Author POV
Hari minggu keluarga Erlangga tidak menunjukkan waktu bersantai sama sekali. Koper-koper mereka semua sudah siap di ruang tamu sementara anggota keluarga sedang sarapan di meja makan.
"Pa, sebenarnya kita mau pindah kemana sih pa? rumah barunya kayak apa?" tanya Jovan. Karena dari kemarin ayahnya tidak memberi tahu mau kemana mereka.
Jonathan enggan memberi tahu karena dia tahu Jovan memiliki ego yang tinggi, jika dia memberitahu sekarang, maka mungkin anaknya itu tidak akan mau pindah kesana saat mengetahui jika tempat itu adalah milik Haven.
"Makannya sarapannya jangan lama-lama,biar kita bisa kesana langsung." jawab jonathan. Sebenarnya Jonathan juga tidak tahu bagaimana rupa apartement Haven, bahkan Arin pun belum pernah kesana. Haven bilang yang tahu apartemennya hanya anak Saturn karena kadang mereka akan menginap disana.
"Trus kita berangkat pake apa? kan mobilnya disita." tanya Hanggara.
"Pake mobil gue kak." sahut Haven. Biasanya dia akan meninggalkan mobilnya di basement apartement dan hanya membawa motornya ke rumah, tapi kali ini dia menukar motornya dengan mobilnya.
"Lo punya mobil?" tanya Jerico.
"Kan gue udah bilang, kegiatan gak berguna yang gue lakuin itu ngehasilin uang lebih banyak dari yang lo kira kak." kata Haven sarkas.
"yaudah kita berangkat sekarang aja, biar gak kesiangan." kata Jonathan dan langsung membawa barangnya keluar yang ternyata diluar sudah ada mobil pick up yang dipesan Haven agar mobilnya tidak terlalu banyak beban. Kasihan mobil kesayangannya..
"Pa, aku pesen mobil pick up. Barang-barangnya naikin disana aja, biar mobilnya muat." kata Haven.
Setelah semuanya siap, mereka langsung masuk ke mobil dengan Haven yang menyetir. Dia sudah 17 tahun, jadi sudah punya SIM.
Di mobil Hanggara, Jerico, dan Jovan merasa aneh karena Haven tahu arah tempat tinggal mereka yang baru tanpa diberitahu oleh ayahnya.
Dan akhirnya mereka sampai di bangunan megah yang bertuliskan Diamond Palace yang membuat mereka semua kecuali Haven terkagum. Mereka tidak menyangka akan tinggal di tempat seperti ini saat Jonathan bangkrut.
Haven berhenti sesaat sebelum memasuki basement dan menunjukkan ID card yang menunjukkan dia tinggal disana. Lalu memarkirkan mobil setelahnya.
"Haven, kamu yakin kita tinggal disini?" tanya Jonathan yang masih terkejut. Karena ini tempat kelas atas.
"Iya pa, papa tenang aja. Aku udah bayar sewa sampai 8 bulan lagi kok. Masih ada banyak waktu." kata Haven yang membuat Hanggara, Jerico, dan Jovan terkejut lagi.
"ini punya lo Ven?" tanya Jerico.
"Iya kak, apartement yang gue bilang kemarin." kata Haven santai.
Sebenarnya Jovan gengsi kalau harus tinggal di tempat Haven terlebih setelah mereka bertengkar kemarin. Tapi terpaksa dia harus menelan gengsinya karena tidak lucu kalau dia harus menolak dan berakhir di kolong jembatan.
"Sebesar ini Ven? Ngapain kamu sewa apartement sebesar ini buat sendiri?" tanya Arin sesaat setelah mereka masuk ke dalam apatementnya.
"Soalnya apartemen yang kecil ada di lantai bawah ma, nggak ada view nya. Jadi aku sewa yang ini. Lagian temen-temen aku juga sering nginep kok, jadi rame." kata Haven.
"Disini ada 2 kamar tamu, mama sama papa bisa pakai satu trus sisanya kak Gara, kak Jerico, sama Jovan bisa pilih siapa yang mau tidur disana trus siapa yang mau tidur di kamar aku." kata Haven.
Disana memang ada 3 kamar, 1 kamar utama milik Haven yang memiliki view kota paling bagus. Lalu 2 kamar tamu yang view nya tidak sebagus milih Haven. Dengan Living room besar yang juga memiliki view kota yang terlihat mewah.
"Kalau gue yang tidur di kamar lo boleh gak?" tanya Hanggara, rasanya pasti menyenangkan memiliki teman sekamar yang memiliki hobi yang sama.
"Boleh, trus Dapurnya ada disana" kata Haven lagi.
Terlihat dapur dan meja makan minimalis yang menambah kesan mewah dengan semua peralatan elekronik dan alat makan yang tertata rapi.
"Ayo kak, mana barang lo biar gue bantuin." kata Haven. Barang-barangnya sudah dia pindahkan lebih dulu, jadi sekarang dia hanya membawa tas saja.
Hanggara masuk ke kamar Haven dan langsung berdecak kagum melihat bagaimana megahnya kamar Haven bahkan bisa dibilang lebih megah dari kamarnya dulu, terlihat lebih modern. Hanggara lalu berjalan menuju jendela kaca besar yang ada di samping tempat tidurnya yang masih tertutup tirai, dan setelah dibuka, Hanggara terkejut sekali lagi dengan bagaimana indahnya pemandangan dari sini.
"Kak, di dalem ada dua lemari, yang sebelah kiri udah gue kosongin, lo bisa taruh baju lo disana kak." kata Haven.
"Ven gue gak nyangka bisa tinggal di tempat kayak gini setelah papa bangkrut, gue kira gue bakal tinggal di tempat yang kecil, kumuh. Tapi gue justru bisa tinggal di tempat sebagus ini. Makasi banyak Ven." kata Hanggara tulus, karena Haven sudah mematahkan ketakutannya.
"Iya kak, sama-sama. Kita lewatin bareng-bareng sampai semuanya kembali kayak semula." kata Haven.
Sementara Jerico dan Jovan masuk ke kamar tamu dan disuguhkan dengan tempat yang begitu bagus, mereka berdecak kagum saat melihat pemandangan yang ada di jendela besar disana. Begitu indah.
"Gila Van, gue beneran gak nyangka kalau kita bakalan tinggal di tempat yang sebagus ini. Sumpah, gue juga gak nyangka kalau Haven punya uang sebanyak itu, gila." kata Jerico yang tidak dijawab oleh Jovan.
Jovan tak menyangkal kalau tempatnya sangat bagus, tapi mau ditaruh dimana harga diriya sekarang?
"Eh barang-barang kita beberapa ada yang dikoper Kak Hanggara, yuk ambil" kata Jerico sambil menarik Jovan.
Mereka mengetuk pintu kamar Haven yang langsung dijawab oleh Haven agar mereka langsung masuk. Saat mereka masuk ke sana, mereka lebih kagum lagi melihat kamar Haven yang berkali lipat lebih mewah dengan pemandangan yang berkali-kali lebih indah hingga sesaat mereka terpaku melihat itu.
"Kenapa?" tanya Haven.
"Ah? nggak, kita mau ambil barang yang di koper kak Gara." sahut Jerico.
"Ohh. Kak Gara ada di sana, langsung kesana aja." setelah mengatakan itu, Haven keluar dari kamarnya untuk ke dapur.
"Nih barang-barang kalian, bawa ke kamar." Gara menyerahkan barang Jerico dan Jovan.
"Kak, aku kira kamar tamu udah megah banget.. Tapi kamar Haven jauh lebih megah." kata Jerico pada Hanggara sambil melihat sekeliling kamar Haven.
"Iya, kakak juga kaget waktu pertama kali masuk ke sini. Gak nyangka banget kalau kita bisa tinggal di tempat yang sebagus ini setelah papa bangkrut." sahut Hanggara.
"Iya kak. Aku fikir kita harus tinggal di tempat kumuh." kata Jerico lagi.
"Makanya sekarang kakak minta sama kalian, jangan terlalu keras sama Haven. Terutama kamu van, dia udah cukup baik loh biarin kita tinggal di tempatnya, apalagi setelah apa yang kamu bilang sama dia kemarin-kemarin." Kata Hanggara pada Jovan.
"Iya." sahut Jovan singkat dan malas.
Sial, Jovan bahkan tak bisa mengatakan hal lain selain iya... sepertinya Haven benar-benar ingin menunjukkan power yang dia miliki....
*****
Haiii apa kabar???
Ada yang war tiket? Dapet gak????
Buat yang gak bisa ketemu treasure, kita senasib ges🥲...
Tapi gausah sedih, yuk ketemu arion dulu hehehehe 🤘🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
Haven Arion | Watanabe Haruto
Ficción GeneralHaven Arion dan bagaimana dia menjaga nama itu.