Bab 49

486 30 5
                                    

Terlihat Haechan duduk dengan diam di sebuah kamar hotel bersama Jeno yang tak sadarkan diri.

Iya Haechan meminta bantuan pada salah satu orangnya untuk membawa Jeno ke padanya. Pandangan Haechan tertuju pada sebuah air putih yang ada tak jauh dari dirinya.

dengan seringainya Haechan berjalan mendekati air putih itu dan menuangkan sebuah obat bubuk ke gelas itu.

setelah itu langkah Haechan membawanya menuju sebuh meja dengan sebuah berkas di atasnya. Tangannya juga terangkat dan membuk lembaran kertas yang satu bulan ini hilang .

"hm maaf Jeno sampai kapanpun kau tidak akan pernah pergi dari hidupku kecuali jika aku benar-benar mengijinkan nya". Ucap Haechan.

surat perpisahan yang sudah di tanda tangani Haechan kini berada di tanganya selama satu bulan ini juga Haechan menyembunyikan berkas Itu karena Haechan sama sekali tidak berniat berpisah dari Jeno.

"Sssstt.."

Jeno yang semula nya pingsan kini kembali sadar perlahan tapi pasti Jeno menatap sekeliling kamar hotel dan betapa terkejutnya Jeno kala melihat Haechan yang duduk dengan angkuh menatapnya.

Dengan cepat Jeno berjalan dan mendekati Haechan tatapan tajam Jeno layangankan untuk Haechan. Namun Haechan hanya terkekeh melihat tatapan itu
Haechan seakan tak takut sama sekali.

"Kau melakukan ini ...apa maumu hah.." Ucap Jeno denga Nada dingin.

"Tidak aku hanya ingin menghabiskan waktu bersama sumaiku apa itu salah".

"Kita bukan suami istri lagi jika kau lupa".

"Tidak aku tidak lupa tuan Jeno aku masih ingat tapi saya harap anda juga tidak lupa jika anda belum menda tangani surat ini".

Jeno terkejut kala melihat surat perpisahan mereka yang hilang satu bulan yang lalu ada di tangan Haechan.

"Kenapa terkejut tuan Jeno. Ahh bukan tapi suami. Iya kan".

Jeno hanya menatap Haechan dengan tatapan yang sangat menusuk. Sementara Haechan menatap Jeno dengan mentang.

"Jadi kau yang menyembunyikan surat itu.., Ck heh bodoh buat apa aku terkejut jelas saja kau akan menyembunyikannya karna kelicikanmu itu". Ucap Jeno dengan seringai yang ada di bibirnya.

"Aku sama sekali tidak perduli dengan perkataanmu Jeno yang penting kau dan aku masih suami istri dan surat ini aku rasa kita tidak membutuhkan nya lagi". ucap Haechan.

Jeno yang melihat jika Haechan membakar surat perpisahan itu sangat terkejut sementara Haechan menyeringai menang.

Jeno benar-benar tidak menyangka jika Haechan sangat licik. Haechan seakan sudah merencanakan semuanya dengan matang.

Kini surat itu habis di makan api Jeno hanya bisa menatap surat itu dengan diam.

"kau lihat Jeno sampai kapanpun aku tidak akan mebiyarkanmu menyatu dengan Cinta mu". Ucap Haechan.

Jeno yang mendengar itu langsung melayangkan tatapan tajam pada Haechan tangannya terkepal kuat menahan emosinya yang sudah hampir habis menghadapi Haechan.

Jeno berjalan mendekati naskah dan mengambil air putih yang terletak di atasnya. Tampa curiga Jeno langsung meminumnya karena Jeno mebutuhkan air untuk mengurangi emosinya.

Sementara Haechan yang melihat Jeno meminum air itu tiba-tiba menyeringai.

"Sesuai rencana". guam Haechan dengan pelan hanya dirinya yang mendengar apa yang dia ucapkan.

Jeno meletakkan gelas yang sudah kosong di atas naskah kembali. Namun tak lama Jeno merasakan sesuatu yang aneh pada tubuhnya.

Jeno merasakan panas pada sekujur tubuhnya sementara Haechan yang melihat gelagat Jeno yang mulai aneh pun langsung tesenyum karnanya.

sacrifice and love  END (🐻🐰) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang