13.1

283 76 22
                                    


//Dalam bagian episode ini ada tema cerita yang mungkin tidak cocok bagi sebagian pembaca, bagi mereka yang memiliki trauma tertentu, silahkan melewatkan bagian yang tidak nyaman untuk menghindari hal yang tak diinginkan//

//Seluruh cerita ini sepenuhnya adalah fiksi, mohon maaf jika ada kalimat yang menyinggung atau ada yg kurang berkenan🙇‍♀️🙇‍♀️//

Happy reading!

🍔🍔🍔

Jin berjalan di sisi tebing dengan debur ombak dan langit keabuan. Jin memakai pakaian hitam-hitam, di sebelahnya ada Dita dengan gaun berwarna putih panjang yang berkibar ditiup angin. Senyuman Dita membuat langit di sekitarnya seperti menjadi cerah.

Jin memperhatikan senyuman itu dan menarik Dita untuk memeluknya, mengecup setiap inci wajah gadis itu. Air mata sudah membendung di matanya, Jin berusaha menahannya agar tidak mengalir membasahi pipinya

"Oppa kenapa?"

Pertanyaan itu membuatnya semakin sedih. Jin menggeleng, "aku ingin menghentikan waktu" jawabnya sambil mengusap pipi Dita lembut

"Kenapa begitu?" Tanyanya lagi

"Jelas karena aku ingin menikmati waktu bersamamu, aku mencintaimu. Terima kasih ya sudah banyak bersabar denganku" jawabnya sambil mengeratkan pelukan itu

Dita memegang pipi Jin dan mengecup bibirnya dengan lembut. "Justru aku yang berterima kasih" ucapnya setelah melakukan itu

Tak tau mengapa tapi Jin jadi menangis, saat itu tiba-tiba Dita menarik Jin, dan mengganti posisi mereka berdiri. Dita kini berada di bagian paling dekat dengan tebing. "Bisakah oppa menjanjikanku satu hal?" Tanyanya dengan lembut

Jin mengangguk masih dalam tangisnya

"Tolong jangan melupakan aku" Dita juga mulai menangis, saat itu Jin merasa ada sesuatu yang mengalir di tangannya.

Jin menarik sisi tubuh Dita untuk melihat apa itu, pemandangan itu membuat Jin membelalak, entah sejak kapan bagian punggung tubuh Dita sudah berlumuran darah dan membuat gaun putihnya jadi berwarna merah. Tangis Jin jadi semakin keras, dengan cepat menggendong Dita menuju mobilnya.

"Dita bertahanlah!!"

Dita menarik lengan Jin untuk menghentikannya. "Tolong berjanjilah. Aku bersyukur menemuimu dalam hidupku, terima kasih.."

Jin menyaksikan bibir Dita yang pucat memberikan senyum padanya dan perlahan menutup matanya.

.
.
Jin masih menangis bahkan setelah bangun dari mimpi yang menyeramkan itu. Hatinya jadi semakin sesak setiap mengingat senyuman Dita di mimpi itu. Kepala Jin rasanya sangat berat sekarang, ia bahkan tidak lagi peduli jika isaknya terdengar hingga keluar ruangan.

"Nak" seseorang mengetuk pintu sambil mengatakan itu

Dengan langkah berat, Jin membuka pintunya dan melihat Ibunya disana. Jin langsung memeluknya erat, tangisnya masih belum mereda.

"Ada apa Nak?"

Jin menggeleng dan membenamkan kepalanya dalam pelukan itu. Ibunya mengusap rambut Jin pelan dengan satu tangannya berusaha untuk menenangkannya, "pergilah mimpi buruk~" dan menepuk-nepuk punggung Jin dengan tangan satunya lagi.

"I-ibu.. Ba-bagaimana ini?" Jin akhirnya bersuara

"Ada apa?" Tanya Ibunya lembut

Jin melepaskan pelukan itu, ia menatap wajah Ibunya yang terlihat bingung melihat anaknya yang menangis.

Jinstaurant✅️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang