⚠️ harsh word, lil bit of cyber bullying
Author POV
Hanggara masuk ke apartment dengan aura kelam karena jujur saja dia masih emosi, bisa-bisanya setelah dia bisa menerima Haven, ayahnya malah menyuruhnya untuk menganggap Haven tidak ada.
Hanggara melihat Arin sedang memasak di dapur. Arin yang menyadari kedatangan Hanggara sedikit kaget melihat Hanggara yang sudah datang padahal seharusnya sekarang mereka sedang makan malam. 'Apa rencana Jonathan berantakan sepertinya?'
"Gara, kok udah pulang? gak jadi makan malam?" tanya Arin
"Nggak ma, Haven udah pulang?"
"Udah, masih mandi." sahut Arin
"Kenapa gak jadi dinner?" tanya Arin penasaran, semoga saja itu karena alasan mendesak.
"Udah gak nafsu."
"Mau mama masakin gak? sekalian mama mau masak buat Haven juga."
"Boleh, kalo nggak ngerepotin." jawab Hanggara karena sebenarnya dia lapar tapi emosinya lebih besar.
"Ya nggak ngerepotin lah, kan buat anak mama. Mau dimasakin apa?"
"Apa aja, atau samain aja sama Haven. Sekalian buat Jerico juga ya ma"
"Iya, biar mama masakin buat semuanya."
"Makasi ma, aku mau ganti baju dulu." kata Hanggara lalu masuk ke kamar.
Saat Hanggara masuk ke kamar, terdengar suara air di kamar mandi yang sudah bisa dipastikan kalau itu Haven. Hanggara lalu memainkan HP nya sambil rebahan untuk menunggu Haven selesai mandi.
Tak berapa lama suara air di kamar mandi berhenti dan Haven sedikit terkejut melihat Hanggara sudah disana.
"Loh kak, kata mama kakak lagi keluar. Kok udah di rumah?" tanya Haven sambil mengeringkan rambutnya.
"Iya, baru aja pulang. Lagi males keluar." jawab Hanggara, dan Haven tidak bertanya lagi karena bukan urusannya juga kan.
Hanggara melirik HP Haven yang terus-terusan berbunyi dari tadi, namun Haven mengabaikannya yang membuat Hanggara heran.
"HP lo bunyi dari tadi."
"Iya, gue denger. Emang sengaja dibiarin."
"Kenapa gak lo angkat?"
"Palingan orang iseng, males banget." sahut Haven. Dia hanya akan mengangkat telepon dari nomor yang sudah disimpannya.
"Sini biar gue angkat." kata Hanggara mengambil Hp Haven.
"Gak usah diladenin kak, biarin aja biar capek sendiri. Lagian buang-buang waktu doang."
"Gue gabut. Biar gue yang ladenin."
"Yaudah terserah lo aja."
Jawaban Haven tadi dia anggap sebagai ijin yang diberikan Haven untuk mengangkat teleponnya.
"Halo"
"Berani juga lo angkat teleponnya, kenapa? udah gak jadi pengecut lagi" kata orang diseberang sana, Hanggara masih belum menjawab.
"Udah gue bilang kan, pengecut kayak lo tuh gak pantes hidup Haven. Mendingan lo mati aja, gak ada yang sedih juga." kata orang itu lagi yang membuat Hanggara emosi. Sementara Haven hanya melihat wajah Hanggara berubah kelam.
"Diem lo bangsat. Gue Hanggara Dena Erlangga kakaknya Haven. Lo siapa berani ngomong gitu sama adek gue hah? Lo yang pengecut. Kalo lo berani dateng langsung ke hadapan gue, jangan bisanya jadi pengecut yang cuma bisa ngomong lewat HP doang. Sekali lagi lo hubungin Haven, gue bakal laporin lo ke polisi anjing." kata Hanggara yang seketika membuat si penelepon langsung memutuskan sambungan teleponnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Haven Arion | Watanabe Haruto
General FictionHaven Arion dan bagaimana dia menjaga nama itu.