Author POV
Setelah hari itu Haven dapat merasakan perubahan sikap Jovan padanya, tidak ada aura dingin lagi meskipun dia tidak bisa bilang kalau hubungan mereka menghangat tapi setidaknya tidak ada pancaran perang seperti biasanya.
Haven memasuki cafe tempat dimana Saturn mendapatkan job bernyanyi. Disana sudah ada Mahesa, Yugo, dan Aksa yang masih menyiapkan peralatannya.
"Sorry, gue telat." kata Haven langsung membantu teman-temannya.
"Santaiii." jawab Yugo.
"Ven, gak capek lo? jangan kebanyakan ambil job. Tubuh lo juga butuh istirahatnya." kata Mahesa yang sebenarnya merasa khawatir dengan keadaan temannya.
"Iya, bentar lagi. Kalo perusahaan bokap udah balik, gue berhenti."
"Ya baliknya kapan anjir?" tanya Aksa kesal, karena itu bukan waktu yang bisa dipastikan.
"Mana gue tau."
"Gue pukul juga lo. Tapi beneran Ven, kita yang ngeri kalo lo kayak gini, udah capek, dapet banyak komentar jahat, takutnya yang capek bukan cuma fisik lo tapi juga mental lo." kata Aksa serius.
"Iya sa, gue ngerti. Tapi gue gak bisa ngabisin tabungan gue semuanya. Itu buat masa depan gue, dan papa juga udah mulai bangkit lagi kok."
"Berapa yang lo butuh? biar gue kasi. Gue gak suka liat temen gue kayak gini." jawab Aksa lagi.
"Gak usah. Gue masih punya. Udah yuk mulai aja." kata Haven yang langsung mengambil posisi untuk mulai penampilan mereka malam ini.
Penampilan mereka berjalan seperti biasanya, namun di tengah penampilan Haven melihat Evelyn yang masuk ke cafe bersama teman-temannya.
Haven melempar senyum saat matanya bertemu dengan Evelyn, dan Evelyn juga melakukan hal yang sama. Sebenarnya Evelyn sengaja datang kesana saat tahu bahwa hari ini Haven akan manggung.
Alunan lagu Dia dari Anji mulai dimainkan anak Saturn. Ini sama sekali tidak direncanakan, tapi entah kenapa seolah semesta menciptakan atmosfer yang mendukung diantara mereka. Haven dan Evelyn tak bisa mengelak untuk tidak mengunci tatapan satu sama lain, malam itu mereka sadar telah jatuh ke tempat yang indah.
Evelyn tak ingin terlalu percaya diri tapi entah kenapa saat melihat Haven yang bernyanyi dengan menatapnya beberapa kali atau bahkan sering, membuatnya optimis kalau perasaannya tak bertepuk sebelah tangan.
Sementara Haven di atas panggung tak bisa mengalihkan perhatian. Malam ini Lily sangat indah. Haven tak menepis bahwa dia menyukai Evelyn dan dia punya feeling bahwa Evelyn memberinya lampu hijau. Tapi track record Evelyn sebagai seorang playgirl membuatnya tak langsung menyatakan perasaan, bagaimana jika dia hanya menjadi salah satu korban Evelyn?
Sekalipun Haven menyukai Evelyn tapi perlu diingat kalau Haven bergerak lebih banyak mengandalkan logika. Dia tak ingin menjadi korban permainan hati Evelyn hingga menjatuhkan harga dirinya.
Haven hanya perlu berjalan perlahan dan memastikan sebanyak apa Evelyn menyukainya sebelum benar-benar mengatakan kalau dia jatuh hati pada sang Aphrodite.
Haven turun dari panggung setelah selesai pertunjukkan. Dia tidak menemui Evelyn melainkan mengirim pesan pada Evelyn menawarkan untuk pulang bersama.
Evelyn yang menerima pesan itu tak bisa menyembunyikan senyumnya yang bisa dilihat Haven dengan jelas. Hingga balasan Evelyn yang mengatakan 'ya' membawa senyuman yang sama di wajah Haven.
-
Dan disinilah Haven dan Evelyn, di dalam mobil milik Haven. Mereka tidak langsung pulang namun memilih untuk mengemudi pelan di jalanan yang lenggang, membicarakan topik yang seolah tidak ada habisnya ditemani slow music yang membuatnya sempurna.
Haven sebelumnya tak pernah begitu memperhatikan Evelyn, yang dia tahu hanya Evelyn yang merupakan dewi pujaan yang dikenal arogan dan seenaknya sendiri namun tetap menjadi dambaan, dia juga tau kalau Evelyn adalah seorang playgirl yang sering bergonta-ganti pasangan.
Haven awalnya hanya melihat Evelyn sebagai sebuah keuntungan namun setelah beberapa lama mengenal Evelyn Haven menyadari kalau Evelyn banyak berubah, setidaknya tidak ada sifat arogan lagi, meskipun sikap seenaknya masih mendarah daging. Dan Haven menyadari bahwa sejak mereka mengenal satu sama lain, Evelyn belum pernah punya pacar lagi, atau dia tidak pernah melihat Evelyn dengan pacarnya lagi.
"Ly, gue baru sadar kayaknya gue belum pernah liat lo sama korban-korban lo lagi deh." kata Haven.
"Korban apaan?"
"Pacar mainan lo, biasanya tiap hari gonta-ganti."
"Wahh lo ternyata dulu sering merhatiin gue ya?" tanya Evelyn dengan percaya diri.
"PD banget. Lo tuh udah terkenal playgirl ly."
"Sekarang gue udah enggak kali, dulu ya gue cuma main-main doang."
"Perasaan orang lo mainin." sinis Haven.
"Dulu Haven. Sekarang enggak."
"Kenapa?" tanya Haven memancing.
"Lo bilang gue harus jadi anak baik. Ya udah." sahut Evelyn.
"Sejak kapan lo dengerin orang lain?" tanya Haven sarkas.
"Gue nggak dengerin orang lain. Gue dengerin lo doang."
"Lo ngerayu gue?" tanya Haven yang membuat Evelyn memukulnya dengan sekuat tenaga, sebab sekarang wajah Evelyn sudah memerah.
"Aduhh becanda ly... galak banget lo."
"Biarin."
Tiba-tiba Evelyn teringat sesuatu yang sebelumnya ingin sekali dia tanyakan ke Haven.
"Ven, kemarin waktu final gue liat lo aneh banget, apalagi waktu lo ketemu sama kaptennya Dwijendra. Lo kenal?" tanya Evelyn hati-hati.
"Kenal." jawab Haven singkat.
"Dia siapa? kok lo kelihatan gak nyaman banget sama dia?"
"He's a nightmare. Jangan pernah kenalan sama dia apapun alasannya." kata Haven serius yang membuat Evelyn tak berani bertanya lagi.
"Trus gue juga baca komentar-komentar di ig lo ven. Mereka jahat banget, pengen gue pukul satu-satu." Kata Evelyn mengingat kata-kata yang dia baca.
"Udah biarin aja." Jawab Haven santai.
"Tapi gue gak suka mereka komen gitu ke lo."
"Yaudah lain kali gue matiin kolom komentarnya." Kata Haven menenangkan.
"Jangan terpengaruh sama yang mereka bilang Ven. Kayak yang pernah lo bilang ke gue, you're the main character."
"Iya ly. Thanks a lot." Kata Haven tulus.
Tak berapa lama mereka sampai di rumah Evelyn, jujur saja baru kali ini Evelyn berharap rumahnya terletak jauh di ujung kota agar dia bisa berada lebih lama dengan Haven. Biasanya Evelyn paling semangat kalau sudah sampai di rumah, tapi baru kali ini dia tidak ingin sampai dengan cepat.
"Makasi ya udah nganterin." Kata Evelyn sambil dengan berat hati melepas seatbeltnya.
"Iya, udah sana masuk." Kata Haven.
"Gak mampir dulu?" Tawar Evelyn.
"Nggak, lain kali aja ly. Gue mau langsung pulang aja." Jawab Haven.
Evelyn lalu mengangguk dan bersiap turun.
"Good night ly, mimpi indah." Kata Haven.
Simple, namun kupu-kupu di perut Evelyn sepertinya bereaksi berlebihan.
"Lo juga, hati-hati pulangnya." sahut Evelyn lalu keluar, melambaikan tangan lalu langsung masuk ke rumah.
Evelyn tak ingin Haven menyaksikan wajahnya yang memerah.Untuk pertama kalinya Evelyn benar-benar menyukai seseorang seperti ini.
Pertama kali ada orang yang membuatnya seperti orang gila yang tersenyum sepanjang hari hanya dengan memikirkannya.
Hanya Haven Arion....*****
Hellooo
Semoga feelnya dapet ya gess..
Soalnya diketik tanpa pengalaman 🥲🥲
KAMU SEDANG MEMBACA
Haven Arion | Watanabe Haruto
General FictionHaven Arion dan bagaimana dia menjaga nama itu.