33 - Ketahuan

2.1K 224 17
                                    

Author POV

Hanggara baru saja keluar dari kamar mandi dan bersiap-siap untuk ke kampus karena hari ini dia ada kelas pagi. Namun anehnya saat dia sudah selesai siap-siap Haven masih saja tidur, biasanya jam segini Haven sudah bangun dan mereka bahkan sering berebut kamar mandi jika Hanggara mendapatkan jadwal pagi.

"Ven gak sekolah lo?" panggil Hanggara sambil merapikan rambutnya tapi tidak mendapatkan jawaban apa-apa. Haven bukan tipe yang sulit dibangunkan, jadi biasanya jika dipanggil seperti itu Haven akan langsung bangun. Jadi Hanggara berjalan ke kasur dan membangunkan Haven.

"Ven, bangun... ntar lo kesiangan." kata Hanggara sambil mengguncang bahu Haven yang masih berada di bawah selimut.

Hanggara merasa semakin aneh saat Haven masih belum bangun dan justru terlihat kedinginan. Sontak Hanggara menempelkan tangannya di dahi Haven dan benar saja suhu tubuh Haven sangat panas.

Jadi Hanggara mengguncang tubuh Haven semakin keras sambil memanggilnya. Dan berhasil, Haven menggeliat perlahan sambil membuka matanya dengan susah payah yang setidaknya membuat rasa panik Hanggara sedikit berkurang.

Tak berapa lama Haven langsung menutup matanya kembali karena kepalanya terasa sangat sakit juga pusing. Tubuhnya juga terasa tak bertenaga sama sekali.

"Anjir lo demam Ven. Ke dokter aja ya?" kata Hanggara panik

"Gue mau tidur aja kak." sahut Haven dengan suara serak, rasanya dia bahkan tak ada tenaga hanya untuk bangun dari tempat tidur.

"Nanti makin parah. Ayo biar gue yang bantu."

"Bentar lagi, gue pusing." kata Haven tanpa membuka matanya.

"Ok biar gue panggilin mama ke bawah."

Hanggara turun ke bawah dan melihat semua anggota keluarga sudah ada di sana, lalu dia langsung menghampiri Arin.

"Ma, Haven sakit. Badannya panas banget." kata Hanggara yang cukup membuat Arin cemas.

"Sakit? bentar ya mama cek ke kamarnya dulu." kata Arin langsung ke kamar Haven.

"Jer, ntar lo ijinin Haven ya." kata Hanggara pada Jerico.

"Kenapa nyuruh kak Jerico? kan kelas aku sebelahan sama Haven. Kakak bisa nyuruh aku." kata Jovan sedikit tersinggung karena Hanggara dan Jerico seperti mengucilkannya sendiri.

"Kamu juga gak bakal mau kalo kakak suruh, jadi mendingan kakak langsung nyuruh jerico biar gak perlu debat."

"Kakak belum nyuruh aku tapi udah ambil kesimpulan sendiri."

"Kamu sendiri yang gak peduli kan? Kamu yang gak mau terlibat sama Haven jadi ngapain kakak capek-capek nyuruh kamu Van?"

"Kakak kenapa sih ngomong seolah-olah aku itu antagonis banget? Aku juga peduli kak, kakak bahkan gak pernah tanya aku udah terima Haven atau belum kan?"

"Kalo kamu emang udah terima Haven, malem waktu kita mau dinner itu kamu nggak akan diem aja disana sama Papa van." sahut Hanggara yang membungkam Jovan.

Jonathan yang mendengar itu merasa kalau kemarahan Hanggara bukan hanya kesal semata tapi dia benar-benar marah.

"Gara, malam itu papa gak serius waktu bilang kalian gak usah anggap Haven. Papa cuma mau liat respon kalian, kalian seneng atau kalian gak setuju sama yang papa bilang. Papa gak mungkin kayak gitu sama Haven, Gara." kata Jonathan.

"Gak gitu caranya pa. Aku ngerasa bersalah banget sama Haven waktu itu. Aku ngerasa malu tiap aku liat Haven karena apa yang papa bilang itu." kata Hanggara.

Haven Arion | Watanabe HarutoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang