15.1

337 73 14
                                    

Malam itu media sosial dihebohkan dengan unggahan salah satu akun di laman penggemar. 'Omelan Kemarahan Jin' mengunggah beberapa vidio, vidio pertama yaitu rekaman CCTV, terlihat dari sisi ruang makan yang menampilkan buronan Park yang masuk ke rumah pribadi Jin lewat pintu belakang. Buronan Park yang masuk sendirian ke sana, memakan beberapa makanan yang ada di lemari es sambil terus memperhatikan jendela luar. Buronan itu melakukan aktivitas lain di rumah itu dengan nyaman seolah-olah memang sering kesana. Tapi saat mendapatkan telepon tiba-tiba buronan Park segera keluar, memakai mobil yang dipakainya saat datang dan melesat begitu saja. Vidio kedua adalah kompilasi beberapa kamera CCTV yang menunjukkan pergerakan mobil itu dari arah rumah warga menuju ke TKP kecelakaan. Dan vidio terakhir adalah rekaman audio yang isinya berupa percakapan buronan itu dengan seorang yang diduga Jin. Dalam rekaman audio itu terdengar buronan mengatakan ingin mengundang Jin ke acara pribadinya.

Berkat munculnya vidio-vidio itu di internet, gejolak antifan dari Jin benar-benar semakin menjadi. Banyak sekali kritik yang disampaikan untuk agensi yang menaungi Jin mendesaknya untuk segera mengeluarkan Jin dari BTS, bagi mereka vidio itu saja sudah menunjukkan keterlibatan Jin dalam kasus korupsi dari pejabat tinggi Park bahkan membantunya untuk menghindari polisi dengan berada di rumah pribadi miliknya. Karena itu juga nilai saham dari perusahaan langsung anjlok, kontrak kerjasama dengan Jin juga banyak ditarik kembali.

Jin dipanggil oleh CEO-nya secara mendadak malam itu. Jin sudah duduk tenang di sofa ruangan CEO-nya sejak beberapa jam lalu. Jin melipat tangannya di depan dada, dalam kesempatan itu ia melirik jam tangannya. Jin sama sekali tak mendengarkan ucapan CEO-nya yang sejak tadi tak berhenti berbicara di telepon.

Setelah CEO-nya itu memutuskan sambungan telepon yang kesekian kalinya itu, ia langsung duduk di hadapan Jin. Matanya lurus menatap Jin, "Apa ada bantahan yang bagus darimu?" Tanyanya terdengar dingin

Jin menggeleng, "aku bahkan tak ada disana"

CEO-nya menghela napas panjang. "Tuan Jin, kalau seperti ini terus.." tak bisa melanjutkan kalimatnya dan hanya memberikan selembar kertas berisikan perintah Jin untuk hadir menjadi salah satu orang yang terlapor dalam persidangan.

*(Terlapor itu orang yg diduga ikut andil dalam kasus pidana berdasarkan pasal 1 butir 24 UU no 8 th 1981 KUHAP. Jadi statusnya bisa aja naik jadi tersangka kalo ada bukti yg mengarahkan/indikasi melakukan tindakan pidana)

"CEO-nim ingin mengeluarkanku dari Bangtan?" Tanya Jin tiba-tiba

Sang CEO mengerjap, tapi sama sekali tak menyangkal ide itu

Jin tersenyum, "yah sejak awal anda memang tak memercayai saya." Ucapnya pelan

"Hal itu akan diputuskan setelah sidang diadakan" jawabnya untuk pertanyaan Jin tadi

Jin menoleh ke arah lain, "tenang saja. Saya juga tidak berniat untuk memperpanjang kontrak. Tak peduli apapun hasilnya nanti"

CEO-nya menghela napas panjang, "Jin.. kita kan sudah lama bersama, jadi aku.. bukan.. maksudku" tak bisa menyelesaikan kalimatnya

Jin mengangguk, "Tidak apa. Saya memahami situasi anda. Kalau begitu saya akan pamit sekarang"

Jin keluar dari ruangan itu, ia berjalan secepat mungkin keluar dari gedung itu karena setiap langkah Jin diiringi tatapan tajam dan bisikan dari para staff yang masih lembur di kantor. Jin merasa risih, berusaha mengabaikan mereka, saat mencapai mobilnya langsung menancap gas menuju ke lokasi Dojo Macan Anyang. Setibanya disana Jin disambut hangat oleh para pria kekar.

"Hai~ haloo~" Jin menyapa mereka dengan ramah satu-per-satu

Entah mengapa tapi rasanya dojo ini lebih menerimanya dibanding di agensinya itu.

Jinstaurant✅️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang