Author POV
Saat ini Haven dan Jovan duduk di Sofa ruang tengah berdua, untuk pertama kalinya sejak mereka menjadi saudara.
"Ven menurut lo itu orang iseng doang apa orang yang emang berniat celakain kita?" tanya Jovan.
Ini pertama kalinya dia menerima hal seperti ini, rasanya takut dan dia merasa tidak tenang.
"Effortnya terlalu gede kalau cuma sekedar iseng Van. Kemarin malem juga ada orang di basement ngeliatin gue terus. Gue kira itu cuma orang gak ada kerjaan yang kebetulan tinggal disini. Tapi tadi sebelum orang asing itu kirim foto kak Jerico, dia kirim foto gue lagi di basement yang kayaknya diambil tadi malem."
"Anjing! siapa sih orangnya?" tanya Jovan
"Gue juga gak tau." Kata Haven, memang teror yang sebelumnya itu dari Om Heru tapi untuk yang sekarang dia tidak tau pasti siapa orangnya, jadi dia tidak bilang apa-apa.
Saat mereka masih sibuk memikirkan kemungkinan siapa yang melakukan ini, bel apartment berbunyi, Haven langsung bangun untuk membuka pintu.
Saat Haven membuka pintu, ada petugas Diamond Palace yang memberikan box paket, katanya untuk Jovan, namun tidak ada nama pengirimnya.
Tadinya Haven ragu untuk menerima paketnya mengingat apa yang terjadi saat terakhir dia menerima paket tanpa nama.Tapi ini untuk Jovan jadi dia tidak berhak untuk menolak paketnya.
"Van ada paket buat lo, tapi gak ada nama pengirimnya." kata Haven
"Gue gak ngerasa punya paket."
"Gue buang aja ya, soanya gue juga pernah dapet. Isinya foto gue diisi darah." kata Haven
Jovan merinding mendengar itu, tapi dia terlalu penasaran. Dia ingin tau apa isinya.
"Gue buka aja, gue penasaran isinya apa." Kata Jovan lalu mengambil paket itu dari tangan Haven.
Saat Jovan membukanya, isinya bukan foto berisi darah seperti yang dia fikirkan. Namun Foto keluarganya saat pernikahan Jonathan dan Arin yang diisi dengan kelopak mawar berwarna hitam dan juga tanah. Tidak menakutkan namun jelas membuatnya merinding. Mawar hitam melambangkan duka, tentu saja Jovan mengerti maksudnya apa. Jovan mengambil fotonya, itu buka foto yang diambil oleh fotografer melainkan foto yang diambil dari sisi kiri yang artinya itu diambil oleh tamu undangan. Tapi siapa?
Haven melihat itu dan menyadari kalau di belakang fotonya ada tulisan, dia lalu membalik foto yang masih ada di tangan Jovan.
'Sedikit lagi, kalian bisa menaburkan ini di atas makam salah satu dari kalian, atau mungkin dua, atau justru semua.'
"Sh*t." Umpat Haven.
Haven lalu mengambil foto itu dan memasukannya ke dalam kotak lalu membawa kotaknya turun ke reception Diamond Palace. Jovan melihat itu langsung mengikuti Haven.
Sampai di bawah Haven langsung ke reception dan menaruh kotak itu di atas counter.
"Permisi kak, saya Haven Arion, Unit 305. Kak, saya nggak mau ada paket yang dianter ke kamar saya tanpa konfirmasi dari saya. Dan tolong jangan terima paket apapun kalau nggak ada nama pengirimnya, kalaupun ada tolong konfirmasi ke saya dulu itu paket saya atau bukan."
"Baik. Akan kami catat. Maaf sebelumnya apa ada masalah dengan paketnya?"
"Ini udah berkali-kali saya terima paket yang isinya teror kak. Jadi tolong jangan terima paket apapun dan saya juga nggak mau terima tamu siapapun tanpa ada janji atau konfirmasi sebelumnya."
"Baik, akan kami pastikan tidak ada paket yang dikirim tanpa konfirmasi ataupun tamu tanpa konfirmasi lebih dulu."
"Terimakasih banyak kak."
KAMU SEDANG MEMBACA
Haven Arion | Watanabe Haruto
General FictionHaven Arion dan bagaimana dia menjaga nama itu.