12.3

283 72 12
                                    

Okelah, aku kabulkan permintaan kalian wkwkkw

Sekali lagi, selamat hari kemerdekaan!

💃💃💃

Dita memperhatikan punggung pria itu yang bergerak naik turun, setiap ia bergerak tercium samar-samar wangi parfum yang segar dari tubuhnya.

Pria itu terengah, terus memegangi lengan Dita mencegahnya untuk pergi. "Ja-jangan ke-sana" ucapnya

Dita tidak yakin apa mengenal pria ini. Pria itu tak kunjung menghadap Dita, hingga tiba di sisi jalan yang cukup sepi. Ia melihat sekitar dan mencari bagian titik buta dari CCTV terdekat.

Pria itu berdiri dan berbalik, menghirup napas dalam sebelum mengatakan "ini jebakan. Jangan kesana" sambil menatap mata Dita

"Emm.. permisi.. memangnya anda tau saya akan pergi kemana?" Dita menatapnya dengan penuh curiga dan mundur satu langkah menjauh darinya.

Pria itu membuka maskernya dan menatap Dita lurus, "tentu saja aku tau. Apa kau mengenaliku kali ini?" Ia membuka topinya dan menyibakkan rambutnya yang sedikit basah ke belakang, lalu membetulkan topinya kembali.

Dita mengernyitkan dahinya, 'bagaimana bisa tau?' Ekspresinya benar-benar menunjukkan segalanya.

"Serius? Aku Lee. Tae. Yong. Sudah berapa kali sih kita berkenalan, yang benar saja. Coba lihat baik-baik wajahku dan rekam di kepalamu" ucapnya sambil menghela napas setelahnya

"Aku bukannya tidak tau namamu, tapi bagaimana kau bisa tau aku akan menuju kemana? Dan kenapa kau melarangku pergi?" Tanya Dita menyelidiki pria di depannya ini

"Gedung xx lantai xx, janji temu pukul xx. Benar kan?" Taeyong terlihat sangat serius sekarang

Dita terkejut sekali, itu adalah lokasi persisnya yang ada di pesan tadi. "Bagaimana bisa...?"

"Itu karena.. " Taeyong melirik ke arah kanannya, langsung memakai maskernya lagi. "Aku tidak punya waktu untuk menjelaskan sekarang. Berikan ponselmu"

"Untuk apa?"

Taeyong memegang bahu Dita, "aku peduli padamu, tolong percaya denganku dan aku mengetahui cara 'pacarmu' itu untuk keluar dari masalah ini." Memberikan penekanan di kata pacar

Dita mengerjap beberapa kali, berusaha mencerna apa yang diucapkan pria ini.

"Ponsel" titah Taeyong pada Dita

Dita menurut dan langsung mengeluarkan ponselnya, Taeyong langsung memasukkan nomornya, tak lama ada dering terdengar di kantung celana pria itu. Taeyong mengembalikan ponsel Dita setelahnya.

Taeyong kembali memegang bahu Dita, "Dengar, jangan percaya siapapun kecuali member dan manajermu. Jangan terima makanan dari orang yang tidak dikenal, jangan angkat telepon dari nomor tak dikenal dan jangan terima paket apapun yang dikirimkan untukmu kecuali ada nama pengirimnya. Sebisa mungkin lakukan apapun bersama orang yang dipercayai. Mengerti?"

Dita mengangguk, lalu Taeyong membalikkan tubuh Dita. Berbisik tepat di telinganya, "sekarang pulanglah, jaga dirimu baik-baik. Aku akan mengumpulkan informasi dan menemuimu nanti. Sampai jumpa lagi" setelah mengatakan itu Taeyong mendorong tubuh Dita menuju ke bagian yang cukup ramai, dan menghilang diantara keramaian.

Saat Dita berbalik ia sudah ditinggalkan sendirian saja disana. Entah mengapa, tapi hati kecil Dita mengatakan kalau ia harus mempercayai ucapan Taeyong kali ini. Dita menurutinya dan bergerak kembali ke apartemennya.

🍔🍔🍔

Jin merasa 'terkurung' beberapa hari ini. Ponsel miliknya dibawa Jungkook untuk alasan keamanan dan ingin diselidiki lebih lanjut, sedangkan ponsel daruratnya tertinggal di hotel itu. Sang Ibu juga melarangnya pergi dari rumah.

Jinstaurant✅️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang