Author POV
Hari-hari berlalu dengan cepat dan turnamen basket sudah melewati babak penyisihan. Tidak dapat dipungkiri kalau permainan basket SMA Tunas Bangsa jauh lebih bagus dari tim-tim sebelumnya.
Dan dari semuanya yang paling menarik perhatian adalah sang captain Haven Arion dimana dia bermain dengan mengagumkan. Dengan percaya diri tinggi dan cara memimpin yang patut diacungi jempol dan jangan lupakan aura mengintimidasi yang menjadi poin plus untuk membuat lawan gugup.
Sekarang turnamen basket sudah sampai dipuncaknya dimana hari ini adalah penentuan pemenangnya. Tentu saja semua guru dan siswa SMA Tunas Bangsa merasa nervous mengingat sebelumnya sekolah mereka bahkan tidak pernah berhasil melewati babak semi final. Dan jangan tanya bagaimana gugupnya team basket di pinggir lapangan. Satu langkah lagi maka mereka akan mencetak kemenangan pertama.
Tim SMA Dwijaya yang menjadi lawan mereka kali ini, Tim yang menjadi juara 3 kali berturut-turut, kemungkinan yang sangat sedikit untuk dapat mengalahkan mereka namun tentu saja mereka masih sangat berharap.
Haven melihat ke arah team lawan dan saat itu juga dunia seakan berhenti, Haven dapat merasakan nafasnya memburu dan rasa panik luar biasa yang datang tiba-tiba. Tangannya mulai gemetar dan dia kehilangan fokusnya.
Captain dari tim Dwijendra adalah orang yang dulu membuatnya hampir kehilangan nyawa karena dibully. Dante, dia adalah ketua dari geng yang membuatnya tersiksa saat SMP dulu hingga dia harus pindah sekolah hingga menjalani terapi karena trauma.
Anak basket Tunas Bangsa yang menyadari itu langsung menghampiri Haven. Bahkan anak Saturn yang ada di bangku penonton dapat melihat Haven yang berjongkok dan bertumpu pada kursi yang jelas sedang tidak baik-baik saja. Wajah HAven juga seketika memucat.
"Ven, lo kenapa?" tanya Dennis salah satu anak basket.
Haven hanya mengibaskan tangannya mengisyaratkan tidak apa-apa, dia tak ingin teman satu teamnya menjadi khawatir dan membuat mereka semakin down. Jadi yang bisa Haven lakukan adalah mengambil nafas dalam-dalam mencoba untuk mengendalikan diri. Traumanya tidak boleh datang sekarang dan merusak semuanya. Dante tak boleh menghancurkannya untuk yang kedua kali.
Saat Haven sudah merasa sedikit tenang, dia bergabung dengan teman-temannya. Pertandingan akan dimulai dalam 15 menit dan Haven melihat Dante datang menghampirinya. Sungguh Haven tak ingin terlihat lemah, jadi sekuat tenaga dia memaksa dirinya untuk terlihat baik-baik saja dan tak terganggu dengan kedatangan Dante.
"Halo Haven, long time no see..." kata Dante.
Haven tak membalas apa-apa, hanya menatap Dante dengan tajam.
"Gimana kabar lo?" tanya Dante dengan seringaian yang sungguh membuat Haven ingin memukulnya hingga tak bisa bangun lagi. Haven kira setelah pindah sekolah dan menjalani terapi trauma itu tak akan kembali tapi sekarang saat melihat Dante rasanya masih sama seperti saat itu.
"Kabar gue bukan urusan lo." kata Haven tajam walaupun dengan tangan yang dikepalkan erat agar tak terlihat jika tanggannya gemetar.
"Wahh.. lo banyak berubah. Lo inget dulu lo cuma bisa diem nangis? Trus abis itu kabur" kata Dante dengan tawa meremehkan.
Haven memilih diam tak menanggapi. Dante maju 1 langkah dan berbisik tepat di telinga Haven.
"Sekali pecundang, lo bakal selamanya jadi pecundang."
Haven hanya menatap nyalang ke arah Dante. Teman-teman satu team Haven menatap bingung melihat kapten mereka dengan aura yang tiba-tiba sangat dingin. Sementara Anak Saturn yang ada di bangku penonton merasa cemas menyadari orang yang ada di depan Haven itu adalah orang yang pernah diceritakan Haven dulu. Dan melihat Haven yang tidak terlihat baik-baik saja membuat mereka khawatir dengan keadaan Haven. Jika trauma Haven bisa kebali saat dia berkelahi dengan Naka kemarin lalu apa yang terjadi saat Haven bertemu dengan pelakunya sekarang....
A Little Flashback
Haven saat SMP bisa dibilang adalah anak kutu buku dengan penampilan culun berbeda dengan sekarang. Dia juga anak polos yang akan mengikuti apa yang dikatakan teman-temannya.
Dan Dante merupakan anak dari kepala sekolah dan tetunya semua anak tunduk padanya. Tapi karena hanya Haven yang selalu menurutinya maka Haven menjadi sasaran empuk baginya. Jika Haven menolak maka Dante dan teman-temannya akan memukul Haven.
Haven selalu mengikuti apapun keinginan Dante sampai suatu saat dimana dia banar-benar sudah muak dan memilih mengabaikan Dante, namun itu bukan pilihan yang baik karena setelah itu Haven justru dipukul oleh Dante dan teman-temannya dan Dante mengunci Haven di gudang yang jarang didatangi oleh siswa ataupun guru.
Saat itu Haven tidak tau apa Dante lupa membuka pintunya atau mereka sengaja, yang jelas yang Haven ingat dia disana dalam waktu yang lama merasa kehausan, kelaparan, kedinginan hingga dia sudah tidak kuat dan tidak ingat apa yang terjadi selanjutnya.
Yang Haven tau saat dia bangun, dia sudah ada di rumah sakit dan hari-hari setelahnya dia menjadi sangat tertutup dan takut bertemu dengan orang lain. Haven selalu bermimpi buruk tentang semua yang Dante dan teman-temannya lakukan. Hingga Arin memutuskan untuk membawa Haven ke psikiater dan ternyata Haven mengalami trauma yang disebabkan oleh kelakuan Dante.
Setelahnya Arin memutuskan untuk memindahkan Haven ke sekolah lain. Sejak saat itu perlahan Haven mulai berani untuk bergaul lagi. Dan Haven bersyukur karena dia bertemu dengan dokter Adit yang sudah membantunya merubah penampilan juga membantunya memperbaiki diri dan berkat dokter Adit Haven bisa menjadi Haven yang sekarang.
Setelah Haven lulus SMP dia mulai mempelajari bela diri, mulai belajar tentang cara berpakaian dan memperbaiki stylenya. Haven mulai mempelajari banyak hal, yang menjadi tujuan Haven hanya satu dia tak boleh menjadi pecundang lagi. Bahkan setelahnya sifat Haven juga berubah, Haven yang mulanya anak ceria dan polos dengan puppy eyes yang membuatnya menggemaskan berubah menjadi Haven dengan sorot mata tajam dan dingin. Masa puber juga membuatnya pertumbuhan fisiknya luar biasa, Tinggi, Pintar, Tampan, dan tak ada lagi baby fat yang tersisa membuatnya benar-benar berubah 180 derajat.
Namun Haven tak menyangka bahkan Haven yang sekarang yang dia fikir sudah tak terpengaruh oleh Dante nyatanya masih menyimpan ketakutan yang sama seperti yang dia rasakan dulu. Nyatanya ingatan yang terekam di otaknya tak akan pernah bisa dia singkirkan.
*****
Helloooo mari menunggu treasure world map ep 2🤘🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
Haven Arion | Watanabe Haruto
General FictionHaven Arion dan bagaimana dia menjaga nama itu.