Author POV
"Lo beneran mau nginep Van? Emang besok gak sekolah?" tanya Haven pada Jovan yang masih santai-santai duduk di sofa padahal sudah malam.
"Iya, dan enggak." jawab Jovan acuh.
"Ngomong tuh yang jelas"
"iya gue nginep, besok enggak sekolah."
"Kenapa?"
"Bolos."
"Tumben banget anak teladan bolos. Lo beneran rela bolos buat jagain gue?"
"Gak usah GR jing." jawab Jovan membuat Haven tertawa namun itu justru membuat perutnya sakit hingga dia meringis.
"Kenapa? sakit lagi? perlu gue panggil dokter?" tanya Jovan panik.
"Enggak, gapapa."
"Nanti papa Sebastian mau nginep disini. Gapapa?"
"Emangnya kenapa?" tanya Jovan.
"Ya gapapa, takutnya nanti lo ngerasa gak nyaman."
"Enggak kok, gue udah beberapa kali ketemu dan biasa aja."
"bagus deh."
Setelah itu mereka sibuk dengan kegiatan mereka, hingga Haven merasa mengantuk.
"Van. gue tinggal tidur ya." kata Haven pada Jovan yang masih sibuk dengan HPnya.
Padahal kalimat Haven hanya kalimat biasa yang dia ucapkan karena merasa tidak enak kalau dia tidur sementara Jovan menunggunya sendirian. Namun bagi Jovan kata ditingal tidur itu memeberikan dampak yang cukup besar untuk menimbulkan sedikit rasa takut. Haven pernah tidur dan tak bangun selama beberapa hari.
"Jangan tidur kelamaan."
"Iya, iya.." kata Haven, dia tak tau kalau Jovan setakut itu.
Saat Haven tidur Jovan sesekali melihat ke arahnya untuk memastikan kalau Haven benar-benar hanya tertidur biasa, sebentar.
Baru tidur beberapa menit Haven langsung terbangun karena mimpi buruk yang datang padanya. Potongan-potongan kejadian penculikan itu terulang lagi di dalam mimpinya. Keringat dingin memenuhi pelipisnya. Haven melihat sekeliling dan menemukan Jovan yang rebahan di Sofa yang sepertinya tak menyadari kalau Haven sudah terbangun lagi.
Melihat ada pergerakan di ranjang, Jovan mengalihkan pandangannya dari HPnya dan melirik ke arah Haven dan melihat Haven yang sudah bangun padahal baru tertidur selama kurang lebih 20 menit.
"Kok udah bangun? sakit lagi?" tanya Jovan khawatir.
"Enggak, kebangun aja." kata Haven lalu mengambil HP dan mulai membuka beberapa aplikasi untuk distraksi.
Tak lama setelah itu Sebastian datang dan membuat Haven sedikit merasa lega. Selama ada ayahnya semua akan baik-baik saja.
"Loh ada Jovan juga."
"Malem om." kata Jovan yang langsung duduk dan memberi ruang di sampingnya kalau kalau Sebastian ingin duduk.
Sebastian melangkah ke arah ranjang Haven lalu mengelus rambut Haven yang sekarang terasa sedikit kaku.
"Feel better?"
"Iya"
"Masih sakit banget?"
"Paling kalau pegel trus gerak dikit rasanya masih sakit."
Sebastian mengangguk singkat lalu duduk di samping Ranjang Haven.
Mereka mengobrol tanpa rasa canggung, Jovan juga sudah terbiasa dengan Sebastian jadi dia tidak merasa canggung sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Haven Arion | Watanabe Haruto
General FictionHaven Arion dan bagaimana dia menjaga nama itu.