Author POV
Sudah tiga hari sejak mimpi buruk yang dialami Jovan, keadaannya sudah mulai membaik dan hari ini dia sudah mulai bersekolah lagi.
Jovan memasuki kelasnya dan mendapat sambutan dari teman-temannya, mereka bersyukur Jovan baik-baik saja. Daffa dan Julian menghampiri Jovan yang sedang duduk di kursinya.
"Van, kita bersyukur lo baik-baik aja. Kita khawatir banget." kata Julian.
"Gue gapapa." kata Jovan singkat. Moodnya masih belum kembali.
Di kepalanya selalu berputar kejadian dimana Haven terluka dan hatinya masih dipenuhi rasa bersalah karena Haven yang masih harus berjuang sendiri sementara dia sudah bisa menjalani harinya seperti biasa.
"Kita udah denger tentang Haven juga..." kata Daffa takut-takut.
"Hmm, bantu doain biar cepet bangun."
Teman-teman Jovan mengerti kalau lebih baik mereka tidak membahas apa-apa dulu dengan Jovan.
Lalu saat Jovan masih diam, Yasa datang ke mejanya. Bagaimanapun mereka pernah menjadi teman dekat, dan Yasa juga khawatir mendengar apa yang harus Haven dan Jovan alami.
"Van, gimana keadaan lo?" tanya Yasa basa-basi. Sungguh sulit karena kesalahan yang dia lakukan benar-benar membuat Jovan membencinya.
Jovan bangun dari duduknya dan mencengkram kerah baju Yasa.
"Udah puas? UDAH PUAS LO BANGSAT??" teriak Jovan.
"Van.."
"Lo bagian dari mereka kan? Bilang sama mereka kalau ada masalah sama gue selesaiin sama gue aja. Jangan saudara gue yang dijadiin korban anjing!" kata Jovan penuh emosi. Dia bahkan tak sadar kalau dia menyebut Haven saudara untuk pertama kalinya.
"Enggak van, sumpah, gue udah gak ada hubungan lagi. Gue udah tau kesalahan gue besar banget dan gue udah berhenti berhubungan sama mereka."
Jovan menoleh ke arah pintu masuk saat pintu terbuka, dia berfikir mungkin saja guru yang datang. Namun yang datang justru lebih buruk, yaitu Evelyn dan Anak Saturn.
Jovan melepaskan tangannya dari kerah baju Yasa lalu menatap Evelyn yang berjalan mendekat.
"Gimana keadaan lo Van?" tanya Evelyn
"Baik" sahut Jovan, tentu saja dia tahu bukan itu yang sebenarnya mau mereka tanyakan.
"Haven gimana?" tanya Evelyn penuh harap. Jika diperhatikan Evelyn terlihat sama kacaunya dengannya, begitu juga anak Saturn.
Jovan bungkam, tak tahu harus menjawab apa.
"Please kasi tau gue Van, kak Jerico gak mau ngomong apa-apa. Dia juga ngelarang gue dan yang lain buat jenguk Haven. Please.. gue mohon sama lo, gue cuma mau tahu gimana keadaan Haven." kata Evelyn dengan mata yang berkaca.
Biasanya dia bisa dengan mudah mendapatkan informasi apapun dari Papanya tapi kali ini entah kenapa sulit sekali mendapat informasi tentang Haven, kata papanya mungkin karena ada campur tangan Sebastian Adhitama dibelakangnya hingga semua informasi bisa ditutup dengan rapat.
Ini kali pertama Evelyn memohon seperti ini. Tidak, lebih tepatnya ini kali pertama dia memohon pada seseorang karena sebelumnya sejak Haven hilang dia selalu memohon kepada Tuhan agar Haven selamat. Dia bahkan mengabaikan rasa malunya karena biasanya dia bukan orang yang selalu mengingat Tuhan, dia juga bukan orang yang senantiasa berbuat baik untuk mendapatkan pahala karena Evelyn punya segalanya, dia mendapatkan semua yang dia mau. Mungkin ini hukumannya, tapi bukankah terlalu kejam jika Tuhan menghukumnya dengan membuat orang yang dia sayangi seperti ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
Haven Arion | Watanabe Haruto
General FictionHaven Arion dan bagaimana dia menjaga nama itu.