10.3

373 81 33
                                    

Sehari setelah syuting Jinstaurant, Jin mengunjungi Dita. "Dita, baik-baik saja kah? Apa kau bisa tidur semalam?" Tanyanya sambil duduk dengan nyaman di kursi ruang keluarga itu

"Yah, berkat Jinny" jawab Dita dengan senyuman yang lebar, duduk berhadapan dengan Jin

"Permisi. Tolong jaga jarak aman." Jinny menjauhkan kursi Dita sejauh mungkin dengannya. Dita yang tadinya bersama Jin di ruang keluarga kini berada di ruang makan

"Eitts! Tidak boleh dipindahkan!" Pekik Jinny saat Jin bersiap untuk menggeser kursinya

Jin tertawa, bagaimana tidak. Sejak tadi Jin dan Dita terus menerus berusaha memindahkan kursi tapi Jinny terus-terusan berperan seperti penjaga di permainan lampu merah lampu hijau. (Ini permainan yg ada di squid game yg bokumakkoci piyeotsemnida)

Mereka berada di rumah keluarga Lèa, Jin membawa buah tangan buah-buahan untuk keluarga Lèa dan para gadis.  Jin bermaksud untuk mampir sebentar dan mengajak Dita pergi. Tapi ditahan oleh Jinny dan dijauhkan seperti ini.

"Diluar lebih berbahaya. Bahkan dinding sekarang bisa bicara" Jinny selalu mengatakannya begitu

Saat Jinny lengah dan pergi ke dapur, Jin akan mendekat sebentar untuk melihat wajah Dita dengan lebih jelas. "Pipimu terlihat lebih kurus dari sebelumnya"

Mata Dita membulat, "aku tidak pernah chubby ya!" Jawabnya tak terima

Jin tertawa, ia memilih berdiri agar Jinny tak dapat menggeser kursinya lagi.  Jin menikmati senyuman Dita. "Kau benar, rumor kencan kita bertebaran dimana-mana. Semalam aku berhasil menghentikan semuanya sebelum menyebar seperti kembang api"

Dita menghela napasnya lega. "Itu dia yang ku khawatirkan."

"Dita, bagaimana kalau itu bukan sekedar rumor saja?" Tanya Jin sambil duduk bersimpuh di depan Dita sambil mengeluarkan sesuatu dari kantung bajunya. "Pengganti cincin selada! Hahaha"

Itu adalah permen yang berbentuk cincin, Dita mencurigai itu memiliki rasa yang aneh. "Kali ini rasa apa?"

Jin tersenyum, tanpa aba-aba segera menempatkan cincin itu di jari manis Dita.

"Apa maksudnya ini? Kau melamarku dengan sebuah cincin permen?" Dita tertawa melihat Jin yang seperti ini

Jin diam memandangi wajah Dita. "Bagaimana kalau aku tidak bercanda?"

Dita diam membeku memperhatikan cincin yang dipakaikan Jin padanya. "Apa maksudnya? Oppa.."

"Jangan bilang.."

Jin tersenyum lagi, kali ini ia berdiri untuk duduk kembali di kursinya. "Pikirkan baik-baik. Aku tidak memaksamu untuk menjawabnya sekarang. Tapi di sela waktu ini sebaiknya kita berkomunikasi lewat telepon saja. Aku khawatir padamu" jelasnya

Dita kini jadi paham semua maksud dari kebaikan Jin, juga maksud ucapan Jin di malam itu. Saat Lèa datang dengan membawa camilan, Dita langsung mendekat padanya membisikkan sesuatu dan pergi dari sana.

Dita keluar dari rumah Lèa, berjalan perlahan di gang yang berkelok-kelok itu. Dita tidak yakin dengan perasaannya sendiri, tapi ia juga tidak bohong kalau merasa 'senang'. Banyak kekhawatiran yang mendesak masuk ke dalam otaknya sekarang.

Dita sudah mulai hapal daerah itu, ia berjalan menuju ke sebuah taman kecil. Menarik banyak oksigen dalam-dalam ke paru-parunya. "Aku juga pengecut" bisiknya di sela kegiatan ini.

"Hai Dita~" sapa seseorang yang suaranya sangat merdu bagi Dita

Dita menoleh dan terkejut melihat Ten ada disana. "Eh? Kau ada di Jepang?? Bagaimana bisa kau tau aku ada disini?"

Jinstaurant✅️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang