7.3

361 73 12
                                    

Jin dan Jus jeruk akan keluar dari gedung restoran itu. Jin diam memperhatikan punggung dari pria itu, "Hey Jus Jeruk, ada satu hal lagi yang belum ku sampaikan."

"Ya??" Jawabnya dengan riang sambil berbalik

"Aku tidak pernah mengizinkanmu memanggilku hyung, dan sepertinya kau salah menanggapi bahwa aku hanyalah 'kakak'-nya." Jin membawa sebuah paperbag yang berisi buket bunga matahari dan menyilangkan tangannya di depan dada, "aku akan jadi lebih daripada itu untuk Dita" ucapnya dengan tatapan tajam yang menusuk lalu pergi melenggang begitu saja.

Jin langsung memasuki mobilnya dan pergi dari restoran itu.  Sedangkan Jus jeruk masih membeku di depan pintu restoran, sepertinya benar-benar terkejut dengan apa yang dikatakan Jin tadi.

Suasana hati Jin sangat buruk sekarang, ia berhasil menahan dirinya selama berbicara dengan Jus jeruk tadi, tapi hanya itu. Akhirnya dia dapat mengatakan maksud dari pertemuan mereka ini, "Aku sudah mengibarkan bendera tanda berperang. Haa~" ia mengusap wajahnya setelah mengatakan itu

Suasana di dalam mobil sangat hening, tidak seperti biasanya. Jin menoleh pada manajernya yang terlihat menahan napasnya. "Ada apa denganmu?"

Manajernya hanya menggeleng, tak menjawab apapun.

Jin kembali memandang jalanan, "kau pasti memikirkan yang aneh-aneh lagi kan" ucapnya tanpa menoleh

"Heuk!" Sang manajer sampai cegukan karena ucapan Jin tadi sangat tepat sasaran.

"Ti-tidak kok hAhA" jawab sang manajer dengan canggung

Jin menggeleng, tak mengalihkan pandangannya. "Berhentilah memikirkan yang tidak-tidak. Aku normal, dan aku hanya menyukai Dita seorang" ucapnya semakin mengecil di akhir kalimat.

Jin merasa lelah dengan semua yang terjadi padanya, suasana hatinya juga sedang tidak baik ditambah Dita sedang tidak dapat dihubungi.

"Setelah ini apakah ada jadwal lain?" Tanya Jin dengan ketus

"Tidak ada, kau bisa beristirahat setelah ini"

Jin tidak menjawabnya, hatinya terasa berat. Setelah mendengar secara keseluruhan cerita dari kedua sisi antara Jus Jeruk dan Dita, Jin jadi tahu kalau sebenarnya perasaan mereka berdua itu sama. Hanya saja Jus jeruk terlalu takut untuk memulai, sedangkan Dita sudah terlanjur kecewa. Kepala Jin berdenyut hanya dengan memikirkan ini. "Aku tidak boleh egois" bisiknya

Jin melihat pantulan dirinya dari kaca mobil, "tapi aku juga tidak bisa menyerah" bisik Jin sambil memandangi pantulan dirinya itu

Jin menghela napasnya lagi, kali ini lebih panjang. "Hyung, aku akan tidur. Tolong bangunkan saat kita sudah sampai"
.
.

Jin telah menyelesaikan pekerjaannya dengan baik, ia mengecek ponselnya untuk melihat notifikasi yang dilewatkannya. Matanya membulat saat melihat nama Dita disana. Hal itu sedikit mengobati rasa kesalnya, Jin membuka pesan itu.

"Oppa! Aku kembali hahaha do you miss me?" Jin membacanya sedikit keras, senyuman langsung menghiasi wajahnya. Jin seolah lupa dengan semua perasaan kesal dan lelah yang sejak tadi dirasakannya

Jin langsung meneleponnya untuk mendengar suara Dita

"Halo oppa~" sapanya segera setelah menerima panggilan itu

"Ditaaaa~ aku merindukanmuuu~" Jin mengatakannya dengan nada yang manja

Dita tertawa, "oppa, malam ini ayo kita bertemu. Aku ingin pergi ke restoran Jepang yang kokinya masak di hadapan kita langsung~" ajak Dita, ia terdengar sangat ceria sekarang

"Kau ingin mencoba masakan orang lain?" Jin terdengar sedikit cemburu sekarang

"Hahaha kalau begitu, apa oppa saja yang akan memasak untukku?"

Jinstaurant✅️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang