Author POV
Hari ini Haven kembali ke sekolah setelah beberapa hari absen. Namun yang membuatnya malas adalah di hari pertama kembalinya dia ke sekolah malah ada rapat OSIS yang katanya akan membahas tentang kegiatan sosial. Sungguh dia sedang sangat malas bertemu dengan Jovan. Bahkan sejak dia pulang dari rumah sakit mereka tidak bertegur sapa sama sekali malah saling menghindar.
Haven memasuki ruang Osis dengan malas. Beberapa orang menyapanya dan menanyakan bagaimana keadaannya. Lalu dia duduk di samping Jovan, karena Ketua dan Wakil memang duduk di bagian depan.
Jika biasanya Haven memasang tampang acuh, sekarang dia mengeluarkan tampang dinginnya,tak bersahabat sama sekali.
Pak Anton selaku pembina Osis memasuki ruang Osis dan mulai memimpin rapat dan menjelaskan tentang mereka yang akan mengikuti kegiatan sosial di panti asuhan.
"Bapak perlu rekomendasi Panti asuhan yang terbuka dengan kegiatan seperti ini. Sebelumnya apa ada yang pernah melakukan kunjungan ke panti asuhan?" Tanya pak Anton.
Diantara semua anggota Osis hanya Haven yang menaikkan tangannya. Jangan salah, sekalipun dia dan Saturn tergolong urakan namun mereka rutin mengunjungi salah satu panti asuhan dan bahkan menggunakan beberapa persen uang yang mereka dapatkan dari kegiatan band untuk disumbangkan ke panti asuhan tersebut.
"Oh Haven, kamu pernah berkunjung kemana?" tanya Pak Anton.
"Ke Panti Asuhan Permata Hati pak." kata Haven.
"Kapan kamu kesana? ada kegiatan apa?" tanya Pak Anton.
"Saya sama teman satu band saya memang rutin berkunjung kesana pak, awalnya karena iseng ikut tantenya Aksa tapi sekarang malah jadi rutin kesana."
"Ya bagus dong Haven. Bisa kamu tanyakan apa disana menerima tamu untuk kegiatan sosial sekolah?" minta Pak Anton ke Haven.
"Bisa pak. Saya langsung telepon sekarang aja, biar kalau ada pertanyaan lain bisa langsung." kata Haven dan langsung menghubungi Ibu panti dan mengaktifkan loudspeaker HPnya.
"Halo." terdengar Suara Bu Santi yang merupakan salah satu pengurus panti.
"Halo bu, Ini Haven." kata Haven.
"Iya, Ibu tau ven. Kamu apa kabar? kata Yugo kamu kemarin dirawat di rumah sakit?" tanya Bu panti.
"Iya bu, kemarin drop jadi gak ikut kesana." sahut Haven.
"Anak-anak sedih lo kamu gak ikut. Mereka pada nanyain."
"Oh ya? bilangin aku minta maaf ya bu karena gak dateng." kata Haven
"Iya, mereka ngerti kok, kamu lagi sakit." jawab bu panti.
"Emm bu, sebenarnya aku telepon mau nanya sama ibu, disana nerima kunjungan kegiatan sosial gak bu? sekolah aku mau ngadain kegiatan sosial ke panti asuhan." tanya Haven pada bu Santi.
"Boleh ven. Apalagi kan itu temen-temen kamu dan tujuannya juga baik." sahut Bu Panti.
"Ini guru aku mau bicara sama Ibu, bisa bu?" tanya Haven.
"Iya iya, bisa ven. Silahkan." kata Bu santi. Haven langsung memberikan HPnya ke Pak Anton agar gurunya itu yang mengatur dengan Bu Santi.
Setelah beberapa menit berbincang, Pak Anton menyerahkan HPnya ke Haven.
"Oke jadi sudah clear ya, minggu depan kita akan kunjungan ke panti asuhan Permata Hati. Jadi bapak mau kalian bikin pengumuman dan bilang kalau ada yang mau menyumbang berupa buku atau alat-alat belajar lain minta untuk hubungi Jovan dan Haven ya. Kita dari sekolah juga akan belikan alat-alat belajar untuk mereka. Nanti kalian datang ke kelas-kelas untuk menyampaikan ini. pengumpulan sumbangan terakhir di hari sabtu pagi. Kita berangkat kesana hari minggu."
"Baik pak." sahut anak-anak OSIS.
"Pak, kalau teman-teman saya mau ikut boleh gak pak? soalnya kita sering kesana bareng-bareng. Anak-anak juga udah pada kenal, jadi nanti mereka pasti lebih nyaman." kata Haven.
"Boleh Haven, itu malah lebih bagus."
Dan setelah rapat berakhir, mereka datang ke kelas-kelas dan sialnya Haven dan jovan 1 team bersama dengan Yasa. Itu karena pasangan sosialisasi diacak. Dan mereka mendapatkan bagian untuk sosialisasi di kelas 3. Haven mengeluarkan tampang malas dan dinginnya, namun tetap berdiskusi dengan Jovan, hanya untuk profesional saja.
Setelah memasuki kelas 12 IPA 1 dan 2, akhirnya mereka sampai di kelas IPA 3 dimana itu adalah kelas Jerico yang terkenal dengan siswanya yang berisik dan arogan walaupun saat ulangan mereka tetap mendapatkan nilai rata-rata yang baik.
Haven, Jovan, dan Yasa mengetuk pintu kelas yang tidak ada gurunya, terlihat siswa disana sangat berisik dan mereka tidak mendengar suara ketukan di pintu.
Haven yang melihat itu memutar bola matanya malas, dia baru kembali ke sekolah dan harus menghadapi yang seperti ini.
Mereka bertiga masuk ke dalam kelas tersebut dan berdiri di depan kelas walaupun tidak ada yang menghiraukan mereka yang cukup membuat geram.
Haven melihat ke arah Jovan yang tidak berbicara apa-apa padahal kali ini gilirannya.
"Van, ayo mulai.. ini giliran lo." kata Yasa pada Jovan setelah melihat tatapan tidak enak dari Haven, sungguh Yasa rasanya ingin kabur karena aura Haven benar-benar tidak main-main apalagi setelah insiden di kantin beberapa hari sebelumnya.
"Selamat siang... permisi.. mohon perhatiannya..." kata Jovan. Anak-anak disana meliriknya sekilas dan kembali dengan kegiatannya kecuali Jerico yang menatap adiknya dengan tatapan meminta maaf karena tidak bisa membantu.
Haven sudah tidak bisa bersabar lagi, ditambah Jovan yang tidak bisa mengendalikan suasana kelas itu, jangan lupakan, Jovan itu ketua OSIS.
Haven yang tadinya menyender di papan tulis melangkah maju dan berdiri di samping meja guru, mengambil penghapus papan dan dengan sengaja menaruhnya dengan keras di meja hingga mengeluarkan suara keras yang membuat semua orang disana diam dan memperhatikannya, tak terkecuali Jerico.
Melihat Haven berdiri disana dengan wajah yang sangat mengintimidasi, ditambah dengan fakta bahwa hanya Haven yang berani melawan Naka sampai Naka diskors sedikit membuat siswa di kelas itu ciut, dan berfikir sebaiknya mereka tak mencari masalah dengan anak modelan Haven, dan jangan lupakan Saturn yang memang sudah dikenal disekolah. Siswa disana memilih duduk dan mendengar mereka bertiga.
"Terimakasih untuk perhatiannya." Kata Haven yang dilanjutkan dengan penjelasan tentang kegiatan sosial tadi.
Haven mulai menjelaskan tentang kegiatan sosial yang akan dilakukan dengan lugas, Jerico yang ada disana merasa sedikit kagum karena tidak mudah untuk membuat teman sekelasnya duduk rapi kecuali jika ada guru.
"Segitu saja yang mau kita sampaikan, jadi kalau ada dari kakak-kakak yang mau menyumbang entah alat tulis atau alat belajar lainnya, bisa hubungi saya atau Jovan di nomor ini. Kalau ada pertanyaan lain seputar kegiatan ini juga bisa tanya-tanya sama kami. Terimakasih banyak." kata Haven menutup sosialisasinya dan mereka keluar dari kelas itu.
"Anjing, gila banget tuh anak. Bisa-bisanya kita semua nurut sama adik kelas." kata salah satu siswa di kelas itu.
"Ya mendingan nurut gaksih? Naka aja bisa dihukum karena dia, gue nyari aman ajalah." kata siswa lainnya.
*****
Halooooo
Ternyata udah lama gak update hehehe
Semoga gak mengecewakan ya...
Oh ya, mau ingetin lagi kalau disini emang ceritanya nggak terlalu berat ya.
Kalau suka yang sedih soon akan ada cerita lain hehe (tapi gatau juga ya dapet feel sedihnya apa enggak 😭😭 yg penting PD dulu aja🤘🏻)Buat kk yang kemarin request biar dibuatin chapter untuk cast maap banget, ini hp kentang gak bisa upload foto, gak ngerti kenapa... 🥲
Nanti kalo udah bisa pasti dibuatin
Makasi ya udah mampir.. luv yaaaa🍀🤍🤍
KAMU SEDANG MEMBACA
Haven Arion | Watanabe Haruto
General FictionHaven Arion dan bagaimana dia menjaga nama itu.