11.3

305 76 20
                                    

//Semua kejadian dalam cerita ini 100% karya fiksi, mohon maaf apabila ada kesamaan kejadian, alur, setting, tokoh, watak dengan kejadian nyata. Maaf apabila ada yang tersinggung atau kurang berkenan🙇‍♀️🙇‍♀️//

Happy weekend! Jangan lupa bahagia!

✨️✨️✨️

Jin ikut ke ruangan CEO dalam diam, tak terpikirkan apapun sama sekali. Saat itu ponselnya terus menerus berdering, tapi Jin tak dapat menerima panggilan dari siapapun sekarang.

"Duduklah" sang CEO terdengar lembut meski ia menghindari tatapan Jin

"Baiklah." Jin segera duduk dengan posisi tegap, bersiap dengan apapun yang akan terjadi padanya di ruangan ini.

CEO duduk di kursi putarnya, melihat ke arah luar jendela besar yang ada di sisi ruangannya. Mereka diam dalam keadaan seperti itu cukup lama.

"Apa kau tau kenapa aku selama ini tidak pernah marah padamu meski kau sering melanggar peraturan dan sekali waktu itu melanggar kontrak kerja sama dengan salah satu brand..?" Tanyanya tiba-tiba

Jin menoleh pada CEO, ia menatap wajah CEO yang terlihat kacau. "Karena kita 'keluarga' di perusahaan ini? Itukah jawaban yang anda inginkan?"

CEO menggeleng, "tentu saja bukan, kita dalam hubungan kerja yang profesional jadi bagaimana bisa kau berpikir kalau aku ingin kau mengatakan bualan seperti itu?"

Sang CEO menghela napasnya panjang dan mulai mendekat pada Jin. "Aku yakin kau pasti memiliki alasan rasional untuk semuanya. Aku tau aku telah menempatkanmu yang jauh lebih dewasa di posisi yang cukup sulit dalam grup itu, kau harus menasihati Namjoon sambil menjaga adik-adikmu yang lain."

Sang CEO kini duduk di depan Jin, "Tapi.. tolong jangan berlebihan menganggap kalau anda memiliki kekuasaan Tuan Kim" wajah sang CEO berubah seketika, tak dapat ditutupi kalau CEO sedang sangat marah.

"Saya tidak melakukan apa-apa" jawab Jin dengan ekspresi lurus

"Kau pikir begitu?" Sang CEO menghela napasnya panjang. "Kau pikir berapa banyak media yang ditutup mulutnya oleh Namjoon dan Jimin? Dan tidakkah kau pikir akan ada efek lainnya atas itu?"

Jin diam membeku, ini pasti soal skandal kencannya dengan Dita, Jin yakin sekali, "ya saya memang cukup teledor telah berkencan di tempat umum" jawab Jin pelan mengakui kesalahannya

Sang CEO menggeleng, "masalahnya bukan itu.."

CEO bergerak menuju meja kerjanya dan mengeluarkan beberapa amplop dari laci meja itu, dan membawanya ke hadapan Jin. "Itu masalah yang sebenarnya"

Jin membuka seluruh amplop itu dan membaca kertas-kertas disana satu per satu, beberapa artikel yang tertulis disana adalah kabar rumor mengenai Jin yang memiliki hubungan gelap dengan salah satu pejabat tinggi, Jin juga yang menjadi 'otak' dalam bisnis ilegal pejabat itu, dijelaskan juga Jin ikut andil dalam korupsi si pejabat dan kabar terakhir adalah bahwa Jin berpaling meninggalkannya dalam keadaan buruk setelah mendapatkan sejumlah kekayaan. Terdapat banyak bukti foto, bukti transaksi dan banyak lagi.

"Untuk tambahan informasi, pejabat itu seharusnya diselidiki terkait kasus korupsi dan narkoba yang sangat besar. Sampai sekarang dia menghilang entah kemana" CEO menunjuk ke foto pejabat tinggi yang dkmaksudnya

"Saya tidak pernah melakukan hal seperti ini! Dan saya sama sekali tidak mengenalinya" Jin berusaha meyakinkan CEO-nya.

Jin tidak tau bagaimana tapi semua bukti yang ada disana seolah menjelaskan kalau Jin adalah bagian dari gembong mafia narkoba. Jin tampak berada di gang gelap dan melakukan transaksi, semua bukti itu terlihat seperti dirinya. Juga bukti lain yang mendukung seperti riwayat panggilan dan lain-lain. Jin tak dapat membuktikan alibinya sekarang, ia memang sering mendapat panggilan iseng sejak dulu, tapi sekarang situasinya jadi berbeda. Jin yang selalu menghiraukannya, salah-salah ia malah dijadikan tersangka dalam kasus ini.

Jinstaurant✅️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang