[14] PASRAH

2K 70 0
                                    

Vomment nya jangan lupaa hehe🤩

Dara berjalan santai di koridor sambil melihat-lihat di sekitarnya. Hingga pandangannya terganggu dengan dua insan yang tengah bermesraan di dekat jendela.

Itu ...

Netranya mengamati kedua pasangan tersebut. Ah, lebih tepatnya si pria. Postur tubuh tinggi tegap, rambut hitam kecoklatan, almet seragam yang hanya ia anggurkan di tangannya. Tangan ramping namun penuh urat-urat menyembul itu dengan lihai menyelipkan helaian rambut panjang milik si gadis di belakang telinga.

Bibir merah muda alami itu tersenyum. Downturned eye berkedip menggoda.
Dada bidang, kaki jenjang, wajah tampan, sudah cukup mengategorikan dia nyata dan sempurna.
Lihat bagaimana caranya dia memikat, berkata manis, dan memanjakan.

"Dih, sinting tuh cewek, kok bisa-bisanya mau sama cowok kek dia? Gue si ogah!" gerutunya.

"Plis lahh, lo cantik, lo perfect, lo bahkan berhak dapet yang better than him!  Heran gue." Lanjutnya kesal sendiri.

Sringg!

Damn! Dia melihatnya. Gadis itu ketahuan sedang berdiri dan memantau mereka sejak tadi.

"Yang disana." Panggil Eras singkat. Ia memberi seringai miring.

"Mampus gue! Nih orang pake liat segala sih!"

Dara menoleh ke kanan dan ke kiri. Ia pura-pura bertanya, "G-gue??"

"Yes, you."

"Sok enggres, najis, eneg gue." Batin Dara tertutupi oleh senyum tipis.

"Kenapa?" tanya Dara malas.

"Kenalin, ini Karla." Eras merangkul cewek itu mesra. "Pacar gue." Lanjutnya sambil menaikkan alisnya sebelah.

"Trus?" Dara menjawab dengan cuek.

"Hai, salken, gue Karla, kelas 12 IPA 1." Ucap Karla sambil menyodorkan tangannya tuk mengajak Dara berjabat tangan.

"Gak nanya, sorry." 

"O-oh, hehe, iya ...." Karla bergidik merinding.

"Ck! Cewek sombong! Diajak kenalan aja sok jual mahal!" pekik Eras.

"Gue emang mahal kali." Balas Dara santai.

"Sayang, udah ihh, gak boleh ngatain orang kayak gitu." Tegur Karla sambil memeluk lengan Eras kala itu.

Daripada muntah disini mending gue cabut deh.

"Lo manggil gue cuma buat hal gak penting kek gini? Cih, bye!" ketus Dara. "Oh iya, buat lo, Karla. Gue cuma ingetin sih, hati-hati sama ni cowok, serem." Lanjutnya setelah itu beranjak pergi.

"What a strange girl!" umpat Eras gemas.

ㅡㅡㅡ

Sampai di kelasnya pun, Dara masih terbayang-bayang kejadian tadi. Jadi merinding.

"Ngape nih? Udah asem aja muka lo, masih pagi juga!" ujar Isyana sambil duduk di depan Dara.

ARDERAS [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang