[56] GALEN YANG MENYEBALKAN

1.3K 53 3
                                    

HAI ALL! SEMANGAT PUASANYA BAGI YANG MENJALANKAN~🤍



Sejak tadi, Dara menggonta-ganti saluran televisi sambil duduk di atas sofa dan menopang dagunya. Gadis itu terlihat bosan, apalagi handphone-Nya masih disita. Acara televisi juga tidak ada yang menarik untuk ia tonton.

Hap

Gelap seketika. Begitu telapak tangan yang terasa lembut dan wangi menutup kedua mata Dara.

"Siapa?" lirih Dara sambil melepaskan tangan yang menutupi kedua matanya.

Gubrakk

Mengejutkan. Arderas tiba-tiba melompat dari belakang sofa kemudian duduk di sebelah Dara. Tangan kekar itu merebut remot yang dipegang Dara kemudian menekan tombol on/off. Setelahnya ia letakkan remot itu di atas meja.

"Kok dimatiin?" tanya Dara bingung. Tak menjawab pertanyaan gadis itu, Eras malah merebahkan tubuhnya di sofa dengan menjadikan paha Dara sebagai bantalannya. Ia menatap sekilas wajah gadis itu dari bawah sebelum akhirnya memejamkan matanya.

"Ngantuk," lirihnya seraya menyamankan posisinya.

"Berat," ucap Dara jujur. Namun, disisi lain ia menyadari bahwa laki-laki itu benar-benar tampan. Nyata. Bahkan saat ia memejamkan matanya seperti ini. Sungguh definisi tidur pun tetep ganteng. Oh, shit, kemana saja ia baru menyadari hal ini?

Tuk

Dara terkesiap sewaktu keningnya di ketuk pelan oleh Arderas. "Lo lebih berat ya, Nek."

"Cih, sok tau." Balas Dara.

"Lo belum jawab pertanyaan gue," ucapnya tiba-tiba sambil membuka kedua matanya perlahan, kemudian ia menatap intens wajah simetris milik gadis itu.

Dara menunduk, melihat wajah cowok itu yang saat ini memandangnya dengan tatapan tak biasa. "Pertanyaan? Yang mana?"

"Tadi siapa? Motor sport merah sama hijau." Cowok itu kembali membahas masalah tadi sore.

"Dibilang selingkuhan gue, gak percaya." Dara memikirkan matang-matang jika harus menjawab yang sebenarnya siapa mereka. Khawatir memancing amarah sang suami kemudian terlibat masalah dan pertengkaran lagi. Ayolah, Dara hanya ingin hidup tenang dan malas berurusan dengan mereka yang tidak penting menurutnya. Namun, ia juga yakin, cepat atau lambat, entah dia atau orang lain yang memberitahunya, Arderas pasti akan tahu. Ia yakin itu.

"Satu-satunya yang gue akuin selingkuhan lo cuma cowok K-pop lo itu. Selain itu gak ada." Tekan Arderas.

"Kalo itu, lo yang selingkuhannya," timpal Dara dengan muka judes.

"Jujur aja, Ra," titah Arderas.

"For what?" Dara bertanya balik.

"Dari jauh, sebelum gue sampe aja udah keliatan lo bogem salah satu dari mereka, yakan? Lo gak bakal ngelakuin itu, kalo mereka gak macem-macem sama lo," ungkap Arderas.

"Lo ..., gak di apa-apain sama mereka, kan?" lanjutnya sambil menatap cemas.

"Nanti kalo gue jujur, lo berantem lagi, males."

"Itu kan udah sehari-hari, jangan heran," kata cowok itu kemudian tersenyum kecil.

"Emang lo gak capek berantem mulu? Gue aja capek, males, gak penting."

"Enggak."

"Minggir deh, berat kepala lo, kayak beton." Ucap gadis itu dengan santainya.

"Sembarangan, enggak ah, gue mau tidur." Balasnya.

ARDERAS [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang