8.2

319 72 6
                                    

Halo sobat onlen!

🦢🦢🦢

"Ten?"

Suara yang sangat merdu bagi telinganya itu membuat Ten menoleh

"Sedang apa disini?" Seorang wanita menemukan Ten yang kondisinya terlihat mengenaskan terduduk di lantai apartemen.

Ten tak tahu mengapa wanita ini bisa berada disini. "Tolong jangan pedulikan aku" ucapnya sambil menoleh ke arah lain.

"Kau ingin tidur disini? Seperti ini saja?" Tanyanya lagi

Ten berusaha menyembunyikan wajahnya yang kacau, "tolong jangan pedulikan aku" ucapnya lirih.

Wanita itu mendekat dan menghirup aroma alkohol yang sangat menusuk dari tubuh Ten. "Aku akan pesankan taksi saja ya?"

"Sudah ku bilang beberapa kali, jangan pedulikan aku!" Teriaknya pada wanita itu

"Ish, orang mau bantu doang. Ya sudah terserah kau mau pingsan atau tidur disini, aku tidak peduli" wanita itu melenggang memasuki gedung apartemen tanpa menoleh kembali pada Ten.

Ten tiba-tiba teringat sesuatu. "Lisa lisa! Tunggu sebentar!" Teriaknya berusaha menghentikan langkah Lisa yang menghiraukannya

Ten akhirnya bergerak, ia berusaha meraih tangan Lisa sebelum memasuki lift apartemen itu.

"Apa?!" Tanya Lisa dengan garang

"Kau akan bertemu Jinny kan? Kalau begitu tolong sampaikan pesanku jika kau menemui Dita. Aku ingin bertemu dengan Dita sekali saja, kalau dia ada di atas tolong minta dia turun dan temui aku sebentar"

Lisa kesal sekali dengan pria ini, "ya" jawabnya singkat lalu segera memasuki lift. "Kalau ingat" ucapnya melanjutkan kalimatnya tadi sebelum pintu lift itu menutup

Ten kembali ke posisi semula, sebenarnya bisa saja ia ikut naik bersama Lisa tapi ia tak melakukan itu. Ten tidak ingin ada orang selain Dita yang juga melihatnya dalam kondisi tidak pantas itu. Ten diam disana, sedangkan waktu terus berjalan.

Ten terus menanti Dita disana, masih berharap bahwa Dita mungkin akan memiliki setidaknya sisa rasa kasihan untuknya.

Mungkin ini adalah karma baginya yang membiarkan Dita menanti lama. Ten telah menanti sangat lama, ralat ia menanti selama apapun tidak terlihat tanda-tanda kehadiran Dita. Ten tertidur seperti itu disana.

"Permisi" terdengad suara seseorang membangunkan Ten

"Dita?" Ten mengusap matanya dan mencari keberadaan Dita

"Nak, apa kau membeku?" Tanya seorang nenek yang terlihat mengkhawatirkan keadaan Ten itu, nenek itu menyimpan belanjaannya di dekat kaki Ten

Ten diam membeku, langit masih gelap dan tidak terlihat keberadaan Dita di sekitarnya

Nenek itu menyentuh pipi Ten yang ternyata sudah sedingin es. "Astaga! Nak kau membeku!" Pekiknya lalu mulai membuat keributan

Ten khawatir kalau ia akan muncul di berita pagi, "terima kasih sudah mengkhawatirkan saya, tapi saya harus pergi sekarang" ucapnya hormat

Nenek itu terlihat ragu membiarkan Ten pergi begitu saja. "Tunggu nak, bagaimana kalau meminum segelas air hangat sebelum kau pergi?"

Belum sempat menjawab apapun Ten sudah diseret oleh nenek itu menuju ke dalam gedung apartemen, ternyata nenek itu tinggal di lantai kedua gedung ini. Ten yang masih sedikit pusing hanya bisa mengikutinya saja.

Mereka telah sampai di rumah nenek ini, Ten segera diberikan selimut dan minuman hangat. Nenek itu juga menghidupkan pemanas ruangan agar suhu tubuh Ten kembali seperti semula.

Jinstaurant✅️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang