14-A-2

49 3 0
                                    

Ivy dan Taki turun dari bus itu. Setelah mereka turun, bus itu kembali berjalan. Namun uniknya, mobil itu tiba-tiba tidak terlihat, dan hembusan angin tiba-tiba saja datang. Ditengah kebingungan itu, Taki menjelaskan jika bus itu bukan bus biasa, dia akan tak terlihat, menjadi elastis seperti karet dan bergerak sangat cepat. Intinya, bus itu sudah di mantra sihir sehingga dia menjadi sangat luar biasa.

Setelah obrolan singkat itu, Ivy dan Taki berjalan menuju sebuah toko. Alamat di toko itu membuat Ivy mengingat kertas kecil yang sempat di berikan Adalgiso padanya. Pasalnya kertas itu berisi alamat dari toko yang saat ini Ivy datangi, ini membuktikan jika Taki dan rekan-rekannya memang mengenal Adalgiso.

Toko itu sendiri memiliki bangunan yang sangat tua. Tidak hanya toko itu, tapi juga bangunan di sekitarnya. Kawasan itu memiliki nilai sejarah yang bagus, serta terlihat antik. Membuat siapa saja yang melihatnya seolah berada di zaman yang berbeda.

Saat Ivy masuk ke dalam toko itu, rekan-rekan Taki yang lain juga sudah berkumpul. Mereka nampak sedang memesan kue, karena toko itu menjual banyak kue manis khas Inggris. Tidak heran saat Ivy masuk kesana, bau manis langsung tercium, membuatnya merasa lapar.

Salah seorang penjual kue, yang terlihat berusia sangat tua melihat ke arah Ivy, lalu dia bertanya pada Taki "Siapa dia ?"

"Dia adalah anak yang Ulusoy maksut." Jelas Taki.

"Ayo kemari." Ucap si penjual kue.

Ivy mengikuti ucapannya, dia mendekati si penjual kue. Saat Ivy berada di dekatnya, dia kembali berkata "Apa kau ingin makan sesuatu ?"

"Tidak, trimakasih." Tolak Ivy halus, bukan karena Ivy tidak tertarik pada kue-kue itu, tapi dia tidak punya banyak uang. Dia harus berhemat karena dia belum punya penghasilan.

"oh, cobalah satu, semua kami terkenal sangat enak." Ucap si penjual kue yang terlihat sedikit memaksa, karena tidak enak Ivy pun mengambil satu kue berukuran kecil. Itu hanya biskuit coklat.

"Namaku Nari, Siapa namamu cantik ?" Tanya si penjual toko, yang ternyata bernama Nari.

"Elsie Ulusoy." Ucap Ivy.

"Itu, benar-benar namamu ?"

"Iya." Ucap Ivy agak ragu.

Nari menatap Ivy dengan teliti. Dia sekolah menyelidiki sesuatu, itu membuat Ivy merasa gugur, takut jika kebohongannya terbongkar. Kebohongan soal nama aslinya.

"Baiklah, kita akan pergi sekarang." Ucap Tuan  Adalgiso, lalu dia pergi menuruni tangga.

"Ya, ayo. Kau ta hanya punya waktu sedikit sekarang !" Tambah Violet.

Mendengar hal itu, semua orang bergegas pergi kelantai bawah. Ivy yang mendengar hal itu segera meninggalkan Nari, dia pergi mendekati Taki untuk bertanya tujuan mereka.

"Taki !" Panggil Ivy.

"Ya ?"

"Kita, mau pergi kemana lagi ?"

"Tentu saja ke Semidio. Karena itu memang tujuan kita bukan. " Ucap Taki.

"Tapi sebelum itu kita harus berteleportasi ke kota Heraklion, baru bisa masuk ke negri Semidio." Lanjut Taki yang membuat Ivy agak bingung, pasalnya Ivy belum pernah mendengar kita itu di negara Inggris.

"Kota Heraklion, kayaknya aku belum pernah mendengar nama kota itu." Batin Ivy.

Tak ingin merasa penasaran, Ivy pun bertanya "Kota Heraklion, ada di mana Taki ?"

"Kota itu terletak di pinggir wilayah Benua Utara. Kotanya sangat kecil dengan penduduk yang sedikit, kota itu lebih di kenal sebagai kota wisata, khususnya saat musim panas karena pemandangan di sana sangat indah. Jadi wajar kalau kau tidak mengenalinya." Ucap Taki, Ivy yang mendengarnya sedikit mengangguk, bertanda dia mengerti.

SEMIDIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang