Side Story 3

462 72 8
                                    

Dita tiba-tiba mencium aroma daging panggang, dalam mimpinya Dita berada di peternakan dengan pemandangan rumput hijau dan banyak sapi yang menyapanya. Tapi tiba-tiba seluruh sapi itu berubah menjadi setumpuk daging yang mengelilinginya. Para sapi yang sudah berubah jadi tumpukan daging itu menyalahkan Dita karena Alan memasak mereka untuk Dita dan meminta pertanggung-jawaban. Dita terbangun setelah semua daging itu menyudutkannya.

"Astaga" Dita langsung terduduk di tepi ranjang dan tak lama meregangkan otot tubuhnya. "Sungguh mimpi yang aneh"

Dita segera keluar dan menyaksikan suaminya sedang memasak di dapur, Dita langsung memeluknya dari belakang. "Hai" sapanya dengan lembut sambil menempelkan wajahnya di bahu lebar milik suaminya.

"Sayangku~ sudah bangun? Apa kau lapar?" Tanya Jin sambil mengangkat beberapa daging panggang.

Dita yang melihat daging panggang itu jadi teringat wajah sapi menyedihkan di mimpinya. Dita langsung melepaskan pelukan itu, "aaaa~"

Jin segera menyuapinya sepotong daging yang baru matang setelah meniup beberapa kali. "Dagingnya dataaaaang~"

Daging itu belum sempat mencapai mulutnya tapi tiba-tiba Dita tidak merasa ingin memakan potongan daging panggang. "Tidak tidak jauhkan" Dita kini sepenuhnya menjauh dari Jin

"Hm? Apa yang salah dengan ini?" Tanya Jin sambil memperhatikan potongan daging yang tak jadi memasuki mulut Dita itu

"Aku membencinya, tolong jauhkan" jawab Dita lalu bergerak menuju ke meja makan.

Jin memilih memakan daging itu, tak berpikir yang aneh-aneh dan kembali melanjutkan memasaknya. "Jadinya mau makan apa?"

"Yang enak, apapun selain daging" jawab Dita sambil memainkan alat makan yang sudah ada di meja makan.

Saat itu seluruh membernya sedang membenahi meja makan, Dita memperhatikan semua orang yang berlalu-lalang.

"Kalau begitu dagingnya untukku" jawab Minji sambil membawa daging yang sudah masak tadi ke meja makan.

Beberapa member sudah duduk tenang sambil bersenandung tak sabar menanti semua daging itu rampung.

Mata Dita menyipit saat melihat Jin memanggang sekotak daging lagi kali ini sudah dimarinase yang bertuliskan 1kg di atas tutupnya. "oppa tega banget" ucapnya tak percaya

"Hah?" Jin langsung meninggalkan kegiatan memasaknya. "Tega gimana?" Tanyanya lagi sambil menghadap Dita

"Mereka sebelumnya bahagia di padang rumput" ucapnya sambil menunjuk potongan daging yang mendesis karena terpanggang sempurna juga daging-daging yang ada di dalam kotak.

Jin mengerjap beberapa kali, "maksudnya apa?"

"Coba bayangkan, mereka diasuh dengan penuh kasih hingga dewasa tapi kini malah menjadi makan siang kita. Oppa sungguh tega" Dita sudah menggeleng

Jin memegang dagunya, "bagian mana yang menurutmu tega? Aku memakan daging yang aku beli? Atau peternak yang menjual sapi-sapi mereka?"

"Oppa!" Pekik Dita, "bagaimana bisa oppa mengatakan hal sekasar itu pada daging sapi ini? Kalau mereka mendengarnya mereka akan sedih" Dita kini menjauhkan sepiring potongan daging panggang tadi dari Jin yang mendekat

Beberapa penghuni meja makan bahkan sudah mengerjap, berusaha mencerna percakapan antara suami-istri ini.

"Sumpah, otak gue ga nyampe" Jinny membisikkan itu pada Soodam

Soodam menoleh pada Jinny, "sama kok" lalu mereka cekikikan berdua.

Jin mengisyaratkan pada Lèa untuk mengambil alih panggangan karena ia kini sibuk dengan Dita.

Jinstaurant✅️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang