[5] KAK DEWA NGESELIN!

3.6K 101 13
                                    




Hari itu, Arka mengantar gadis itu pulang sampai ke rumahnya.

"Stop, stop, stop!" Dara menepuk-nepuk pundak Arka agar segera memberhentikan motornya.

Arka memberhentikan motornya, tepat di depan gerbang sebuah rumah yang cukup besar. Gaya arsitekturnya dapat terlihat melalui gerbang.

"Ini rumahnya?" tanya Arka sambil melihat bangunan rumah dengan desain modern disertai teras dan balkon yang luas. Itu benar rumah gadis itu.

"Hm." Dara menggumam singkat. Gadis itu turun dari motor Arka.

"Makasih, Kak."

"Iya, sama-sama." Balas Arka lembut.

"Lututnya diobatin. Dibersihin dulu biar gak infeksi." Ucap Arka mengingati.

"Iya, gue tau. Btw siapa yang nyuruh lo nganterin gue?"

"Eras."

"Kenapa?"

"Gatau, tanya aja sama orangnya. Punya kontaknya, kan?"

Heh? Kok tau?

"Ck, tuh anak girang banget waktu dapet nomor lo." Tambah Arka.

"Siapa? Gue?"

"Heem. Btw lo gausah pusing mikirin sekolah. Hari ini udah pasti libur. Anak-anak di sekolah juga disuruh pulang." Kata Arka.

"Kok gitu?"

"Setiap ada tawuran, sekolah udah pasti ngeliburin. Soalnya guru-guru sama staff juga pada takut."

"Oh gitu, jadi sekolah kita sering tawuran? Kayak tadi misalnya," tanya Dara penasaran. Lumayan buat jaga-jaga kalau misalnya ada tawuran lagi, kan?

"Enggak juga, tapi tenang aja. Selama ada gue, sekolah kita dijamin aman!" seru Arka sambil menepuk dadanya bangga.

Dara menaikkan satu alisnya, meragukan pengakuan cowok tampan yang barusan nganterin dia pulang.

"E-eh, maksudnya gue dan kawan-kawan ..." sambung Arka menyadari tatapan aneh dari gadis itu.

"Yaudah, pulang sana, Kak." Usir Dara yang mengejutkan pria dengan Hoodie coklat muda di depannya.

"Ngusir?" Arka sedikit terkejut.

"Emang ada perlu lebih lagi?" balas Dara lagi.

"E-enggak, sih ..." Arka menggaruk-garuk tengkuknya bingung.

Iya sih gaada, beuh, gila. Baru kali ini nemu cewek yang kalo pamitan ngusir orang. Ini cewek atau bukan ya?

"Kenapa, Kak?"

"Oh, enggak-enggak ..."

"Hmm ..."

"Yaudah, gue pamit, btw kenalin gue Arka."

"Dara."

Tin!

"Hati-hati, Kak!" final Dara melihat Arka melajukan motornya.

Tepat setelahnya, Bi Intan keluar menghampiri anak perempuan dari majikannya tersebut.

"Euleuh ... euleuh ..."

"Saha éta, Non? Kasep pisan euy!"

"Oh, itu tadi, Kakak kelas aku, Bi."

"Ohhh ... kirain Bibi teh pacarnya Non Dara, salah atuh Bibi nyak?"

Dara tersenyum tipis, "bukan, Bi."

ARDERAS [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang