44 - A Mess

947 115 2
                                    

Author POV

Hanggara menatap bangunan yang berdiri kokoh di depannya. Sebenarnya dia sama sekali tidak ingin datang kesini karena sekarang orang yang dia benci tinggal di dalam rumah ini.

Hanggara menekan bel rumah itu dan seorang ART membuka pintunya dan cukup terkejut melihat kehadiran Hanggara disana.

"Den Gara, ayo masuk den."

"Makasi bi, kakek ada bi?"

"Ada den, kebetulan sedang ada di ruang tengah bersama yang lain"

'yang lain' yang tidak ingin dia lihat.

"Hanggara!" Kata Hermawan menyambut kedatangan cucunya dengan pelukan.

"Tumben kamu dateng kesini tanpa bilang dulu. Kamu sendiri? yang lain mana?"

Hanggara tak dapat menjawab pertanyaan kakeknya.

"Hey kamu kenapa? ada masalah?" tanya Hermawan.

Hanggara melirik ke arah Salma yang sedang duduk di salah satu sofa menatapnya seolah dia adalah sampah. Untungnya tidak ada Heru disana.

"Kek..." baru menyebut kakek saja airmata Hanggara sudah jatuh.

"Kenapa Gara? sini duduk dulu sama kakek." sahut Hermawan namun Hanggara tak bergerak sama sekali.

"Bantuin aku kek, aku gak tau harus minta tolong kemana."

"Iya bantuan apa Gara?"

"Papa kecelakaan kek, sekarang di rumah sakit belum sadar. Aku butuh uang buat operasi." kata Gara.

Hermawan terdiam sejenak. Namun detik berikutnya tangannya terangkat memegang dada sebelah kirinya.

"Kek?" panggil Hanggara melihat kakeknya mulai kesakitan.

Hermawan langsung terjatuh ke lantai sambil masih tetap memegangi dadanya membuat semua orang disana panik.

"PAPAAA!" Teriak Heru yang langsung berlari ke arah Hermawan dan mendorong Hanggara yang masih berdiri tanpa reaksi, sementara Salma langsung menghubungi ambulance.

Hanggara masih tak dapat memproses apa yang terjadi di depannya. Dia masih tetap diam menatap semua orang yang sudah panik karena Hermawan yang sudah tidak sadarkan diri.

Heru berjalan dengan marah ke arah Hanggara lalu menamparnya dengan sangat keras hingga membuat Hanggara terjatuh dengan luka di bibirnya. Heru mencengkram kerah baju Hanggara.

"Dasar tidak tau diri! Kamu mau bunuh kakek kamu hah? Ngomong apa kamu??" teriak Heru

"Aku cuma minta bantuan Om. Aku mohon Om tolong bantuin aku, tolong pinjemin uang buat operasi papa Om" kata Hanggar memohon.

"Setelah kamu bikin kakek kamu seperti ini kamu masih punya muka buat minta uang?"

"Aku gak bermaksud Om, Aku cuma mau minta tolong."

"Saya gak peduli kamu mau apa. Yang jelas kamu sudah bikin kakek kamu seperti ini. Kamu lihat!!"

"Maaf Om... Maaf.. Aku gak sengaja.."

"Kalau sampai ayah saya kenapa-kenapa saya tidak akan pernah biarin kamu hidup tenang."

"Aku gak sengaja..."

"Keluar."

"Om aku mohon Om."

"SAYA BILANG KELUAR!!" kata Heru lalu memerintahkan anak buahnya untuk menyeret Hanggara keluar.

Hingga tak berapa lama suara ambulance dan Hanggara melihat mereka membawa Hermawan. Setelah ambulance tak lagi terlihat Hanggara jatuh terduduk di atas aspal. Kenapa semuanya semakin rumit. Hanggara menjambak rambutnya dan memukul kepalanya berkali-kali. Bukan ini yang dia mau...

Haven Arion | Watanabe HarutoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang