Author POV
Hanggara membuka matanya saat mendengar ketukan di pintu ruang rawat Haven. Dia melihat jam yang menunjukkan pukul 9 pagi, dia bangun untuk membuka pintu dan mendapati suster yang datang membawa sarapan untuk Haven.
Hanggara membawa nampan berisi bubur dan meletakannya di meja di samping tempat tidur Haven.
Saat Hanggara berniat membangunkan Haven, dia mengingat percakapannya dengan Haven tadi malam. Dia merasa lega, akhirnya ada orang yang mengerti apa diarasakan tanpa dia repot menjelaskan, ada orang yang membuatnya menjadi dirinya sendiri.
"Ven, bangun..." kata Hanggara sambil mencoba membangunkan Haven.
Untungnya Haven bukan tipe yang susah dibangunkan, jadi dia berhasil di percobaan pertama.
"Kenapa kak?" Tanya Haven dengan suara khas orang bangun tidur.
"Ini sarapan dulu."
Haven bangun dari tidurnya dan mengumpulkan nyawanya untuk sesaat. Mengambil HP nya sebentar untuk mengabarkan teman-temannya, yang membuat mereka heboh dan berkata akan langsung berangkat ke rumah sakit. Dan kebetulan hari ini minggu jadi mereka tidak ada kerjaan. Haven menaruh hpnya lalu meraih mangkok bubur yang dipegang Hanggara.
"Bisa makan sendiri?" tanya Hanggara yang membuat Haven menatapnya aneh.
"Ya bisa lah, gue cuma demam doang lagian." sahut Haven.
"Anemia juga, asam lambung juga, stress juga. Jangan ingetnya demam doang." kata Hanggara kesal.
"Iya, iya. Galak banget buset." sahut Haven lalu memakan buburnya dengan terpaksa.
Namun baru 3 suapan, perutnya kembali mual. Haven menutup mulutnya dan memberi kode ke Hanggara kalau dia ingin muntah. Hanggara yang mengerti langsung membantu Haven ke kamar mandi. Dan Haven mengeluarkan semua makanan yang masuk ke mulutnya. Setelah itu dia langsung berbaring di ranjangnya lagi.
"Udah kak, taruh aja buburnya." kata Haven pada Hanggara yang hendak mengambilkan bubur lagi.
"Lo baru makan 3 suap Haven, nanti lo gak sembuh-sembuh."
"Gue mual kak, nanti muntah lagi. Percuma gue makan." kata Haven yang tidak bisa dibantah oleh Hanggara.
Tiba-tiba hp Hanggara berdering dan menampilkan kontak Ayahnya, membuat Hanggara sedikit panik.
"Siapa kak? Panik banget." tanya Haven heran.
"Papa"
"Yaudah angkat, kenapa lo liatin doang?" tanya Haven lagi.
"Kan gue belum bilang lo masuk rumah sakit ven." sahut Hanggara.
"Ya tinggal bilang sekarang. Gini deh, lo loudspeaker ntar kalo papa udah nanya macem-macem biar gue yang ngomong." Kata Haven, dan membuat Hanggara langsung mengangkat teleponnya.
"Halo pa.."
"Halo gara, gimana keadaan rumah?" tanya Jonathan.
"Itu.. baik pa." jawab Hanggara. Haven menatap Hanggara dengan pandangan menuntut, Hanggara seharusnya tidak bohong.
"Kamu yakin? Gak bohong sama papa?" tanya Jonathan lagi.
"Hmmm itu... Haven sakit, sekarang dirawat." kata Hanggara.
"Apa? Trus kenapa kamu gak kasi tau papa sama mama?" tanya Jonathan.
Haven yang melihat Hanggara kehilangan jawaban mengambil alih hp Hanggara.
"Pa, ini Haven." kata Haven
"Haven, kamu gapapa? apa yang sakit?" tanya Jonathan dan Arin yang ternyata mendengar telepon juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Haven Arion | Watanabe Haruto
BeletrieHaven Arion dan bagaimana dia menjaga nama itu.