Vote & comment nya jangan lupaaaa🌝😼
Malamnya ...
"Dara mana sih? Gak muncul juga daritadi, gue chat juga gak dibales," ucap Abel.
"Eh, lo kok masih disini, Bel? Ayo baris disana,", ajak salah satu temannya.
"Lo duluan aja, gue masih nungguin Dara. Paling bentar lagi dateng," balas Abel.
"Oh yaudah kalo gitu, gue duluan ya?"
"Oh, iya!"
Lima menit kemudian, Dara belum juga menemui Abel disana, tiba-tiba ia merasa harus pergi ke kamar mandi saat itu juga.
"Aduh, gue pengen pipis lagi!" Karena tidak kuat menahan 'panggilan alamnya' Abel bergegas pergi ke kamar mandi.
Setelah Abel pergi ke kamar mandi, Dara bersama Clarice dan Isyana datang.
"Mana, Ra? Abelnya?" tanya Isyana.
"Harusnya disini, kita janjian disini, Sa."
"Eh, Dara? Nyari Abel, ya?" tanya salah satu teman sekelasnya juga, yang tadi juga sempat mengajak Abel ikut baris.
"Iya, kok lo tau?"
"Emmm, tadi Abel sih disini gue liat, tapi gak tau sekarang, kayaknya udah ke barisan duluan deh."
"Tadi Abel udah disini?"
"Heem, kayaknya udah nunggu lama deh, gue bolak-balik lewat sini hampir 3 kali dia masih aja disini tadi, sekarang gak tau kemana."
Plak!
Pukulan renyah dari Isyana kepada Clarice. "Lo sih! Kelamaan milih baju doang!"
"Apaan sih lo mukul-mukul! Suka-suka gue dong, lagian gue yang mau pake bajunya kan!"
"Ya harusnya dari siang atau gak sore tadi kek! Kan jadi bikin orang nunggu!"
"Perhatian! Bagi yang masih di dalam tenda atau belum ikut di barisan kelasnya, harap segera bergabung ke barisan, karena sebentar lagi kita akan berangkat!"
"Kayaknya Abel udah ke barisan duluan, mending kalian kesana juga, ini udah peringatan kedua kali dari panitia."
"Yaudah, guys, kita langsung ke barisan aja gimana? Gak ada yang ketinggalan, kan?" ajak Dara.
"Gak ada! Aman!"
"Lo gak baris juga?"
"Nanti gue nyusul kok, kalian bertiga duluan aja."
"Okey ..."
"Legaaaa ..."
"Kok sepi, ya?" Abel kebingungan melihat lokasi yang tadi ramai, sekarang sepi.
"Dara? Dara belum kesini? Jangan-jangan mereka udah berangkat, naik gunung."
Dengan posisi berdiri, Abel menyandarkan kepalanya pada pohon besar disebelahnya. Abel menangis lagi, ia berpikir Dara mengingkari janjinya. Abel kembali merasa ia tak lagi dibutuhkan dalam pertemanannya.
Ia meletakkan tas carrier yang cukup berat itu disebelahnya. Abel kemudian terduduk sambil menyandarkan punggungnya pada batang pohon.
"Lo sama aja, Ra. Ngapain lo ngerayu-rayu gue tadi kalau ujung-ujungnya lo gak peduli. Buat apa?!"
Gak lama setelahnya, salah seorang guru lewat dan melihat Abel yang lagi duduk sendirian.
"Loh, kamu kenapa duduk disini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ARDERAS [END]
Teen FictionIni tentang Arderas Keyvan Razhantara. Sang pewaris perusahaan sekaligus badboy di SMA Sastra Garuda. Ketua Carventous, memiliki paras bak pangeran surgawi, kisahnya mulai menarik saat kehadiran Dara sebagai murid baru yang cantik, tegas, dan selalu...