[41] HIKING?

1.5K 57 2
                                    

Besoknya, kegiatan mereka masih berlanjut. Untungnya tidak ada perkara yang menyebabkan kekacauan sejak pagi hingga siang hari tiba. Sampai akhirnya terdengar pengumuman yang begitu mendadak, disaat jam makan siang berlangsung.

Tes tes

"Selamat siang, anak-anak!"

"Siang, Pakk!"

"Makannya diterusin aja gapapa, iya, sambil dengerin saya ngomong, santai aja, oke?"

"Saya langsung ke intinya aja ya, oke, jadi nanti malam kita bakal hiking!"

"HAH?!"

"Yah, Pak! Kok dadakan banget sih!"

"Tau nih, Pak! Kenapa harus malem, kan gelap, takut tau!"

"Iya, Pak, tau gitu dari semalem aja infonya, biar tadi pagi kita udah hiking!"

"Kenapa gak besok pagi aja, Pak?"

"Iya, iya, saya tau ini mendadak, tapi kalau besok itu kan buat kalian free, bebas, jadi waktu turun gunung abis kalian liat Sunsilkㅡ"

"Sunrise, Pak! Bukan sunsilk!"

"Oh, iya, itu maksudnya!"

"Tapi perlengkapan kita gimana, Pak?"

"Tenang, tenang, kalian bawa aja yang kalian rasa perlu, misalnya body lotion, cemilan mungkin, terserah kalian, tidak usah banyak-banyak, nanti juga akan diberikan keperluan tambahan berupa obat-obatan dan lain sebagainya untuk jaga-jaga. Yang punya senter jangan lupa dibawa!"

"Oke, setelah selesai makan, kalian bisa gunakan waktunya untuk istirahat, yang mau tidur silakan tidur, biar nanti malam gak ngantuk, yekan?"

"Ye." Satu orang menjawab.

"Ya sudah, sampai sini ada pertanyaan?"

"Pak, kita berangkat jam berapa?"

"Jam delapan malam. Jangan lupa siapkan semuanya ya, kalau ada apa-apa segera kasih tau Bapak atau Ibu guru. Paham?"

"Pahammmm!"

"Baik, terimakasih atas perhatiannya, saya pamit undur diri."

ㅡㅡㅡ

Selesai makan, Dara lagi jalan-jalan sendirian sambil ngeliatin pepohonan rindang yang tumbuh di sekitarnya. Lumayan refreshing.

Tiba-tiba ia melihat Abel lagi duduk sendirian dan termenung di ayunan, Dara berniat menghampiri gadis itu. Yang entah mengapa tiba-tiba menjauh tanpa alasan yang jelas.

Srak

Sruk

Dengan cepat Dara berlari diatas tanah hutan yang lumayan becek dan berair, tidak peduli sepatunya kini penuh dengan tanah.

"Abel!"

Abel menoleh sekilas, lalu beranjak dari ayunan. Kendati, Dara berhasil menahan kepergian Abel, membuat gadis itu terduduk lagi di ayunan.

"Jangan pergi, please ..."

"Hm."

"Gue ada salah sama lo, ya?" tanya  Dara.

"Pikir aja sendiri."

"..."

Dara cuma garuk-garuk kepalanya bingung.

"To the point, lo kenapa akhir-akhir ini? Menjauh dari gue, dari Clarice, Isyana juga."

"Bukannya kalian yang ngebuang gue?"

ARDERAS [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang