12-B-2

51 2 0
                                    

Tiga hari kemudian, di sekolah Blue Sky Internasional School. Pada jam 10 siang Serge dan Robin berjalan menuju kelas mereka. Selama perjalanan, mereka mendengar percakapan sekelompok gadis.

"apa kau sudah dengar berita tentang Sementa dan Margaret ?"

"Sudah, mereka kecelakaan kan ?"

"Kalau yang itu, satu sekolah juga tahu !"

"Jadi apa ?"

"Aku dengan wajah Sementa dan Margaret rusak parah akibat kecelakaan itu. Kaki mereka juga patah, tepat di kaki kiri."

"Kenapa aku merasa agak aneh ya dengan kecelakaan mereka."

"Apa yang aneh ?"

"Coba-deh kalian pikir, waktu kecelakaan sama,  posisi lukanya sama, dan kronologi kejadiannya sama."

"I~ya juga sih. Mungkin mereka dikutuk karena sudah membuliy Ivy dulu.

"Jadi, bagaimana menurutmu tentang kecelakaan yang menewaskan kepala sekolah ? Apa dia juga dikutuk ? Dia kan gak bersalah."

"Daripada itu, kenapa Natali tidak masuk sekolah ? Dia juga tidak memberi kabar apapun ? Apa terjadi sesuatu padanya ?"

Serge yang mendengar hal itu merasa resah dan gelisah. Robin yang melihatnya menyenggol bahu Serge, lalu bertanya apa yang membuatnya gelisah.

"Semua orang sedang membicarakan soal kecekatan Margaret Sementara dan kepala sekolah akhir-akhir ini. Mereka mengaitkannya pada orang yang sudah tidak ada, ini membuatku kesal." Ucap Serge.

"Ya, aku tahu. Brayen juga pasti sangat kesal mendengarnya, secara dia masih mencintai Ivy." Timpal Robin.

"Ohya, kemana Brayen ? Dia sudah tiga hari tidak ada kabar ! Dia juga tidak masuk sekolah 4 hari !" Ucap Serge.

"Aku sudah tanya pada ibunya. Dia bilang, Brayen sedang liburan untuk menenangkan diri." Ucap Robin.

"Itu bagus... Tapi ini gila ! Karena dia sudah bolos sekolah cukup lama ! Apa dia mau mencari masalah dengan para guru !" Gerutu Serge.

Robin segera mengambil HP-nya, berniat menelepon Brayen. Namun telponnya malah tidak di angkat, membuatnya mengumpat kesal.

"Dasar ***** gila !"

"Aku sudah mencoba menghubungi nya beberapa kali, tapi tidak ada satupun telpon atau pesanku ku yang di balas. Mungkin dia ingin menengkan diri akibat di tinggal cintanya, biarkan saja. Lagipula, Brayen bukan orang yang akan melakukan hal gila !" Ucap Robin mencoba menengkan sahabatnya.

Diwaktu yang sama namun di tempat yang berbeda, Brayen menatap layar HP-nya. Disana ada pemberitahuan panggilan tidak terjawab dari Serge dan pesan dari Robin, Brayan ingin melihatnya, namun dia nampak ragu. Tiba-tiba, layar hp Brayen di tutup oleh tangan perempuan.

Brayen melihat ke arah perempuan itu, dia tidak lain adalah Ivy.  Ivy melihat Brayan dengan senyum lembut dan hangat, membuat Brayen tanpa sadar ikut tersenyum.

"Aku ingin mengkader apa yang sudah kamu dapatkan selama berpacaran dengan Natali lagi." Ucap Ivy dengan lembut.

Beberapa menit yang lalu, sebenarnya Brayen sedang bercerita tentang hal yang dia temukan selama dia berpacaran dengan Natali. Brayen sebenarnya tahu banyak hal, namun waktu itu Ivy dan Brayen memiliki hubungan yang buruk sehingga Brayen baru memberitahunya sekarang. Pria itu juga berusaha mengumpulkan bukti kejahatan Natali dalam bentuk foto. 

Brayen meletakkan hpnya di atas meja, dia kembali menatap Brayen, lalu berkata "kedua orang tua dan adiknya Natali tidak tahu kalau Natali terlibat dalam kebakaran 6 bulan lalu. Natali mendapatkan sumbangan dana dari ayahnya Elena. Dana itulah yang Natali gunakan untuk menyogok Sementa dan Margaret untuk menjauhiku, dia juga menyogok beberapa para saksi." 

"Lalu, bagaimana dengan kepala sekolah. Apa dia terlibat ?" Tanya Ivy.

"Ya, aku yakin dia terlibat karena dia." Ucap Brayen.

"Aku tidak yakin, tapi mungkin seseorang mengancamnya dengan video vulgar Danil, anaknya dengan para siswa. Karena tidak mau nama baiknya tercemar, makanya dia menurut saja." Ucap Brayen.

"Apa hanya itu yang kau tahu ?" Tanya Ivy, yang hanya di balas anggukan oleh Brayen.

Dalam hati Ivy berkata "satu hal yang kamu tidak tahu, yaitu kasus pemerkosaan ku."

Ivy mengalihkan pandangannya kesamping, dimana dia bisa melihat pemandangan kota Bristol yang indah dari kaca jendela hotel. Ya, Ivy dan Brayen sudah berada di Kota Bristol selama hampir 3 hari. Mereka terlihat begitu menikmati kebersamaan mereka selama 3 hari itu. Berusaha memanfaatkan waktu untuk menciptakan momen romantis bersama.

Brayen yang melihat Ivy bersedih, memeluknya dari belakang. Dia memeluknya dengan erat dan hangat, berpikir itu mampu membuat suasana hati Ivy membaik.

"Aku mencintaimu." Ucap Brayen, lalu dia mencium pundak Ivy dengan lembut.

Ivy berbalik perlahan untuk melihat Brayen. Gadis itu menatap Brayen dengan mata yang berkaca-kaca, dia merasa sangat sedih, sangat kesal karena Brayen tidak tahu kenyataan bahwa dia tak lagi suci. Kesuciannya di merenggut paksa. Ivy tidak tahu itu suatu keberuntungan atau kemalangan, tapi dia sangat sedih saat Brayen tidak mengetahui fakta itu. Ini seperti dia membohongi kekasihnya. Tapi dia juga sedih juga Brayen tahu.

Brayen sendiri selama ini tidak pernah melakukan hubungan intim dengan Ivy, mereka hanya berciuman dan berpelukan. Meskipun mereka tinggal di satu kamar, mereka tetap tidak melakukan hal yang aneh. Pria itu cukup gentleman sebagai pria. Ivy juga merasa semakin kurang sempurna untuk Brayen  karena dia tak lagi bisa memberi Brayen keturunan, itu membuat Ivy merasa sangat buruk sebagai perempuan.

Brayen yang melihat Ivy bersedih mencoba menengkan ya, dia bertanya kenapa Ivy bersedih, tapi Ivy tak ingin memberitahunya. Itu membuat Brayen bingung.

***
Seorang pria berjubah hitam den penutup kepala berjalan di lorong yang gelap sambil memegang obor di satu tangannya. Lorong itu sangat lembab dan berdinding batu. Saat dia berjalan suara akan menggema, dan beberapa tikus di sana langsung berlari sambil berdecit saat dia mendekat.

Saat pria berjubah itu sampai di suatu dinding batu, dia mengucapkan sesuatu dalam bahasa Yunani kuno, lalu tiba-tiba susunan bata itu bergerak, membuat lorong baru. Pria itu segera masuk kedalam, saat dia masuk susunan bata itu langsung kembali ke bentuk semula. Dan lorong yang dia masuki perlahan berubah, menjadi ruangan yang lebih besar,terang, megah dan bersih. Lalu tiba-tiba, seorang pria muncul entah dari mana. Dia juga menegaskan jubah namun memiliki sulaman emas di ujungnya, dia juga terlihat sangat berwibawa.

Pria berjubah hitam pembawa obor itu memberi hormat, lalu berkata "Lapor tuan, kami sudah menyelidiki kasus yang anda minta."

"Kebakaran yang ada di toko kue Turki, itu memang dibakar dengan kekuatan sihir. Kami juga menemukan beberapa tanda adanya si penjelajah waktu." Ucap pria berjubah hitam pembawa obor itu.

"Baiklah, jika kau sudah menemukannya, segera bawa dia dalam keadaan hidup. " Ucap pria dengan jubah bersulang emas.

Pria berjubah hitam pembawa obor itu memberi hormat kembali, lalu dia berjalan mundur, keluar dari ruangan itu.

Setelah pria berjubah hitam itu pergi, seorang pria berambut perak keluar entah dari mana. Dia mendekati pria dengan jubah hitam bersulang emas itu, lalu berkata " satu-satunya orang yang bisa menjelajah waktu adalah Cagatay  keturunan keluarga Ulusoy. Tapi dia ditemukan meninggal sekitar 7 tahun lalu."

"Aku tahu, itu pasti bukan   Cagatay, dia juga memiliki energi yang berbeda dengan penjelajah waktu satu ini. Tapi, siapapun dia, kita harus menemukannya secepatnya !" Ucap pria dengan baju sulaman emas.










SEMIDIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang