29- Perlahan

1.9K 216 10
                                    

Author POV

Jovan berjalan di koridor sekolah sambil membawa beberapa lembar kertas di tangannya yang akan digunakan untuk rapat osis sebentar lagi. Dia baru saja ingin membuka ruang osis namun geraknya terhenti saat mendengar percakapan teman-temannya di dalam sana.

"Lo ngarep apasih dari ketua kayak gitu."

"Bener banget, dia tampil di depan publik aja masih gabisa. Mana sok ketat banget anjir."

"Jujur aja ya, mendingan lo aja Ven yang jadi ketua. Ketua apaan tugasnya banyakan dikerjain sama wakil."

"Sok tegas tapi fail haha."

Jovan memegang gagang pintu dengan keras.

"Gak usah puji-puji gue dengan cara ngerendahin Jovan. Kalo kalian ngerasa dia ada yang kurang kalian bilang sama orangnya langsung jangan ngomongin di belakang kayak gini. Kita team, gue gak mau semuanya berantakan cuma gara-gara kurang komunikasi." Jovan mendengar suara Haven yang menjawab perkataan anggota osis.

"Orang anti kritik kayak dia mana bisa diajak ngomong baik-baik. Lagian dia juga gak suka sama lo,  ngapain lo belain?"

"Itu urusan personal gue sama Jovan, gausah sangkut pautin sama organisasi. Gimanapun dia itu ketua, respect dikit. Kalo lo yang jadi Jovan trus denger kalau anggota lo jelek-jelekin lo di belakang kayak gini sakit gak?"

"Iya iya, serem banget buset."

"Gue cuma gak mau ribut, kalo ada yang kalian gak suka langsung ngomong sama orangnya biar bisa dibenerin." Kata Haven.

Jovan lebih memilih tetap berdiri di depan pintu, mengetahui fakta bahwa hanya Haven yang membelanya entah kenapa hatinya menghangat, dia bukannya tak tau kalau anak OSIS membicarakannya, dia tau semuanya. Namun dia tak menyangka diantara semua orang Haven yang akan membelanya padahal mereka tidak memiliki hubungan yang baik.

Jovan merasakan HP disakunya bergetar dan Haven yang menghubunginya, dia sengaja menjauh dari pintu agar tidak ada yang mendengar.

"Dimana van? anak-anak udah nungguin."

"Ini gue bentar lagi nyampe."

"Ok"

Jovan menutup sambungan teleponnya dan masuk ke ruangan, entah kenapa dia merasa orang-orang disana seperti menghakiminya, mungkin karena dia baru saja mendengar mereka membicarakannya, entahlah rasanya asing.

"Mulai aja van." kata Haven melihat Jovan yang tak kunjung bergerak.

Jovan menatap orang-orang disana dan dia menjadi gugup mengetahui fakta bahwa sebagian besar dari mereka tidak ingin dia berdiri di tempatnya sekarang.

"Van? Jovan?" Kata Haven sambil menyentuh tangan Jovan.

"Kenapa?" tanya Haven yang dijawab gelengan oleh Jovan.

Jovan mulai memimpin rapat, dia benar-benar berusaha agar bisa membuktikan kalau dia tidak seburuk yang merea fikirkan, bahwa dia juga pantas menjadi pemimpin.

Rapat selesai dengan lumayan baik, Jovan tak yakin anggotanya mendengarkannya dengan baik atau tidak, tapi dia yakin hari ini dia melakukan dengan lebih baik dari hari-hari sebelumnya.

-

Haven masuk ke kamarnya degan lesu, pesan-pesan itu terus berdatangan yang membuatnya tidak nyaman. Haven memutuskan untuk langsung mandi dan mungkin berendam sebentar untuk mendinginkan kepalanya. Setelah selesai mandi Haven melihat Hanggara yang juga sudah ada di kamarnya.

"Baru pulang kak?" tanya Haven basa-basi.

"Enggak, udah daritadi. Tadi gue di kamar Jerico." sahut Hanggara yang dibalas anggukan oleh Haven.

Haven Arion | Watanabe HarutoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang