Author's POV
Hari-hari setelah perusahaan Jonathan yang bangkrut semuanya berubah cukup banyak. Jonathan yang harus memulai semua kembali dari awal bersama Arin yang untungnya mengerti sedikit tentang bisnis dan sesekali dibantu oleh Hanggara dan Haven yang juga mengerti walau hanya sedikit.
Haven juga mengambil lebih banyak job agar dia tidak perlu menguras semua tabungannya untuk semua kebutuhan mereka. Selain itu Haven dan Hanggara juga menjadi lebih dekat karena lebih sering melakukan banyak hal bersama baik itu membantu pekerjaan Jonathan atau hanya sekedar saling berbagi selera musik mereka.
Malam ini Hanggara dan Haven sudah selesai dengan tugas mereka dan memiliki waktu luang. Kebetulan juga Haven tidak ada jadwal manggung atau kegiatan lainnya.
Jadi sekarang Haven sedang bermalasan di ruang tamu sambil menikmati pemandangan lampu kota yang indah. Disana juga ada yang lainnya yang sedang berkumpul bersama.
"Hari ini gak keluar Ven?" tanya Hanggara pada Haven, biasanya dia jarang melihat Haven di jam-jam seperti saat ini.
"Nggak kak, hari ini lagi capek." kata Haven.
"Gak heran sih, sejak pindah ini kedua kalinya deh gue liat lo leha-leha, yang pertama pas pindahan. Nggak mau istirahat aja lo?" kata Hanggara. Setelah beberapa lama tinggal di kamar yang sama mereka jadi semakin akrab, dan melihat Haven yang begitu sibuk sampai jarang terlihat di apartement membuat Hanggara sedikit khawatir.
"Ini kan lagi istirahat kak. Jam segini gue nggak bisa tidur." sahut Haven.
Tak berapa lama setelah itu HP Haven berdering dan langsung diangkat oleh Haven.
"Halo..."
"...."
"Ya kenapa lo minta ijin ke gue? Minta ijin ke Jovan lah, kan dia ketuanya. Gimanasih lo?"
"..."
"Yaudah biar gue yang tanyain ke dia." kata Haven lalu menutup teleponnya.
Kebetulan Jovan juga ada disana yang sedang sibuk dengan HPnya.
"Van, Ciko katanya mau ijin nggak dateng besok." kata Haven.
"Nggak bisa. Besok kita selesaiin semua data anak-anak." sahut Jovan.
"Neneknya lagi di rumah sakit Van, biarin aja. Udah ada banyak orang juga kan." Kata Haven lagi.
"Mana boleh gitu. Enak di dia doang dong. Harus profesional lah." sahut Jovan lagi.
"Yaudah lo aja deh telepon dia, ngomong langsung." kata Haven meneyerah.
"Oh iya, bentar lagi udah mau turnamen basket kan Ven?" tanya Jerico setelah melihat foto yang diupload sekolahnya.
"Iya kak, ini udah mulai latihan." sahut Haven.
"Gue denger lo captainnya?" tanya Jerico lagi.
"Iya, Kenapa kak?"
"Nggak, nanya aja."
Saat semua anggota keluarga masih sibuk dengan kegiatan mereka tiba-tiba Jonathan mendapat telepon dari Salma dan Heru yang merupakan anggota keluarga besar mereka. Heru adalah kakak dari Jonathan. Mereka meminta keluarga Jonathan untuk datang makan malam di rumah utama keluarga.
"Besok kita diundang makan malam di rumah kakek, papa mau semua hadir ya." kata Jonathan.
"Pasti tante Salma sama Om Heru mau ngerendahin kita lagi kan pa? Apalagi sekarang keadaan perusahaan yang kayak gini." kata Hanggara.
Jonathan tidak bisa menyangkal itu karena memang itu yang sering terjadi dan dia bisa duga kalau akan terjadi lebih parah kali ini.
"Tapi kita harus dateng. Kalau enggak, mereka pasti makin ngerendahin kita." kata Jonathan yang membuat semua orang menghela nafas malas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Haven Arion | Watanabe Haruto
Fiction généraleHaven Arion dan bagaimana dia menjaga nama itu.