33-A-2

34 1 0
                                    


"Tuan Lukas, perbuatan Anda sangat kurang ajar !" Ivy menatap pria itu dengan mata melotot.

Ivy menatap pria di hadapannya. Sosok pria itu jauh lebih besar darinya, dengan perawan yang tampan namun nampak mesum membuat Ivy merasa jijik dengannya. Ini mengingatkan Ivy pada tampang 3 remaja laki-laki yang sudah merenggut mahkotanya. Hati Ivy mendadak sakit, dia marah dan kesal saat itu. Rasanya, Ivy ingin sekali menghabisi orang-orang seperti mereka di muka bumi. Terlepas dari itu semua, Ivy sedikit penasaran bagaimana pria itu dapat menemukannya.

"Darimana dia tahu rumah-ku ? Apa tadi dia mengikuti-ku ? Sial... Seharusnya aku lebih waspada !" Gerutu Ivy dalam hati.

"Kau cantik sekali. Aku yakin kau akan semakin cantik saat ada di bawah ku." Ucap Lukas.

Pria itu menatap Ivy dari ujung kaki hingga rambut dengan tatapan penuh dengan nafsu. Tatapan cambuk yang sangat menjijikkan.

Pria itu meraih lengan Ivy dengan cepat, membuat Ivy tak bisa menghendakinya, lalu pria itu berkata "Ayo... Kemari-lah, layani aku sebentar.

Mata Ivy membuat saat menyadarinya, dia mencoba melepaskan diri. Namun perbedaan kekuatan membuat Ivy tak bisa lepas dari cengkraman pria itu. Namun Ivy tak menyerah, dia berusaha menjaga martabatnya sebagai seorang wanita. Sebagai seorang istri serta menjaga nama baik suaminya.

"Tuan... Apa yang anda katakan ! Saya ini sudah menikah ! Suami saya bahkan masih sehat sekarang !" Ucap Ivy tegas.

"Oh, pria miskin itu. Jangan hawatir tentangnya. Dia pasti tidak akan menyadarinya. " Ucap Lukas yang merendah Murray, ini membuat Ivy merasa sakit hati.

Ivy menggigit bibirnya, lalu bergumam "Apa yang harus kulakukan ? Aku ingin melawannya dengan energi sihir-ku. Tapi... Aku tidak punya energi sihir. Lari kedalam hutan adalah opsi yang paling aman, tapi... Bagaimana kalau aku bertemu dengan monster atau hewan buas lainnya ?"

"Jadi... Ayo kemari, aku sudah tidak tahan." Pria itu menarik lengan Ivy, dia menyeret Ivy entah kemana.

Ivy mencoba memberontak sambil berpegangan memeluk pohon kecil yang kebetulan ada di sampingnya. Dia melakukan hal itu agar pria itu tak mampu menyeretnya pergi.

"Jangan sok jual mahal lah. Aku ini orang paling kaya di desa, aku mampu memberimu kehidupan yang nyaman untukmu, tidak seperti suami miskin mu itu !" Lanjut pria itu.

Jika Ivy sedang berjuang melawan Murray, ditempat yang berbeda Murray sedang menjual hewan buruannya ke penampung. Saat itu mereka sedang menentukan harga yang tepat untuk hewan buruan Murray saat itu.

Saat Murray tengah berdebat dengan calon pembeli hewan buruannya, seseorang memanggil namanya. Sesaat Murray melihat sosok yang memanggilnya, itu adalah Xia. Bukannya membalas sapaannya, Murray malah kembali fokus dengan pekerjannya.

"McKellen !" Panggil Xia lagi saat dia sudah berada di samping Murray.

Murray mendesah, lalu berkata dalam hati "Mengganggu saja."

Dia kesal karena Xia menggau kegiatannya. Padahal Murray sedang melakukan nego supa hewan buruannya bisa di hargai lebih tinggi.

"Darimana saja kau ! Aku mencari-mu dari tadi ! Dan... kenapa ku mengacuhkan !" Ucap Xia dengan suara terengah-engah seperti orang yang habis berlari jauh.

"Ada apa ? Kenapa kau terlihat sangat panik ?!"  Tanya Murray sedikit penasaran.

"Pria gila bernama Lukas itu tadi menggoda istrimu !"

Kalimat itu sontak membuat tubuh Murray menegang. Wajah Ivy yang tengah tersenyum terbayang di pikirannya, membuat dia menjadi gelisah.

"Aku juga melihat dia mengikuti istrimu pulang ! Sebaiknya cepat susul istrimu, dia pasti dalam bahaya !" Lanjut Xia.

"Sial !" Umpat Murray lalu dia menggertak giginya.

Tanpa mengatakan apapun lagi, Murray segera berlari ke rumahnya dengan keadaan panik bercampur khawatir. Dia tidak mempedulikan lagi dengan hewan buruannya, dia juga tak peduli dengan orang-orang di sekitarnya. Beberapa orang yang menghadang jaraknya bahkan tan-pa ragu Murray dorong. Dia juga tak peduli dengan teriakan warga.

Saat Murray berada di depan rumahnya, dia berteriak memanggil nama wanita yang dia cintai itu. Dia masuk kedalam rumah dengan membanting pintu, namun dia tak mendapati istrinya di sana. seketika murray merasa panik, khawatir, cemas, takut, marah, kesal, perasan itu berkecamuk dalam diri Murray hingga membuat kepalanya berdenyut. Membuatnya tak dapat berpikir sehat.

"IVY !"

Teriak Murray, berharap dia mendengar suara istrinya, mamun dia tak mendengar apapun. Murray pun keluar dari rumah, berniat mencari kebakaran istrinya.

Langkah Murray melamban saat dia melihat seorang pria yang sedang berusaha berdiri. Murray mendekati sosok itu, sosok yang tidak lain adalah Lukas.

"Dimana istrimu ?" Tanya Murray.

Pria itu menatap Lukas dengan dingin. Tatapan itu seperti hewan buas yang siap menerkam, belum lagi aura di sekitarnya tampak gelap, dan dingin. Membuat suasana menjadi tegang.

Lukas yang mendengar hal itu menatap Murray. Pria itu sedikit terganggu dengan sikap Murray, namun dia merasa Murray tidak berani melakukan apapun padanya mengingat dia anak orang paling berkuasa di desa.

Ide buruk mulai muncul di pikiran Lukas. Pria itu berniat menuduh Ivy telah menggodanya, dengan begitu Ivy dan Murray akan bertengkar lalu mereka akan bercerai. Saat Ivy kehilangan segalanya, dia akan datang bapak penyelamat.

"Ah... Kau mencari jalang itu ya." Ucap Lukas.

Murray yang mendengar ucapan pria itu menggerakkan tangan. Dia begitu keras melakukannya hingga urat-urat di tangannya terlihat jelas. Tanpa Murray sadari, asap hitam mulai muncul dari beberapa bagian kulitnya dan matanya perlahan bercahaya, membuatnya terlihat lebih menyeramkan.

"Apa kau tahu, istrimu tadi menggodaku. Dia nampaknya tidak bahagia hidup dengan orang miskin sepertimu." Lanjut Lukas, lalu dia tersenyum meremehkan, dan menatap Murray dengan tatapan penuh penghinaan.

Murray yang mendengar hal itu sudah tidak bisa lagi menahan amarahnya, dia dengan cepat maju lalu meninju Peut Lukas hingga pria itu tersungkur.

Lukas berteriak saat pukulan itu mendarat ke perutnya. Sudut bibirnya berdarah, dan pantatnya terluka karna serpihan kayu saat dia mendarat di tanah. Ini terasa menyakitkan.

"Beraninya kau kurang ajar padaku, apa kau tahu aku ini siapa ha !" Ucap Lukas sembari mengelap sudut bibirnya yang berdarah.

Murray berjalan mendekati Lukas, dia mengambil kerah pria itu sambil berkata dengan penuh penekanan "AKU TANYA, DIMANA ISTRIKU !?"

"KAU BERANI MEMBENTAK-KU  ! APA KAU TAHU AKU INI SIAPA ? AKU ANAK KEPALA DESA, AKU BISA MENYURUH ORANG-ORANG MEMBUNUHMU !" Teriak Lukas tidak terima dengan sikap dan perilaku Murray padanya.

Murray yang mendengar kalimat Lukas yang begitu congkak tertawa keras. Tawanya menggema di hutan itu, bahkan para burung terbang saat mendengar suara itu.

"Hahaha.... ANAK KEPALA DESA ? YANG BENAR SAJA. APA HANYA ITU YANG BISA KAU BANGGAKAN ?" Ucap Murray, lalu tanpa basa-basi, Murray mengajak kaki Lukas dengan sangat keras.

"AAAAAA....!!!" Teriak Lukas.

Setelah itu Murray pergi menjauh dari Lukas. Dia menatap ke arah hutan dengan mata yang kini sudah bercahaya. Meskipun cahayanya terang, namun itu terlihat menakutkan, perlahan tapi pasti asap hitam mulai menyelimutinya, membuat sosok manusianya perlahan menghilang.

Sosok Murray yang demikian mengerikan dilihat oleh Lukas. Pria itu gemetar ketakutan hingga tanpa sadar air mengalir dari selangkangannya. Membasahi kakinya.

Dosis lain, Murray sudah tidak peduli lagi dengan Lukas. Dia berjalan ke arah hutan, sambil mengeluarkan tongkat sihirnya dari balik bajunya. Dia membaca mantra, lalu dia menghilang, meninggalkan Lukas yang menderita karena sakit.

***

SEMIDIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang