7.4

365 71 21
                                    

..Love is an open door..

🦢🦢🦢

Wajah Jin dan Dita mungkin hanya berjarak 3cm saja, dan tampaknya Jin sangat betah dengan posisi itu.

"Bolehkah?" Tanya Jin ambigu

"Apa?" Pipi Dita sudah sangat merah sekarang karena baru menyadari wajah Jin berada sangat dekat dengannya

"Aku ingin..." Jin sengaja menggantung kalimatnya, tangan kirinya memegang pintu lemari es sedangkan tangan kanannya mengambil sebutir telur yang terletak di bagian kiri pintu lemari es itu. Tangan Jin yang menggapai telur itu membuat tubuh Dita bergeser ke arah kiri, agar Dita tidak terjatuh tangan kiri Jin sigap melingkar ke pinggang Dita. "Aku ingin mengambil ini" ucap Jin sambil mengangkat telur tadi ke dekat wajah mereka

Dita yang cukup terkejut hanya diam mematung.

Melihat Dita diam saja, Jin tersenyum. "Apa kamu mau seperti ini terus?"

Mendengar Jin mengatakan itu, Dita tersadar, ia berbalik agar Jin melepaskan tangannya. "Kenapa ngambilnya harus pake tangan kanan sih?" Protes Dita. "Padahal bisa mengambil telurnya dengan tangan kiri, dan itu jauh lebih dekat"

Jin tertawa pelan, ia menyibakkan rambutnya ke belakang "kalau ada cara yang sulit kenapa harus dengan cara yang mudah? Benar kan?"

Dita menggeleng heboh, tidak paham dengan apa yang ada di pikiran oppanya ini. "Aku tidak mengerti dengan oppa"

Jin kini berdiri tegak, "semua yang praktis itu kadang akan cepat hilang juga, begitu maksudku Anak Agung Ayu Puspa Aditya Karang.. hmm namamu panjang sekali.." Dita dan Jin tertawa bersama

"Panggil Dita saja oppa"

Jin tersenyum hangat "Nah jadi yang ingin ku tanyakan adalah apa kamu masih ingin berdiam di depan lemari es lebih lama lagi? Kau membuatku harus membayar listrik lebih banyak kalau terus begini" Jin mengatakan itu sambil terkekeh

Dita tampak baru menyadari kalau ia terlalu lama berada di depan lemari es, "Tidak, aku mau makan!" Jawab Dita dengan kedua pipi yang masih terlihat kemerahan

Jin tertawa, ia sedikit memberi jarak agar Dita dapat lebih tenang. "Kalau begitu perhatikan aku, tadi kau bilang ingin melihat kokinya memasak langsung di depanmu" Jin menyengir dan menggiring Dita menuju ke tempat duduknya.

Desain dapur Jin sebagian besar berbahan dasar kayu, tepat disebelahnya terdapat ruang makan dengan atap kaca. Jin mempersiapkan kursi Dita di dekat meja counter dapur yang berada di tengah-tengah dapur minimalisnya. "Duduk yang tenang, dan perhatikan akuuu~"

"Oke. Cepat ya masaknya, disini ada pelanggan yang kelaparan"

"Hahaha kalau begitu aku akan memperlambatnya"

"Oppa!!" Protes Dita lagi, pipinya terlihat menggembung saat ia cemberut membuat Jin gemas

"Kau terlihat seperti anak tupai sekarang ahahaha"

"Ih aku pulang nih!!" Ancam Dita agar Jin berhenti menggodanya

Jin memasang wajah sedih, "bagaimana nasib ayam goreng yang sudah ku pesan kalau kau pulang?"

Tak lama terdengar bunyi bel, "apa aku harus memakan semua ayamnya sendirian? Yah tidak masalah sih~"

Perasaan Dita jadi campur aduk dan sedikit kesal, tapi tak bisa menolak ayam di saat seperti ini. "Aku akan tinggal untuk makan ayam goreng" jawabnya

"Baiklah, tunggu disini sebentar. Aku akan mengambilkan ayam goreng yang sangat sangat kau sukai itu~" Jin bergegas menuju pintu utamanya.

Setelah berada cukup jauh dari Dita, Jin menghela napasnya panjang "gila, apa Dita mendengar suara detak jantungku?! Haa~" Jin memegang dadanya, jantungnya yang memompa darah ke seluruh tubuhnya itu berdegup dengan sangat cepat.

Jinstaurant✅️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang