambil menatap Ivy dengan sinis. Matanya juga sudah berair seakan ingin menangis.
Ya, ini pasti berat bagi Elsie Cotton, karena semenjak berusia 7 tahun Elsie Cotton tumbuh dalam kekayaan dan kasih sayang Alan Ulusoy. Dia begitu di rawatnya, namun semua itu berubah seketika saat Alan Ulusoy mengetahui waktu jika Elsie Cotton yang dia kenal adalah palsu. Dia bukan cucu kandung Alan Ulusoy.
"Hahahaha... Apakah kau sedang membicarakan ayah yang tidak bertanggung jawab itu ?" Ucap Ivy sinis.
Terlihat jelas dia begitu membenci Cagatay, hanya dari sorot matanya. Ya... Dia marah karena ayahnya melupakan kewajibannya pada istri dan anaknya. Dia marah karena ayahnya menghapus ingatannya sewaktu kecil. Dia begitu sangat marah, hingga kata-kata tidak bisa menggambarkan perasannya.
"Ayah yang tidak bertanggung jawab katamu ?!" Ulang Elsie Cotton bingung.
"Ya, Cagatay Cotton Ulusoy adalah ayah kandungku, dan ibuku Linda Hansen. Cagatay hanya memiliki aku sebagai anak satu-satunya, Linda Hansen adalah satu-satunya wanita yang dia cintai ! Namaku juga Elsie Cotton, lebih tepatnya Elsie Cotton Ulusoy."
Suara Ivy begitu lantang dan tegas, membuat Elise cotton palsu terdiam sesaat. Gadis itu kebingungan dengan apa yang terjadi, dia jelas sakit hati, kecewa dan marah dengan apa yang terjadi. Ivy mulai menyadari sesuatu saat melihat ekspresi gadis itu, Elsie Cotton mungkin tidak tahu fakta jika dia bukanlah anak kandung dari Cagatay dan cucu dari Akan Ulusoy. Ivy turut bersedih karena hal itu, tapi ada sesuatu di sudut hatinya juga merasa marah. Ivy marah karena selama ini dia hidup miskin, tapi Elsie Cotton kelihatannya hidup dalam kemewahan serta penuh kasih sayang.
Jika Ivy tahu siapa ayahnya dari dulu, jelas dia tidak perlu makan roti keras, dan tidak perlu menahan lapar. Dia juga harusnya pergi sekolah dengan mobil, seperti teman-temannya di masa lalu. Dia bisa juga bisa operasi plastik untuk memperbaiki wajahnya yang rusak akibat insiden kemarin setengah tahun lalu, dan ia tidak perlu melakukan ritual mengerikan untuk memiliki kulit yang indahnya. Ivy juga bisa memenjarakan semua orang yang telah menzalimi-nya, termasuk ayah tirinya.
Ivy marah, karena apa yang seharusnya menjadi miliknya sejak dulu, malah dinikmati oleh orang lain. Ini menjengkelkan, tapi Ivy tak bisa sepenuhnya menyalahkannya pada Elsie Cotton. Gadis itu juga korban di sini.
Tak ingin tujuannya terus di ganggu, Ivy pun berkata "Jadi bisakah kau menyingkir sekarang ! Dasar penipu !"
Ivy menatap Elsie Cotton dengan tajam. Dia terlihat sangat membencinya, bahkan menekan kata "penipu'. Itu membuat Elsie Cotton merasa sangat marah, dia sangat kesal. Hatinya yang tergores semakin terluka.
"Tidak ! Kau pasti bohong !" Bentak Elsie Cotton marah..
"Terserah, mau percaya aku tidak. Toh itu juga tidak akan menguntungkan ku !" Ucap Ivy.
Tak ingin Elsie Cotton terus mengganggunya, Ivy membaca mantra yang membuat gadis itu terseret jauh oleh bayangan hitam yang muncul entah dari mana. Elsie Cotton tidak bisa melepaskan diri dari sihir Ivy, Ivy ternyata lebih kuat dari Elsie Cotton, sehingga gadis itu hanya bisa berteriak minta tolong. Setelahnya Ivy kembali memperbaiki garis yang rusak akibat keributan keributan yang Elsie Cotton palsu lakukan.
Setelah semua selesai, Ivy segera membaca mantra. Kali ini dia melakukannya dengan suara lantang, tegas dan pasti. Ivy sudah tak lagi ragu saat mengatakannya, tekatnya untuk kembali ke masa lalu untuk mencegah kekasihnya meminum ramuan pelupa begitu kuat, hingga Ivy rela melakukan apapun untuk itu.
"χρυσό πουλί, σε παρακαλώ πήγαινε με στο παρελθόν." Ivy mengatakannya sekali, dan cahaya mulai muncul dari setiap garis yang Ivy buat tadi.
Cahaya muncul semakin terang, dan perlahan Ivy tenggelam di dalam cahaya itu. Tanpa Ivy sadari, seseorang berlari dengan cepat ke dalam lingkaran itu. Tepat saat sosok itu masuk, Ivy menghilang, bersama sosok itu.
Setelah Ivy menghilang, mantra yang menyandra Elsie Cotton menghilang. Gadis itu masih dalam keadaan syok dengan fakta yang dia terima jika dia bukan cucu kandung Alan Ulusoy, tapi kini ia kembali di buat syok saat melihat Ivy yang menghilang bersama seseorang yang cukup dia kenali.
"Ke-kemana mereka pergi !" Ucap Else cotton dengan suara gemetar.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEMIDIO
Historical FictionIVY DIRUNDUNG DI SEKOLAHNYA KARNA DITUDUH SEBAGAI PENYEBAB KEMATIAN JESSICA, MESKIPUN HAKIM SUDAH MENYATAKAN IVY TIDAK BERSALAH NAMUN SEMUA TEMANNYA MASIH MENGGANGGUNYA. HINGGA SUATU HARI, SEKELOMPOK PEMUDA YANG KERAP MENGGANGGU IVY MENGHILANG SECAR...