45 - Ribut

991 130 3
                                    

Author POV

Hari-hari terus berlalu dan Haven tidak lagi memiliki waktu yang cukup untuk sekedar istirahat atau bermain dengan anggota Saturn kecuali jika dia sedang ada jadwal untuk manggung di Cafe. Kehidupan Haven sekarang seolah hanya diisi sekolah dan bekerja, biasanya pekerjaan yang dia lakukan tidak pernah terasa berat karena itu adalah hobinya tetapi akhir-akhir ini rasanya menjadi sangat berat dan melelahkan. Dia bisa merasakan tubuhnya bisa menyerah kapan saja walaupun dia sudah minum vitamin untuk membantunya.

Haven masuk ke dalam ruang inap Arin dan menemukan Jerico yang sedang mengemas barang-barang karena keadaan Arin sudah membaik dan sudah dibolehkan pulang sementara keadaan Jonathan masih belum bisa dikatakan baik-baik saja.

"Haven, mama kira kamu gak dateng." sapa Arin

Haven melangkahkan kakinya mendekati Arin dan Arin bisa melihat Haven yang terlihat lelah walaupun masih memberikan senyuman terbaiknya.

"Mama kan mau pulang sekarang, jelas lah aku harus jemput." kata Haven lalu memeluk Arin.

"Mama boleh gak nungguin papa disini?"

"Enggak ma, mama dirumah aja. Istirahat yang cukup biar bener-bener sembuh, baru boleh jagain papa."

"Please Ven."

"I said no."

Dan Arin tak akan bisa membantah jika sudah seperti itu. Haven jika sudah dalam mode serius benar-benar tak dapat dibantah. Persis seperti ayahnya.

"Kak udah semua?"

"Udah Ven."

"Yaudah ayo, gue udah pesen taxi."

Jerico, Haven, dan Arin akhirnya pulang menuju apartment.

-

Haven duduk di ruang OSIS dengan banyak sekali data-data di depannya. Dia, Jovan, dan Anggota inti OSIS sedan sibuk-sibuknya meyiapkan kegiatan perkemahan yang akan segera dilakukan.

Sebenarnya dari tadi pagi Haven sudah merasa pusing, mungkin karena dia tidak dapat istirahat dengan baik. Haven beberapa kali memijat pelipisnya karena kepalanya yang sakit dan tidak luput dari perhatian Jovan. Jovan juga menyadari kalau wajah Haven yang pucat dan terlihat sekali kalau dia kelelahan.

"Lo gapapa?" bisik Jovan

"Hm.." sahut Haven sambil mengangguk.

Namun beberapa saat setelahnya saat Haven masih sibuk memasukkan data di laptop dia merasakan sesuatu mengalir dari hidungnya dan tentu saja dia sudah prediksi kalau itu adalah darah.

Haven mengambil beberapa lembar tissue di atas meja dan langsung menyeka darah yang keluar yang membuat anak lain melihatnya dengan panik. Walaupun Haven justru terlihat cukup tenang. Lagian ini bukan pertama kalinya.

"Eh Ven, lo mimisan anjir." kata Jovan yang sedari tadi memang sesekali melihat Haven.

Jovan langsung bangun dan mengambil lebih banyak tissue untuk Haven.

"Kenapa gak berhenti?" Tanya Jovan yang tak mendapat jawaban dari siapapun.

"Gak usah panik, bentar lagi juga berhenti." kata Haven

"Gue bersihin di toilet aja deh." lanjutnya.

"Bentar, ini udah gak keluar lagi. Kita langsung ke UKS aja." kata Jovan langsung membantu Haven untuk ke UKS.

Yasa juga melihat semuanya, dia menjadi semakin merasa bersalah karena dia juga menjadi bagian dari semua yang sekarang terjadi pada Haven dan Jovan. Dia tidak mengerti setan apa yang merasukinya saat setuju dengan perbuatan buruknya itu. Dia hanya berharap Haven dan Jovan akan baik-baik saja dan mau memaafkannya.

Haven Arion | Watanabe HarutoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang