Meninggalkan tempat dimana Dara nekat melompat dari motor. Ujung-ujungnya gadis itu menyesali pilihannya. Arderas langsung melanjutkan perjalanan menuju rumah keluarganya.
Dara turun dari motor Arderas sambil melepas helmnya. "Kok kita kesini?" tanyanya.
"Papa yang nyuruh." Balas cowok itu yang baru saja turun dari motornya. Eras terdiam sesaat memandangi banyak mobil yang terparkir di halaman rumahnya yang terbilang luas itu. Eras sudah menduga, itu pasti mitra kerja papanya. Entah ada perlu apa mereka semua datang ke rumahnya.
"DARAAAA!!!!!"
Atensi mereka berdua teralihkan dengan seorang gadis yang tengah berlari ke arah mereka sambil tersenyum girang. Itu Aurel, yang barusan memanggil Dara dengan teriakan yang mungkin dapat terdengar sampai rumah tetangga.
Bruk
Tanpa basa-basi Aurel langsung meluk Dara secara brutal. Sampai-sampai pipi Dara harus kegencet sama kepalanya Aurel. Arderas tertawa pelan melihat Dara yang kelihatan engap karena harus tertekan oleh Aurel.
"Ape lo tawa-tawa?!" Aurel melempari adik laki-lakinya dengan tatapan tajam. Itu tatapan permusuhan antara dirinya dan Arderas sejak kecil, biasanya ia lakukan sebelum terjadi keributan diantara keduanya. Biasalah, adek kakak.
"Dih, geer lu." Timpal Eras.
"Oh, wait?! Your feet?! Kaki lo kenapa?" tanya Aurel.
"Gara-gara itu tuh!" Sudut mata gadis itu meruncing. Memberi kode dengan sebuah lirikan bola matanya terhadap cowok itu.
Arderas mengerutkan kedua alisnya, ia menunjuk dirinya sendiri, "hah? Gue?"
"OH! SI KUNYUK INI LAGI RUPANYA!"
Dara tersenyum jahil seraya membatin. "Mission complete! Hehehe ...."
"LO ITU BISA GAK SIH JADI COWOK LEMBUT DIKIT?!" bentak Aurel yang kini berdiri tepat di depan Arderas.
"Ck, boro-boro, lembut dikit langsung dituduh modus." Arderas menyindir balik.
Aurel yang lebih memihak Dara pun tak tanggung-tanggung menjewer telinga cowok itu sambil terus memarahinya. "LO APAIN AJA ADEK IPAR GUE HAH?! JANGAN-JANGAN LO SERING KASARIN DIA YA?! NGAKU LO!"
"Sampe kuping gue putus, gue doain lo di-kick
dari KK!" Arderas berdecit sambil menahan ngilu di telinganya yang sedang dijewer tanpa ampun oleh Aurel.Dara menjadi tidak tega juga melihat wajah serta telinga Eras sudah memerah menahan sakit. Walau gadis itu faktanya juga sempat menertawakan momen tersebut. Siapa sangka kelemahan cowok yang sekarang berstatus sebagai suaminya itu tak bisa berkutik jika berhadapan dengan Aurel, kakak perempuannya. Yang katanya galak itu.
Akhirnya aksi yang terbilang kejam menurut Arderas itu berhenti. Telinganya seolah mati rasa apalagi memerah dan panas sehabis dijewer. "Kejam lu, mirip kak Ros."
"Apa lu bilang?!"
Malas meladeni. Arderas tak membalas lagi.
"Ayok, Ra. Kita masuk," ajak Aurel sambil merangkul leher cewek itu.
"Dan, buat lo, udah ditungguin papa di ruang tamu. Mending buruan lo samperin sono," lanjut Aurel.
"Ada tamu? Ini mobil-mobil siapa sih?"
Aurel menggidikkan bahunya tanda tak tahu. Kemudian melangkah maju bersama Dara. Lima langkah selanjutnya, Dara menoleh ke belakang kemudian menjulurkan lidahnya, meledek Arderas yang masih berdiri di dekat motornya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARDERAS [END]
JugendliteraturIni tentang Arderas Keyvan Razhantara. Sang pewaris perusahaan sekaligus badboy di SMA Sastra Garuda. Ketua Carventous, memiliki paras bak pangeran surgawi, kisahnya mulai menarik saat kehadiran Dara sebagai murid baru yang cantik, tegas, dan selalu...