⚠️ blood , violence
Author POV
Jovan dan Haven menunggu di samping pintu masuk sangat lama sampai kedua kaki mereka rasanya seperti akan kram. Lalu samar-samar terdengar suara langkah kaki mendekat ke arah mereka. Mereka saling menatap memberi kode agar bersiap untuk memukul.
Saat pintu terbuka dan satu orang masuk ke dalam, Haven dan Jovan memukul dengan sekuat tenaga membuat orang itu langsung jatuh. Setelah itu mereka langsung keluar dari ruangan itu. Mereka sampai di tempat semacam ruang tengah dimana disana ada beberapa preman yang sedang berjaga. Haven dan Jovan mengeratkan pegangan mereka pada kayu yang ada di tangan mereka.
"Ven mereka gede-gede banget, gimana caranya ngelawan?" Tanya Jovan.
"Lawan aja sebisanya, sisanya serahin sama yang diatas."
"Nyet?? lo yang bener aja anjir?"
"Ya mau gimana? gue juga gak tau."
Preman disana mulai menyadari keberadaan mereka dan sedikit kaget karena Haven dan Jovan bisa keluar dari sana.
Diantara semua orang berpakaian serba hitam disana, ada satu orang lainnya yang juga menggunakan setelan hitam namun bukan jaket kulit atau semacamnya melainkan jas yang terlihat rapi.
Orang itu berjalan mendekat, hingga akhirnya mereka berhadapan. Haven sudah menduga ini, dan sama sekali tidak meleset. Orang dibalik semua ini adalah Heru.
Jovan juga sebenarnya sudah menduga kalau itu Heru namun tetap saja dia kaget melihat pamannya benar-benar melakukan hal seperti ini padanya. Dulu Heru selalu mengajaknya bermain, Jovan tak menyangka kalau sekarang akan terjadi seperti ini.
"Wow... kalian bisa keluar dari sana. Keren.." kata Heru memuji namun terdengar sangat meremehkan seolah mengatakan kalau keluar dari sana pun sia-sia.
"Om.. kenapa Om lakuin ini? kita masih keluarga Om." kata Jovan.
"Keluarga? kita sudah bukan keluarga lagi. Kalau kamu tanya kenapa saya seperti ini, ini semua gara-gara papa kamu Jovan. Kalau saja papa kamu tidak menyaingi perusahaan saya, saya tidak akan seperti ini."
"Salah papa apasih Om? kan perusahaan kakek udah sama Om. Kenapa Om masih marah sama Papa?"
"Karena di mata orang lain, mereka selalu memuji Papa kamu. Saya muak mendengar itu."
"Aku gak nyangka Om berubah jadi gini, Om bukan Om Heru yang aku kenal dulu." kata Jovan, namun itu malah mengundang tawa Heru hingga memenuhi ruangan kosong itu.
"Kamu anak kcil gak akan tau apa-apa. Yang jelas saya yakin sekarang papa kamu sedang hancur, ini bahkan belum seberapa." kata Heru.
"Dan kamu Haven, sekarang Papa kamu gak akan bisa lindungin kamu. Sebastian juga akan merasakan akibatnya karena telah membuat saya bangkrut."
Haven tidak menjawab apapun, matanya sibuk mengamati sekitar dengan waspada.
Heru memberi isyarat tangan pada anak buahnya, Haven dan Jovan tidak mengerti apa artinya namun mereka melihat preman itu mulai mendekat dan mulai menyerang mereka sementara Heru hanya duduk di atas kursi menikmati bagaimana Haven dan Jovan berusaha untuk melindungi diri.
Haven dan Jovan mengerahkan semua kemampuan mereka, mengayunkan tongkat sekeras yang mereka bisa untuk memukul preman-preman itu, mereka terkena beberapa pukulan namun kayu yang mereka pegang nyatanya membantu sangat banyak.
Saat Heru merasa kalau preman-preman itu mulai kewalahan karena mereka tak menyiapkan senjata apapun sementara Haven dan Jovan memegang kayu yang lumayan besar. Heru sedikit menyesali keputusannya karena hanya memasang beberapa orang saja untuk berjaga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Haven Arion | Watanabe Haruto
Genel KurguHaven Arion dan bagaimana dia menjaga nama itu.