Tuan Rayon adalah pria berusia 54 tahun yang hampir 35 tahun hidup di dalam gereja. Sebelumnya, Rayon tinggal di panti asuhan yang dikelola oleh gereja, saat Rayon tumbuh besaya, dia mulai tertarik pada pendeta serta gereja. Dia mulai mengikuti pelajaran dan tinggal di gereja saat semuanya sudah memasuki awal remaja. Di Dalam gereja kehidupan Rayon jauh lebih baik, meskipun tidak ada kehidupan mewah di kamusnya, namun setidaknya isi perutnya terjamin.
Perang besar yang yang melanda negerinya membuat Rayon terpaksa meninggalkan gereja. Dia bersama rekan-rekannya memutuskan untuk pergi agar dapat menyelamatkan diri dari kejamnya bangsa penjajah. Saat saat pelarian itu, kelompok mereka bertemu dengan bangsa Viking.
Bangsa Viking adalah suku bangsa dari Skandinavia yang berprofesi sebagai pedagang, peladang, dan paling terkenal sebagai perompak, dan menjarah. Mereka terkenal sangat sakit pada masanya. Beberapa kelompok Rayon bahkan harus tewas di tangan bangsa itu, Rayon yang selamat memutuskan lari tanpa tujuan. Hingga akhirnya dia sampai di tanah kosong yang kini dia tinggali.
Tempat yang Rayon tinggali saat ini, bukanlah tempat yang bagus. Rayon memutuskan tinggal di tempat ini karena dia ingin hidup dengan tenang, jauh dari peperangan. Meskipun begitu, kehidupan Rayon tak sepenuhnya damai, tempat yang dia tinggali saat ini juga saat berbahaya, terlebih ada banyak makhluk misterius pemakan daging di sana. Tapi untungnya, hingga saat ini Rayon masih bernafas. Dia percaya, jika tuan selalu melindunginya.
Saat Rayon mengakhiri kisah perjalanan hidupnya hari sudah begitu larut. Namun, baik Ivy maupun Murray dan Rayon masih ingin asik bercerita. Disaat itulah Ivy dan Murray mengetahui jika mereka ada di tahun 1319. Tepatnya di bulan ke 5.
Fakta yang begitu mengejutkan itu membuat Ivy dan Murray begitu syok. Bahkan mereka tak lagi bersemangat untuk bicara. Mereka segera undur diri dengan alasan mengantuk pada Rayon.
***
"Hanya ada satu kasur." Ucap Ivy lesu saat mereka sampai di kamar.
Ivy berbalik untuk melihat Murray, lalu bertanya " Apa yang harus kita lakukan ?"
"Tidurlah di atas kasur, aku akan tidur di lantai." Ucap Murray, lalu dia tersenyum lembut pada Ivy.
Ivy mengerutkan keningnya, lalu bertanya lagi untuk memastikan jawaban Murray barusan. "Apa kau serius ?"
"Ya. Aku serius." Ucap Murray yang terdengar bersungguh-sungguh.
Mendengar hal itu, Ivy kembali teringat segala kebaikan Murray padanya. Ini membuat Ivy merasa bersalah dan tak enak hati pada Murray.
Ivy menundukkan pandangannya, lalu berkata "Maaf Murray. Karena aku, kau jadi kesulitan."
"Tidak. Ini bukan salahmu. Kau jangan merasa bersalah." Ucap Murray.
Setelah itu Murray meminta Ivy untuk segera tidur di atas kasur, sementara dia akan tidur di lantai. Ivy pun menuruti perintah Murray, dia berbaring di atas kasur dan bersikap untuk tidur. Namun saat Ivy akan hendak menutup matanya, dia malah tidak bisa tidur karena kepikiran dengan Murray.
Mereka memang berada di kamar yang sama. Mereka hanya terpisah beberapa meter saja, namun karena Murray berbaring di lantai yang dingin dan kasar, membuat Ivy merasa kasihan. Ada kekhawatiran yang muncul di dalam hatinya. Dia cemasan. Dia takut jika Murray sampai sakit.
Ivy pun menatap Murray yang saat itu sudah berbaling meringkuk di lantai, dengan satu tangannya sebagai bantal. Dia terlihat menyedihkan. Pria itu belum menyadari jika Ivy tengah memperhatikannya, karena dia berbaring membelakangi Ivy.
Ivy mendesah kasar, lalu berkata "Murray, tidurlah di atas kasur bersamaku. Aku tidak mau bertanggung jawab jika kau sampai sakit."
Mendengar hal itu, Murray segera bangun, menatap Ivy dengan kaget. Namun Ivy dengan cepat berbaring membunginya.

KAMU SEDANG MEMBACA
SEMIDIO
Ficção HistóricaIVY DIRUNDUNG DI SEKOLAHNYA KARNA DITUDUH SEBAGAI PENYEBAB KEMATIAN JESSICA, MESKIPUN HAKIM SUDAH MENYATAKAN IVY TIDAK BERSALAH NAMUN SEMUA TEMANNYA MASIH MENGGANGGUNYA. HINGGA SUATU HARI, SEKELOMPOK PEMUDA YANG KERAP MENGGANGGU IVY MENGHILANG SECAR...