Seorang pria tua tengah menggendong seorang gadis. Dia menatap gadis di gendongannya itu dengan senyum kecil. Tatapan itu begitu hangat dan menengkan, terdapat begitu banyak cinta yang terlihat hanya dari tatapan itu.
"dia hampir menghancurkan negeri ini Cagatay !" Suara itu mengalihkan tatapan pria yang sedang menggendong gadis muda itu.
Pria yang tidak lain adalah Cagatay itu menatap sosok yang baru saja bicara di hadapannya. Sosok itu tidak lain adalah Adalgiso, pria dingin yang Ivy temui beberapa Minggu lalu.
"Ya, aku tahu Adalgiso. Bukankah dia mirip denganku di kala muda." Ucap Cagatay bangga. " Sangat kuat !" Lanjut Cagatay.
"Ya, tapi ini bukan hal yang patut kau banggakan Cagatay Cotton Ulusoy ! Dia hampir menghancurkan negeri, dia juga menggunakan sihir di hadapan manusia normal. Ini pelanggaran !" Ucap Adalgiso yang terdengar marah.
Ya, Ivy telah melakukan banyak kesalahan. Mulai dari menyakiti para siswa di kelas, memperlihatkan sihir kepada manusia normal, menyerang pasukan khusus, serta nyaris menghancurkan negeri Semidio. Dia harusnya di hukum dengan begitu berat.
"Dan... dia sudah memasang segel sihir pada Taki, sehingga anak ini tidak akan pernah bisa menggunakan sihir." Lanjut Adalgiso lesu, lalu melirik tempat dimana Taki tadi terbaring tak berdaya.
Sejujurnya, Adalgiso tak menyangka jika Ivy begitu kuat. Gadis muda itu bahkan membuat perisai biru dengan sangat kuat sehingga dia serta banyak orang-orang Semidio tak dapat menembusnya. Gadis itu kelak akan menjadi legenda, sama halnya dengan ayahnya. Tergantung bagaimana dia melakukannya, apakah dia memiliki nama yang harum seperti leluhurnya, atau menodainya dengan kejahatan.
"Aku tahu. Tapi aku serta semua orang tidak akan bisa membantu. Dia menggunakan sihir kuno, hanya dia yang bisa melepas segel itu." Ucap Cagatay, lalu dia tersenyum lemah.
Cagatay nampak bahagia. Dia bangga pada perkembangan Ivy, namun Adalgiso tidak. Dia sangat marah karena Taki adalah anak buahnya yang sangat berbakat. Samsung segera sihir pada Taki, sama saja mengambil kaki dari manusia normal. Bagaimana seorang penyihir bisa hidup kekutan sihir ? Dia jelas akan menjadi pecundang.
"Dia harus bersabar. Ini hanya 5 tahun." Ucap Cagatay yang membuat Adalgiso bingung.
"Apa maksudmu ?" Tanya Adalgiso .
"Ivy akan mendatanginya 5 tahun lagi untuk menghapus segel-nya. Jadi bertahanlah." Ucapan itu sedikit membuat Adalgiso merasa tenang. Itu seperti angin segar, meskipun ia masih merasa kesal.
"Lalu bagaimana dengan pemimpin perwakilan penyihir itu ? Dia pasti akan mengincar putri kandungmu !"
"Putriku bukan gadis bodoh. Dia punya caranya sendiri untuk melepaskan diri."
"Bagaimana kau bisa se-yakin itu ?" Tanya Adalgiso sambil memicingkan matanya, seolah menyelidiki pria di hadapannya itu.
"Apakah kau lupa, kalau aku adalah penjelajah waktu ?" Ucap Cagatay.
"Aa..." Adalgiso kehilangan kata-kata.
Adalgiso teringat kejadian 10 tahun yang lalu. Dia menyaksikan sendiri jika pria di hadapannya telah meninggal. ya... Pria itu seharusnya sudah meninggal, namun dia malah muncul di sini, itu berarti pria yang berdiri di hadapannya sebenarnya berasal dari masalalu.
Tapi ada satu hal yang Adalgiso penasaran. Suatu pertanyaan yang sampai sekarang masih belum memiliki jawaban, yaitu... Kenapa Cagatay tidak mengubah masa lalunya. Jika dia melakukan hal itu, mungkin pria itu masih hidup.
"Sekali lagi, aku minta maaf atas kekacauan yang putriku buat. Ayahku mungkin akan datang sebentar lagi, jadi mintalah dia untuk membayar kompensasi nya." Ucap Cagatay membangun Adalgiso dari lamunannya.
Cagatay sedikit menundukkan kepalanya, lalu berkata "Kalau begitu aku pergi dulu." Setelah dia mengangkuti kalimatnya, caya terang muncul di sekitar Cagatay. Itu begitu menyilaukan, dan saat cahaya itu menghilang, Cagatay serta gadis yang dia gendong menghilang.
"Aah... Dia selalu saja begitu. Datang tanpa pemberitahuan, dan pergi begitu saja. Menyebalkan !" Gerutu Adalgiso.
***
Pada tahun 1998. Seorang pria muda menatap sekumpulan orang berpakaian indah di hadapannya dengan tatapan datar. Seorang pria tua, mendekatinya, dia memanggilnya dengan suara hangat dan penuh kebanggan." Cotton Ulusoy, putra ku ! Tersenyumlah, ini hari kemenangan-mu !" Ucap Alan Ulusoy.
Mendengar hal itu, Cagatay Cotton Ulusoy hanya tersenyum kecil, namun senyum itu tak sampai ke-matanya. Itu hanya senyum kebohongan. Seharunya, Cagatay bahagia, karena hari ini adalah hari perayaan keberhasilannya karena telah menjadi Mentri kemana sihir Semidio.
Ayahnya, Alan Ulusoy begitu bangga padanya. Dia senang saat tahu Cagatay mendapatkan posisi itu dengan begitu cepat. Di usia yang ke 20 tahun, ya... Itu usia yang sangat muda untuk posisi yang sangat tinggi. Dan itu adalah jembatan yang banyak didambakan orang-orang, namun tidak bagi Cagatay, hanya ayahnya yang bahagia.
Selama hidup Cagatay, ayahnya telah menetapkan hal-hal yang harus dia capat dalam hidupnya. Alan Ulusoy tidak memberi Cagatay ruang untuk menikmati hidupnya sendiri, seperti mencapai cita-citanya.
Cagatay tahu apa yang ayahnya lakukan itu demi kebaikannya sendiri, terlebih saat ibunya meninggal ayahnya menjadi sangat takut jika anak-anaknya menjadi tak berguna. Beban Cagatay semakin bertambah, karena dia adalah anak tertua, serta diberkati kecerdasan di atas rata-rata, jelas ayahnya ingin yang terbaik untuk Cagatay. Tapi jalan yang ayahnya pilih, tidak membuat Cagatay bagaian.
Dari kecil Cagatay serta adik-adiknya sudah berakar banyak tentang sihir. Mereka tidak di perbolehkan melakukan hal lain, selain belajar di perpustakaan. Waktu luang mereka hanya untuk beristirahat, makan atau mandi.
Cagatay melakukan kesalahan, ayahnya akan menghukumnya. Pria itu memberikannya sebuah mantra yang membuatnya bermimpi buruk. Mimpi itu sangat mengerikan, membuat Cagatay bahkan tak berani menutup matanya selama beberapa hari. Ini membuatnya hampir gila. Dia tidak punya pilihan lain, selain menggapai cita-cita ayahnya, yaitu menjadi mentri di negeri Semidio.
Kini setelah dia mencapai apa yang ayahnya inginkan, dia merasa sedikit lega. Karena pria itu tak lagi menekannya, tapi kehidupan Cagatay sama membosankan seperti dulu.
Rutinitasnya sangat monoton. Yaitu bekerja, pulang ke rumah, pergi bekerja lagi dan pulang rumah. Seperti itulah selama bertahun-tahun, hingga tanpa sengaja Cagatay menemukan buku sihir kuno, dimana ada banyak mantra terlarang di dalamnya.
Menemukan buku itu, seolah memberi semangat hidup bagu bagi Cagatay. Dia mulai tertarik mempelajari sihir kegelapan, dan melakukan banyak ekspresi dengan mantra yang ada di buku itu. Ada banyak mantra hebat di dalamnya, mantra yang bahkan tidak pernah Cagatay temukan ataupun pelajari sebelumnya.
Obsesinya semakin menjadi takkala ia tanpa sengaja menemukan ruangan rahasia di bawah rumahnya dengan 4 patung misterius. Tapi anehnya, 4 patung itu tidak memiliki kepala. Ke -4 patung itu juga mirip dengan lukisan 4 pendiri Semidio, tapi Cagatay tidak begitu memikirkannya. Dia malah menjadikan tempat itu sebagai ruangan rahasianya. Cagatay pun mulai mempelajari banyak sihir terlarang serta sihir-sihir kuno yang telah banyak di lupakan. Cagatay melakukan hal itu setelah urusannya di kantor selesai.
Waktu terus berlalu, hingga 10 tahun berlalu. Suatu hari Cagatay menemukan sihir penjelajah waktu, sihir itu adalah sihir kuno bangsa Yunani. Sangat tua dan... mungkin termasuk sihir hitam.
Cagatay yang memiliki rasa penasaran, mulai mempelajarinya. Dia yakin bisa menjelajahi waktu, namun dia malah tersesat di tahun 1322. Cagatay mencoba untuk kembali ke masanya, namun dia tidak bisa kembali ke tahun yang dia inginkan.
Cagatay terjebak di daerah Heraklion yang saat itu masih hutan belantara. Ditengah keputusan asahan-nya, Cagatay mencoba bertahan dengan. Dia pikir, mungkin ini adalah takdirnya sekarang, hingga seorang gadis cantik memberikannya secercah harapan untuk tetap bertahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEMIDIO
Historical FictionIVY DIRUNDUNG DI SEKOLAHNYA KARNA DITUDUH SEBAGAI PENYEBAB KEMATIAN JESSICA, MESKIPUN HAKIM SUDAH MENYATAKAN IVY TIDAK BERSALAH NAMUN SEMUA TEMANNYA MASIH MENGGANGGUNYA. HINGGA SUATU HARI, SEKELOMPOK PEMUDA YANG KERAP MENGGANGGU IVY MENGHILANG SECAR...