48 - Sang Pelindung

1.2K 167 25
                                    

Author POV

Hari kedua Haven datang ke danau lagi, dia mengambil foto dan mengunggahnya di instagramnya lalu menaruh hpnya lagi. Haven duduk dan menatap danau di depannya tanpa lelah sekalipun kemarin dia sudah disana berjam-jam.

Haven melihat jam di tangannya dan tak terasa dia sudah di danau selama 3 jam. Haven bangun dan berniat untuk kembali ke villa untuk tidur karena angin disini benar-benar membuatnya mengantuk, tapi saat Haven berbalik rasanya jantungnya sudah tidak ada di tempatnya lagi.

Didepannya, ada Sebastian yang menatapnya dengan mata berkaca-kaca. Apa dia sedang berhalusinasi saking rindunya? Tapi ini terlihat sangat nyata.

Haven menutup matanya sebentar, mungkin dia memang berhalusinasi. Tapi saat Haven melihat sekali lagi dia melihat ayahnya yang berjalan mendekatinya. Kaki Haven rasanya tak bisa digerakkan saat melihat ayahnya hanya beberapa langkah di depannya. Otaknya seolah tak bekerja lagi.

"Papa?" kata Haven berbisik, takut kalau orang di depannya hanya orang yang mirip dengan Sebastian.

"Iya Haven. Ini papa" kata Sebastian.

Air mata Haven langsung jatuh tanpa dia sadari, suara ayahnya masih sama. Masih sama seperti saat ayahnya memanggilnya dulu.

Sebastian langsung merengkuh Haven ke dalam pelukannya, sangat erat seolah Haven mungkin bisa menghilang saat itu juga.

"Papa kangen sama kamu..." kata Sebastian.

"Aku juga, papa kemana aja..." jawab Haven lirih membuat Sebastian merasa bersalah.

Sebastian melepas pelukannya lalu menatap putranya yang tumbuh dengan sangat menawan. Sebastian bukannya tidak tahu bagaimana Haven tumbuh, faktanya Sebastian selalu memantau apa saja kegiatan Haven lewat sosial medianya. Namun, Sebastian tak berani menemui Haven karena takut akan penolakan yang mungkin Haven berikan atau fakta bahwa Haven mungin tak membutuhkannya lagi karena sudah memiliki Jonathan. Dia terlalu pengecut, dia tak sanggup kalau jagoan kecilnya bersikap asing padanya.

Flashback
Tadi saat Sebastian berada di kantor, dia mendapat notifikasi kalau Haven mengunggah sesuatu di instagram dan saat dia melihat postingan foto danau yang kelewat familiar disana dengan caption 'it's been a while... i miss us.' kata I miss us membuatnya yakin kalau setidaknya sekalipun Haven marah, Haven masih merindukannya. Jadi tanpa fikir panjang lagi Sebastian meminta supirnya untuk membawanya ke danau walaupun membutuhkan waktu 2 jam lebih. Sepanjang perjalanan Sebastian tak berhenti berdoa agar Haven masih ada disana.

Saat Sebastian sampai di danau dia melihat ada beberapa keluarga dan dia langsung menuju tempat dimana mereka dulu sering bersama dan dia melihatnya, di depan matanya ada seorang pemuda yang duduk sambil menatap ke arah depan. Kakinya terasa lemas dan matanya memanas melihat putranya ada di depan matanya.

Sebastian tidak langsung menemui Haven melainkan hanya berdiri beberapa meter di belakang Haven. Tak berapa lama dia melihat Haven bangun dari duduknya dan berbalik. Sebastian bisa melihat Haven yang terkejut dan raut tak percaya.

Hingga saat Haven memanggilnya dengan berbisik yang untungnya masih bisa dia dengar, Sebastian tak menahan dirinya lagi, dia langsung menghampiri Haven dan memeluknya erat.

-

Sebastian mengajak Haven duduk lagi di tempat dimana dulu mereka selalu menghabiskan waktu.

"Jadi gimana kabar jagoan papa?" tanya Sebastian. Rasanya Haven ingin menangis mendengar panggilan jagoan dari ayahnya. Ini pertama kalinya setelah sekian lama, dia merindukan ini.

"Aku mau bilang baik-baik aja.. tapi nyatanya enggak."

"Kenapa?"

"A lot of things happened, sampai rasanya gak bisa dijelasin satu-satu pa. Capek banget makanya kabur kesini" kata Haven sambil terkekeh pelan.

Haven Arion | Watanabe HarutoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang