Author POV
Hari ini adalah kunjungan sosial ke panti asuhan. Haven, Yugo, Mahesa, dan Aksa sudah siap dengan barang-barang mereka dan langsung berangkat ke sekolah menggunakan mobil Haven.
Saat sampai di sekolah anggota OSIS yang lain sudah disana dan sudah memasukkan barang sumbangan ke bagasi mobil.
"Ven, mobil lo masih ada tempat gak? biar barangnya ditaruh disana dikit." kata Yasa pada Haven.
"Masih kok, mana biar gue masukkin ke mobil." kata Haven langsung memasukkan barangnya ke mobil.
Dan mereka langsung berangkat ke panti asuhan. Haven dan anggota Saturn menggunakan mobil Haven dan mobil Haven adalah tipe mobil dengan atap yang bisa dibuka jadi Haven membuka atap mobilnya yang sontak membuat orang disana iri karena mereka harus berangkan menggunakan van yang panas.
Jovan melihat bagaimana Haven dan teman-temannya yang terlihat sangat kompak, dan mereka terlihat sangat excited dengan kegiatan ini, terlihat jelas dari bagaimana mereka nyanyi-nyanyi di mobil. Ya, Jovan bisa melihatnya karena mobil Haven ada di depan van mereka.
-
Akhirnya mereka sampai di panti asuhan yang dituju, Mahesa, Aksa, dan Yugo langsung masuk untuk sambil membawa barang-barang yang mereka siapkan. Sementara Haven langsung bergabung dengan anak OSIS lainnya.
"Ven, kita langsung masuk?" tanya pak Anton pada Haven.
"Iya pak, langsung masuk aja, tadi saya sudah mengabari Ibu Santi kalau kita sudah hampir sampai. Lagipula Mahesa, Yugo, sama Aksa juga udah masuk duluan." kata Haven.
Mereka langsung menurunkan barang-barang mereka dari van dan membawanya masuk, dan disambut hangat oleh semua pengelola panti asuhan.
Mereka menghabiskan waktu di panti dengan bermain dan belajar bersama anak-anak disana. Saat jam menunjukkan jam 2 sore, pesanan Pizza dari Saturn datang yang membuat anak-anak disana berteriak kegirangan, pasalnya jarang-jarang mereka bisa makan pizza, mungkin hanya beberapa kali kalau Saturn berkunjung.
Ada sekitar 10 box pizza yang dipesankan agar cukup untuk anak-anak dan anggota OSIS yang lain.
Haven dan Aksa meletakkan Pizza nya diatas meja dan mulai membagikannya ke yang lain, agar tidak berebut.
"Haven, kalian ini. Ibu sudah sering bilang kan, tidak perlu membeli pizza sebanyak ini. Sayang uangnya." kata Bu panti merasa tidak enak karena pasti mahal.
"Bu kita udah sering bilang juga, gapapa. Tuh ibu lihat, mereka seneng banget. Kita juga seneng liatnya bu. Lagian kita gak beli setiap hari kan? Jadi gapapa Bu." kata Haven yang membuat Pak Anton dan anggota OSIS yang mendengar berdecak kagum.
Yang mereka fikirkan selama ini adalah anak saturn yang merupakan anak bandel dan susah diatur, ya walaupun memang kadang ada benarnya tapi ini sisi baru yang membuat mereka sadar kalau tidak bisa menilai seseorang dari penampilan.
Mereka makan bersama dan terlihat sangat senang. Tidak ada kecanggungan yang mereka rasakan seperti saat pertama masuk kesana tadi pagi.
-
"Bu terimakasih banyak sudah mengijinkan kami berkunjung kesini. Kami sangat senang bisa bermain bersama anak-anak disini." Kata pak Anton saat mereka bersiap akan pulang.
"Kita yang harusnya berterimakasih pak, Bapak sudah mau berkunjung dan memberikan sarana belajar yang akan sangat membantu anak-anak disini." kata Bu Santi.
"Bu kita pamit dulu ya, nanti kalau ada waktu kita dateng lagi." kata Haven.
"Iya ven, anak-anak seneng banget kamu dateng. Nanti mereka pasti kangen lagi sama kalian."
"Nanti kita main lagi kesini kok bu." sahut Yugo.
"Kalau begitu kita pamit dulu bu." kata Mahesa dan mereka langsung menuju kendaraan masing-masing.
--
Saat sampai di rumah Haven langsung menjatuhkan dirinya di sofa ruang tamu. Kegiatan hari ini cukup melelahkan dan dia rasanya seperti kehabisan tenaga. Saat Haven masih asik di sofa sambil memainkan HPnya, Jerico datang dengan wajah yang tak bersahabat. Ya memang wajahnya tak pernah bersahabat, tapi kali ini lebih menyeramkan. Anehnya Jerico malah duduk di sofa satunya, tidak biasanya dia seperti itu karena biasanya Jerico akan langsung ke kamar dan tidak akan mau dekat-dekat dengan Haven.
Namun Haven masih diam tidak menyapa ataupun menanyakan kenapa dia bisa seperti itu. Terlalu malas dan lelah untuk berdebat.
Tak lama Jerico mengambil HPnya dan menghubungi temannya. Bukan tanpa alasan, yang menyebabkan wajah Jerico suram adalah karena dia mendapatkan tugas untuk evaluasi club Fotografi yang mengharuskan anggota club memiliki model dengan kemampuan yang baik agar nilai mereka memuaskan. Tadinya Jerico sudah mendapatkan modelnya namun tadi sang model membatalkannya sepihak karena dibayar 2x lipat oleh salah satu anak clubnya.
"Halo." kata Jerico dengan amarahnya.
"..."
"Ya gak bisa gitu dong. Maksud lo apa ngambil model gue?" kata Jerico lagi dengan emosi yang hampir meledak. Entah apa yang dikatakan orang diseberang sehingga Jerico semarah itu.
"Bangsat lo ya. Lo curang anjing." teriak Jerico lagi, lalu membanting HPnya kesebelahnya. Dia sudah tidak peduli apa tanggapan Haven.
Sebenarnya Haven ingin menawarkan bantuan, tapi melihat Jerico yang marah seperti itu dia mengurungkan niatnya.
"Anjing, sekarang gimana gue mau nyelesaiin tugas. Mana tinggal 2 hari. Bangsat." kata Jerico mengumpat sendiri.
Sebenarnya Haven enggan ikut campur, tapi melihat Jerico kelihatan frustasi Haven berniat membantu. Siapa tahu Jerico merasa berhutang budi dan menerimanya kan?
"Emang tugasnya apa kak?" tanya Haven. Haven sedikit merutuki dirinya setelah melihat mata penuh amarah Jerico.
"Tugas pemotretan, seolah-olah lagi promosiin produk." diluar dugaan Haven ternyata Jerico menjawabnya dengan nada sedikit bersahabat. Itu artinya dia dapat lampu hijau.
"Kalo udah kepepet banget, gue bisa bantu lo kak. Ya gak sebagus model yang mau lo sewa itu sih. Tapi gak jelek-jelek banget kok. Gratis lagi." kata Haven menawarkan diri.
"Emang lo pernah pemotretan?" tanya Jerico tak yakin tapi dia ingat pernah dengan Haven bilang dia dapat tawaran pemotretan.
"Sering? ya lo bisa cek hasilnya di IG gue kalo gak percaya." kata Haven.
Jerico langsung membuka IG Haven dan benar saja, fotonya tidak kalah bagus dari model itu, Haven juga terlihat natural dan Haven ganteng, itu bonusnya. Tapi kalau minta tolong Haven nanti mau ditaruh dimana harga dirinya? tapi kalau tidak nilainya akan hancur begitu saja.
"Ya kalo lo gak mau juga gak papa kok. Gue cuma nawarin aja." kata Haven.
"Gue tetep bayar lo." kata Jerico pada akhirnya.
"Tarif gue mahal kak. Gini aja, gue bantuin lo. Sebagai imbalannya lo juga bantuin gue, oke?" tawar Haven.
"Bantuin apa?"
"Nanti aja, kalau gue lagi perlu." jawab Haven. Sebenarnya dia tidak membutuhkan apa-apa, tapi dia harus tetap terlibat sesuatu dengan Jerico agar perlahan-lahan Jerico bisa menerimanya.
"Oke terserah lo."
Dalam hati, Haven merasa senang karena akhirnya dia ada celah untuk mulai masuk ke kehidupan Jerico. Ya semoga saja tidak dikacaukan oleh Jovan.
*****
Haloo
Masih inget gak? wkwkwk
Hari ini double up hehehehh
KAMU SEDANG MEMBACA
Haven Arion | Watanabe Haruto
Ficción GeneralHaven Arion dan bagaimana dia menjaga nama itu.